Tibalah hari keberangkatan mereka ke Jepang, Dantae dan Suryeon menjadi pasangan kedua yang sampai di bandara setelah Yoon Chul dan Seo Jin. Berbeda dengan Dantae dan Suryeon yang masing-masing hanya berbekal satu koper dan satu tas punggung, pasangan menikah yang satu ini membawa empat buah koper di saat bersamaan.
"Apa kalian berencana pindahan atau bagaimana?"
Dantae menyengir melihat Yoon Chul yang menunjuk-nunjuk Seo Jin.
"Semua ibu-ibu memang repot. Menyenangkan melihat kekasihmu yang bisa meringkas banyak hal dalam satu koper," kata Yoon Chul membuat Seo Jin tersinggung.
Shim Suryeon lagi. Dantae maupun Yoon Chul terus mengelu-elukan Suryeon di hadapannya. Sangat menyebalkan.
"Semua wanita memiliki kebutuhannya masing-masing, Yoon Chul-ssi. Mungkin saja Seo Jin eonni memang harus membawa banyak hal," kata Suryeon pengertian terhadap Seo Jin. Semua perkataannya murni dan tulus.
Dantae menyuruh Suryeon duduk sambil menunggu yang lain, tidak akan ada satu asisten mereka yang ikut selama perjalanan seperti ini. Kalau bosnya berlibur, asistennya tentu saja boleh berlibur juga.
"Apa kau kedinginan?" tanya Dantae menyerahkan heat packnya pada Suryeon.
"Tidak juga, oppa. Tapi terima kasih."
Tepat di sebelah Dantae, Seo Jin duduk memperhatikan kedekatan mereka. Melihat tangan Dantae yang terdiam di kursi, Seo Jin perlahan menggenggamnya. Benar-benar terlihat seperti orang yang siap berselingkuh.
Sadar dengan sentuhan asing itu, Dantae segera menepis tangan Seo Jin. Dantae mengernyitkan dahi tidak suka dan marah terhadap perlakuan Seo Jin.
"Kenapa menatap istriku marah begitu, Dantae?"
Yoon Chul merangkul Seo Jin sembari memberikan kecupan di dahinya.
"Tidak apa-apa, hanya saja dia memukul tanganku tiba-tiba karena katanya tadi ada nyamuk."
Yoon Chul sudah tidak mendengarkan Dantae karena dia mulai mencium Seo Jin di depan umum. Sudah dibilang kalau ini pemandangan biasa bagi Dantae, tapi Suryeon belum terbiasa. Orang-orang berlalu lalang memperhatikan mereka.
"Kau mau juga?" tanya Dantae. Suryeon tentu saja menolak. Mengerikan sekali berciuman di depan umum dan menjadi bahan tontonan gratis semua orang di sana.
Dantae tertawa kecil, Suryeon tentu saja akan menolak. Akhirnya Dantae hanya menyerahkan teh hangat miliknya pada Suryeon kemudian merentangkan tangannya agar bisa merangkul pundak Suryeon dan membiarkan Suryeon bersandar.
"Aku sudah bilang padamu belum kalau kita akan satu kamar."
Suryeon mengangkat kepalanya. Satu kamar dengan Dantae kini sudah seperti menjadi suatu kebiasaan bagi Suryeon. Jadi mau disatukan kamarnya pun, Suryeon tidak masalah.
Dantae mulai mengecup puncak kepala Suryeon. Wangi dari rambutnya begitu menenangkan Dantae. Tapi tidak akan Dantae teruskan seperti Yoon Chul yang sampai sekarang belum berhenti.
Kalau Suryeon bisa maklum dengan bawaan Seo Jin dan Yoon Chul, entah bagaimana Suryeon harus berkata saat melihat istri dari Tae Gyu datang membawa empat koper seorang diri, di belakangnya Tae Gyu dengan dua koper.
"Kalian benar-benar seperti mau pindahan," komen Yoon Chul setelah ciumannya berhenti. Akhirnya berhenti.
"Ehei, fashion itu menjadi nomor satu ke depan. Selain itu kami juga menaruh beberapa alkohol di koper. Nanti kalian akan berterima kasih juga pada kami."
Go Sang Ah menatap Suryeon kagum tepat saat dia melihat Suryeon secara langsung.
"Aigoo, Suryeon, aku penggemar berat desain fashionmu. Ini bahkan baju merek Jakomo, Suryeon-ssi. Aku suka sekali semua hal yang berlabel Jakomo," seru Sang Ah semangat, dia bahkan memeluk Suryeon tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...