Dantae masih sibuk melihat-lihat berkas penjualan, sudah empat hari Dantae mengerjakan semua berkas JK Holdings. Pagi ini Dantae tidak lupa menelepon Yoon Seo. Putrinya sudah tidak lagi marah dengan Dantae. Perjanjian kemarin juga sudah dihapuskan oleh Yoon Seo.
"Hyung, apa malam ini ada rapat?"
Dantae pindah duduk ke sofa di mana Jun Sang sedang membaca laporan yang sudah mereka benarkan selama ini.
"Tidak ada. Mereka tidak mau sering-sering rapat sejak kau mengadakan rapat sejak kau menarahi mereka habis-habisan."
"Aku marah karena mereka tidak becus mengerjakan tugas-tugasnya. Itu membuatku sangat kesal."
"Aku tidak pernah melihatmu semarah itu. Seperti gunung volkano yang akhirnya meledak. Apa ada masalah?"
Dantae menghela nafas, jari-jemarinya memijat pelipis. Akhir-akhir ini memang banyak yang cukup mengganggu pikiran dan perasaan Dantae. Berada jauh dari keluarganya membuat Dantae tidak bisa beraktivitas dengan tenang.
"Nee, aku merasa.... jauh dari Suryeon dan anak-anak."
Jun Sang menepuk pundak Dantae, "Yah aku juga sering merasa seperti itu. Terlebih kalau jauh dari istri. Rasanya tidur sangat tidak nyenyak."
"Itu dia masalahnya hyung. Aku tidak bisa tidur kalau tidak memeluk Suryeon. Bahkan aku juga tidak mencium Suryeon untuk waktu yang lama."
Jun Sang dan Dantae menghela nafas bersamaan. Mereka berdua memiliki masalah yang serupa.
"Hyung apa bulan madumu dulu menyenangkan?"
"Tentu saja. Kau harus ke Maldives juga. Pesanlah hotel di daerah laut. Istriku langsung jatuh cinta dengan pandangan laut di sana. Bisa tiga hari penuh kami terus berada di kamar..."
Mata Dantae berbinar. Pembicaraannya semakin menarik begitu Jun Sang mengangkat masalah kamar.
"Mungkin kalau kau bisa berhasil mengunci Suryeon selama satu minggu di sana. Kau lebih mengenal luas hal-hal romantis dan erotis daripadaku."
Dantae berdehem, "Erotis apanya."
"Di hotel itu aku dengar kau menggila. Beberapa pegawai hotel mengira kalau kau sedang menyiksa seseorang."
"Para pegawai hotel mendengar?"
"Teriakan kalian benar-benar menggelegar sepertinya."
Dantae jadi malu. Dia pasti tidak akan kembali bersama Suryeon ke hotel itu lagi.
"Oh iya, untuk apa kau menanyakan mengenai masalah rapat?"
"Aku mau beres-beres dan pulang ke Korea," kata Dantae santai. Dirinya begitu tenang karena pekerjaan di Jepang sudah terselesaikan sembilan puluh persen dari beberapa hari sebelumnya.
"Kau gila? Mana bisa seenaknya pulang begitu."
"Sampaikan pada semua karyawan kalau aku minta maaf karena sempat memerahi mereka dan sekarang aku harus pergi karena urusan mendesak."
Dantae memakai jas dan dasinya kembali sembari membiarkan Jun Sang sibuk menelepon ke sana kemari menelepon berita kepulangan Dantae.
"Jangan beritahu Suryeon kalau aku akan pulang. Aku akan pesan pesawat untuk malam ini. Hyung bersiaplah dan kita akan bertemu di pesawat."
Dantae berjalan kaki keluar dari perusahaannya. Tidak langsung kembali ke hotel, Dantae mampir sebentar ke toko yang khusus menjual mainan untuk anak-anak.
Mengingat pembicaraan mereka beberapa hari lalu, Eun Soo terus membicarakan motor-motoran dan robot sedangkan Yoon Seo yang sangat heboh menunjukkan buku mewarnainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...