"Ha Eun Byeol, lahir pada tanggal 27 September 2020 pukul tiga siang lewat enam belas menit. Dengan berat 3,10 kilogram dan panjang 51 centi. Dia terlahir dengan sehat. Selamat tuan Ha dan nyonya Cheon."
Bayi mungil yang dinamakan Eun Byeol itu menyapa ayahnya terlebih dahulu. Sang ibu, Seo Jin masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang pasien.
"Eun Byeol, hari ini eomma menjadi seorang pahlawan loh. Dia sudah berdamai dengan masa lalunya dan menolong orang yang dulu ia anggap sebagai musuh. Tolong datang ke mimpi eomma dan bilang kalau Eun Byeol sedang mengobrol dengan appa. Beritahu juga pada eomma betapa appa berterima kasih karena sudah bertahan untuk kita."
Eun Byeol yang ada dalam gendongan Yoon Chul menggeliat kecil. Tidak berani menggendong Eun Byeol terlalu lama, Yoon Chul menaruh kembali putrinya pada box bayi.
Tok tok tok
"Silahkan masuk," sahut Yoon Chul mendengar suara pintu yang diketuk.
"Suryeon tidak sabaran dan ingin segera melihat Eun Byeol," cibir Dantae kesal. Dia mendorong kursi roda di hadapannya. Kepala Suryeon dililit perban dan wanita itu menggunakan baju rumah sakit yang sama seperti Seo Jin.
"Suryeon bagaimana kondisimu? Apa ada luka serius?" tanya Yoon Chul.
"Aku tidak apa-apa dibandingkan Seo Jin eonni. Apa kondisi eonni baik-baik saja? Tadi eonni menyelamatkanku, aku tidak mengira kalau eonni yang tertabrak."
"Kondisimu juga parah sayang, kepalamu sempat berdarah. Sekarang dokter Yuri meminta agar kau tinggal di rumah sakit jika ada apa-apa. Kau tidak tahu betapa takutnya aku," kata Dantae jengkel karena Suryeon malah lebih memperhatikan orang lain dibandingkan kondisi dirinya sendiri.
"Jadi namanya Ha Eun Byeol? Dia cantik sekali," puji Suryeon melihat Eun Byeol yang tertidur dalam box bayi.
"Bukankah rencana kalian melahirkan masih satu bulan lagi? Untuk apa dokter Yuri menahan Suryeon lama-lama di sini?"
"Dokter Yuri hanya ingin melihat untuk beberapa hari ke depan saja. Kalau tidak ada masalah, kami juga akan menunggu di rumah," ucap Dantae sembari memberikan hadiah untuk Eun Byeol.
Suryeon melihat bingkisan itu, Dantae membelinya sendiri tanpa Suryeon.
"Popok?" kata Suryeon dan Yoon Chul bersamaan.
"Eoh, aku ke toko dekat rumah sakit tadi untuk membelinya."
Dantae menarik kursi roda Suryeon, kunjungan singkat ini harus diakhiri agar Suryeon bisa beristirahat.
"Kami pamit dulu, Yoon Chul. Istriku juga harus beristirahat."
"Aku juga pamit, oppa. Maaf karena menyebabkan kekacauan ini."
"Tentu. Terima kasih atas kunjungannya. Tidak apa-apa Suryeon, ini bukan kesalahanmu juga."
Suryeon duduk di kursi rodanya, sesekali menengadah untuk melihat wajah Dantae. Dia ingin berbicara tapi takut salah kata.
"Katakan saja. Aku tidak menggigit."
Suryeon terkekeh, dia melihat jarum infus yang ada di tangannya kemudian melihat jalanan di depannya yang penuh dengan sister yang bolak-balik keluar masuk ruangan.
"Yang menabrakku dan Seo Jin eonni tadi, apa itu salah satu hal yang Baek Jong Il lakukan?"
Dantae melakukan pengereman mendadak, untung saja Suryeon tidak sampai terjatuh karena Dantae juga mendorong kursi rodanya dengan santai ke arah taman.
"Eoh, maaf karena aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku tidak tahu kalau Jong Il bisa melakukan hal ini, padahal aku sudah melarang siapa pun mengunjungi Baek Jong Il di penjara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...