Akhirnya Dantae menapakkan kaki di pulau Jeju. Setelah bertahun-tahun dirinya sibuk di Seoul, Dantae bisa rehat sejenak di tempat ini.
"Kita langsung ke hotel saja. Eun Soo dan Yoon Seo sudah tidur."
Penerbangan yang Dantae pilih adalah saat malam hari dan penerbangan dari Seoul ke Jeju tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Alhasil penerbangan itu pas dengan jam tidur Eun Soo dan Yoon Seo.
Jun Sang yang sudah tiba dengan Boa dan juga istrinya, pergi dengan mobil terpisah ke hotel. Publae yang meninggalkan istrinya di Seoul menjadi supir pribadi Dantae.
"Apa Shim abeonim ada di kamarnya?" tanya Dantae pada Publae setekah selesai menaruh Eun Soo dan Yoon Seo pada box bayi yang disediakan pihak hotel.
Kamar VIP, tamu VIP, tentu saja pelayanan yang diberikan juga harus berbeda. Dantae sudah menyewa satu hotel ini untuk beberapa hari ke depan.
"Ada, beliau baru saja kembali setelah menikmati makan malam di salah satu restoran seafood di dekat hotel."
"Kalau begitu, tolong jaga anak-anakku sebentar, hyung. Aku akan ke kemar abeonim."
Bel kamar Ha Jun dipencet. Seorang laki-laki dengan kemeja berwarna orange dan celana pendek keluar. Terkihat senyum bahagia di wajahnya.
"Menantuku, Dantae, apa gerangan kau mengunjungiku malam-malam seperti ini?"
"Abeonim, kau minum?"
"Hanya sedikit. Tolong jangan beritahu Suryeon. Putriku akan mengomel kalau tahu appa nya minum."
"Apa ada masalah abeonim?"
"Kau tahu, masalah selalu ada. Yah, aku hanya sedang ingin minum saja. Ayo masuk."
Dantae masuk ke dalam kamar Ha Jun. Kondisinya masih rapih karena siangnya sudah dibersihkan oleh para petugas hotel. Hanya ada beberapa makanan ringan yang sepertinya dibeli Ha Jun dari perjalanan ke sini.
"Aku membawakan jas untuk abeonim. Semoga abeonim suka."
Dantae menyerahkan jas baru yang masih dibungkus rapih. Lengkap dengan kemeja, dasi, dan sepatunya.
"Padahal aku bisa menggunakan milikku sendiri. Kau tidak perlu repot seperti ini."
Ha Jun membuka plastik itu, jas merek Jakomo ada di baliknya.
"Aku tidak menyangka akan menggunakan produkku sendiri. Ah, sekarang sudah menjadi milik putriku," kata Ha Jun menatap bangga jas di hadapannya.
"Abeonim, aku ingin meminta tolong..."
"Minta tolong? Katakan saja."
Dantae menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sedikit malu untuk memintanya secara langsung seperti ini.
"Besok saat Suryeon datang, bisakah abeonim yang menggenggam tangannya? Berjalan bersama Suryeon di sepanjang karpet merah yang nanti disediakan."
"Kau tidak perlu meminta untuk itu. Tentu saja aku yang akan menyerahkannya padamu."
"Terima kasih abeonim."
"Tidak. Aku lah yang berterima kasih karena kau selalu menjaga Suryeon dan cucu-cucuku."
Menantu dan ayah mertua itu berbagi pelukan hangat sebelum akhirnya Dantae pamit kembali ke kamar karena sedikit khawatir dengan Eun Soo dan Yoon Seo.
"Anak-anak, appa mandi dulu ya. Kalian tetap tidurlah dengan tenang."
Dantae mencium pipi Eun Soo dan Yoon Seo bergantian. Keduanya hanya menggeliat kecil namun tetap tertidur pulas.
Saat Dantae membuka hoodie beserta kaosnya, Suryeon melakukan panggilan telepon. Sempat panik sebentar sebelum akhirnya dia memilih untuk mengangkat telepon Suryeon di kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...