42.

377 21 1
                                    

Flashback on

"Oppa, apa ada kabar baik? Sedari tadi kau tersenyum sendiri terus?" tanya Suryeon sambil mengelus pipi Dantae.

Dantae meraih pergelangan tangan Suryeon dan mengecupnya. "Kau kembali ke sini adalah kabar yang terbaik."

"Oppa, sudah sejak lama aku kembali dan kau masih terus-terusan mengatakan itu."

"Aku tidak pernah bosan menyebut dirimu dalam setiap kalimatku."

Dantae mengecup pipi Suryeon, kemudian kedua matanya, lalu ujung hidungnya, hingga terakhir di lehernya.

"Aku merindukanmu, oppa."

Dantae tersenyum. Begini cara Suryeon menggodanya di pagi hari sebelum berangkat kerja. Kalau Suryeon sudah mendekat seperti ini mana mau Dantae pergi begitu saja.

"Aku yang paling merindukanmu selama ini. Tidak melihatmu sebentar saja sudah membuatku gila."

"Jangan berlebihan oppa." Suryeon mengalungkan tangannya di leher Dantae, memberi senyum menggoda.

"Aku ingin mencintaimu dengan cara yang berlebihan itu."

Suryeon tersipu malu tapi tetap sanggup untuk memberikan ciuman kepada Dantae. Di tengah ciuman itu mereka sama-sama menyunggingkan senyum. Lalu ciumannya semakin liar saat Dantae lebih dominan dan....

Tringgg tringgg tringgg

Dantae terbangun. Sial semua keromantisan itu hanya mimpinya saja.

Nama 'Kim Publae' tertulis di layar ponselnya. Semalaman pekerjaan yang menumpuk menunda dirinya untuk menyambut kasur di rumah. Dan pagi hari Publae, asisten kedua tentu saja di bawah Jun Sang menelepon Dantae. Lebih tepatnya dia yang akan melakukan hal yang tidak akan sanggup dilakukan oleh Jun Sang. Apa sekarang istilahnya? Pekerjaan kotor?

Dantae memperbaiki letak kacamatanya kemudian mengangkat telepon dengan kesal. Berani-beraninya dia mengacaukan mimpi pagi Dantae.

"Sejak kapan? Kau tidak lapor padaku. Cepat beritahu aku, apa kau menemukan Suryeon atau tidak!?"

Sudah tiga hari dan tidak ada laporan sama sekali dari Publae membuat Dantae kesal.

Publae yang ketakutan langsung mematikan sambungan teleponnya dan menuju ke JK Holding sebelum sajangnimnya itu meledak. Padahal dia baru mau memberitahu sebuah hal penting pada Dantae, mendengar nada yang sangat amat tidak ramah itu membiat Publae memutuskan bahwa akan lebih baik berbicara langsung.

"Aaarrrghhh!!" Dantae membanting semua barang yang ada di meja. Berani-beraninya Publae mematikan panggilan telepon itu.

"Jun Sang hyung! Jun Sang-ssi, masuk!!"

Jun Sang berlari masuk setelah mendengar teriakan singa jantan itu. Sudah pasti moodnya sangat hancur dan siap untuk menerkam siapapun.

"Bawa Kim Publae ke hadapanku! Hidup ataupun mati bawa saja dia ke hadapanku."

"Nee sajangnim."

"Bagaimana dengan hal yang aku minta?"

Setelah menetralkan pikirannya, Dantae kembali bersikap profesional mengenai pekerjaan.

"Ada perusahaan baru dari Amerika sudah mulai masuk ke Korea."

"Spesifiknya?"

"Perusahan itu berkecimpung di bidang pakaian hasil rancangan sendiri. Nama perusahaannya Jakomo."

"Jakomo?"

Kim Publae berlari masuk sembari merapikan jasnya. Setelah melakukan penerbangan beberapa jam lalu. Dia benar-benar meninggalkan istrinya sendiri demi Dantae. Lebih tepatnya demi dirinya sendiri, dia bisa habis menjadi mangsa kalau sampai Dantae tidak melihatnya hari ini.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang