80.

513 32 5
                                    

Dantae dan Suryeon tersenyum bahagia setelah keduanya kini diresmikan menjadi sepasang suami istri yang sah secara hukum.

"Sekarang kau harus mengganti cara memanggil namaku."

Satu tangan Dantae digunakan untuk menyetir sedangkan yang satunya lagi menggenggam tangan Suryeon.

"Oppa ingin aku panggil seperti apa? Eun Soo dan Yoon Seo appa?"

"Tentu saja dengan yeobo. Kau harus memanggilku begitu."

"Oppa juga harus memanggilku dengan yeobo, bukankah begitu?"

"Aku lebih suka memanggilmu dengan nama atau... sayang. Aku suka kedua itu."

"Kau curang, oppa."

"Baiklah kita akan sama-sama mencoba menggunakan panggilan yeobo, tapi kalau lebih nyaman dengan panggilan sayang yang biasa, ya sudah."

"Apanya yang panggilan sayang, oppa? Kalau berbicata dengan laki-laki yang lebih tua tentu saja aku harus memanggil dengan sebutan, oppa."

"Suryeon, jangan rusak suasana romantis yang susah payah aku ciptakan."

Dantae mengambil arah yang lebih memutar, bukan mendekati Hera Palace, tapi lebih mengarah ke Flower Field Mall.

"Ada yang harus kau urus, oppa?"

"Hm. Ini sangat penting. Tidak bisa ditunda juga. Kau tidak apa-apa 'kan?" Dantae mengarahkan tangannya pada perut Suryeon, kembali menyapa si kembar di dalam sana.

"Aku baik-baik saja, oppa."

Mobil diparkirkan begitu saja di depan pintu masuk. Anehnya saat Suryeon turun dari mobil, suasana begitu sepi. Tidak ada pengunjung sama sekali. Pekerja juga tidak ada yang menjaga di pintu atau terlihat di lantai dasar.

Suryeon melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam mall, tapi suara Dantae menghentikan langkahnya.

"Bukan ke sana," kata Dantae singkat kemudian menarik Suryeon menuju taman bunga di sana.

Seperti yang sudah Dantae janjikan, ada delapan bunga berbeda di taman itu. Di tengah-tengah taman ada sebuah spot kosong. Biasanya itu digunakan oleh para pengunjung untuk berfoto, tapi kini kursi untuk mereka duduk sudah tidak ada. Diganti dengan sebuah tirai putih sederhana bertuliskan Will You Marry Me?

"O-oppa..." cicit Suryeon terkejut melihat persiapan ini. Bahkan Dantae juga sudah membawa sebuket bunga entah kapan dia menyediakannya.

Dantae menyerahkan bunga itu pada Ii Ah. Tidak bertekuk lutut, Dantae hanya menggenggam sebelah tangan Suryeon. Dikeluarkannya sebuah kotak dari dalam saku celananya.

Tanpa membuka tutupnya, Dantae menatap Suryeon tepat di matanya,

"Menikahlah denganku."

Saat itu juga mata Suryeon kembali berair. Perasaannya membuncah begitu bahagia mendengar dua kata itu keluar dari mulut Dantae. Sepertinya si kembar juga tahu bagaimana perasaan kedua orang tuanya karena Suryeon merasakan sedikit pergerakan di dalam sana.

"Kau tidak akan menjawab lagi? Kali ini aku harus dengar langsung dari mulutmu kata iya itu."

"Iya, oppa."

"Iya apa?" tanya Dantae menggoda Suryeon yang masih menangis.

Tangan yang merangkul buket bunga itu sibuk digunakan untuk menyeka air mata. Meski matanya memerah karena menangis, bibir Suryeon tersenyum merekah.

"Aku mau menikah denganmu, oppa."

Dantae barulah membuka kotak itu. Cincin pernikahan milik Suryeon dan Dantae ada di sana. Suryeon baru sadar kalau Dantae sudah tidak menggunakan cincin itu lagi, padahal saat di pesawat cincin itu masih ada di jari Dantae.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang