"Baiklah, oppa. Sampai bertemu kembali, tiga hari lagi aku akan ke kantormu untuk membahas mengenai toko Jakomo yang akan dibuka di Flower Field."
Suryeon melepaskan dirinya dari Dantae. Keduanya sedikit canggung sejak Dantae mengecup keningnya.
"Aku tidak akan pergi lagi, oppa."
Dantae mengangguk dan melepas Suryeon pergi. Tak lama setelah kepergian Suryeon, Jun Sang masuk.
"Tadi aku sempat mengobrol sebentar dengan asisten Lee sajangnim."
"Untuk apa memberitahuku hal seperti itu? Itu hakmu untuk berbicara dengannya."
Dantae merapihkan jasnya lalu berjalan keluar ruangan bersama dengan Jun Sang di belakangnya.
"Astaga, bukan itu. Tapi ini mengenai Shim sajang. Mengenai kepergian keluarganya, apa kau tidak penasaran?"
Langkah Dantae terhenti ketika Jun Sang menyebut nama Suryeon.
"Berita menyiarkan mengenai kemunduran perusahaannya. Aku yakin orang tua Suryeon lebih memilih ke luar negeri untuk menjauhi media."
"Anni. Ternyata ada beberapa hal yang selama ini belum kita ketahui."
Dantae dan Jun Sang kembali berbincang sembari melangkah menuju tempat di mana mobilnya berada.
"Apa sajangnim sudah tahu kalau perusahaan milik appa Shim Suryeon sajang yang 20 tahun lalu diberitakan bankrut, sebenarnya perusahaan itu adalah perusahaan Jakomo yang dipegang oleh Shim Suryeon, putrinya sendiri."
Ki Joon membalikkan badannya secara tiba-tiba dan hal itu membuat Junsang terkejut serta reflek mengerem sendiri langkahnya.
"Perusahaan itu? Perusahaan Jakomo? Kenapa appa tidak bilang mengenai perusahaan Jakomo padaku?"
"Baek Jong Il daepyonim ingin menyembunyikannya darimu. Dia ingin mengincar banyak keuntungan dari perusahaan Jakomo. Tapi entah bagaimana, perusahaan yang dikenal dengan pendapatan stabil itu mendadak gulung tikar."
Jun Sang membukakan pintu mobil belakang untuk Ki Joon. Lalu dia segera berlari menuju kursi pengemudi dan meninggalkan Flower Field Mall.
"Lalu apa lagi yang hyung ketahui?"
"Mereka pergi ke Amerika. Bukan menghindari media atau pun hutang. Mereka menghindari bahaya lain yang bisa mengancam keselamatan mereka."
"Apa itu?"
"Itu... aku masih kurang tahu. Shim sajangnim keluar sehingga percakapan kami terhenti sampai di sana."
Dantae menghela nafas, sedikit kecewa karena masih ada beberapa hal yang belum ia ketahui.
Dantae menatap jendela luar. Udara semakin dingin sekarang mengingat mereka sudah memasuki bulan terakhir tahun ini. Sayang, salju yang Dantae nantikan tak kunjung turun.
"Dua puluh tahun... aku tidak sebodoh ini untuk tidak mengetahui beberapa hal," Dantae bergumam dengan sebuah senyuman penuh arti di wajahnya.
"Sajangnim, aku menyetir tanpa tahu kita mau ke mana."
Astaga, Dantae sadar, jalanan yang sedari tadi ia perhatikan hanya jalan seputaran Flowerfield Mall.
"Antarkan aku ke tempat eomma. Aku ingin menyapanya."
"Tentu sajangnim."
Jun Sang segera memasukkan alamat pada alat navigasi kemudian meluncur ke tempat di mana ibu Dantae beristirahat.
Memakan waktu kurang lebih satu jam hingga Suryeon menginjakkan kakinya di tempat ini. Minimal satu bulan sekali Dantae pasti berkunjung dengan sebuket bunga di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...