110. ⚠️

935 30 0
                                    

⚠️ M ⚠️

Angin berhembus meniup rambut-rambut Suryeon yang tak lagi mengenakan topi. Tidak terlalu kencang, tapi cukup untuk menerbangkan topi pantainya. Kalau kalain penasaran soal baju Suryeon, akhirnya Dantae mengizinkan Suryeon keluar dengan bra dan jubah mandinya.

"Katanya tempat ini memang sepi pengunjung, tapi aku tidak tahu kalau pantainya sesepi ini."

Suryeon mengeratkan genggaman jarinya pada Dantae. Mereka berdua masih berjalan di pinggir pantai, membiarkan kaki mereka terkena air laut. Hingga akhirnya Dantae tiba-tiba saja menarik Suryeon mendekat.

"Oppa, hari ini jangan masuk ke dalam air atau kita akan membuat seluruh isi tasnya basah."

Tas jinjing warna hitam milik Suryeon diangkat oleh Dantae. Hampir lupa sedari tadi dia membawa tas itu ke mana-mana. Isinya adalah barang yang akan mereka butuhkan nanti. Suryeon ingin menggelar tikar dan piknik kecil-kecilan bersama Dantae.

"Kita gelar sekarang saja kalau begitu."

Dantae berlari lebih dulu ke daerah pantai yang lebih kering dan tidak akan terkena air. Bersama Suryeon, Dantae berhasil membuka tikarnya. Kemudian tidur-tiduran dengan kaosnya yang sudah dibuka. Menikmati matahari pagi dengan angin sepoi-sepoi.

Masa tenang itu tidak lama sejak Dantae mendengar suara tutup botol yang dibuka. Suryeon rupanya sedang menggunakan tabir surya. Dari posisi tidur, tanpa sadar Danta sudah menegakkan badan. Menjadi posisi terduduk dengan kedua tangan bertumpu di belakang badannya. Menperhatikan Suryeon yang sedang melumuri krim itu ke seluruh tubuhnya.

Dantae menelan ludah saat Suryeon meratakan tabir surya di kakinya. Bagai gerakan slow motion, Suryeon mengelus pahanya agar krim tabir surya menyebar merata.

Dari kaki Suryeon berpindah lokasi ke arah tangan. Hal yang sama terjadi seperti saat melumuri krim pada kakinya.

Dantae yang gugup memutuskan untuk membuka champagne yang pernah diberikan oleh pegawai hotel untuk mereka saat tiba di hotel hari pertama. Akhirnya champagne itu bisa dibuka juga.

Champagne siang-siang? Bukan masalah untuk Dantae. Dia sangat butuh minuman pahit itu sekarang. Istrinya bisa membuat Dantae turn on begitu saja. Apalagi saat Suryeon mengelus perutnya sendiri. Dantae bisa gila, dia ingin agar tanganmya yang mengelus perut itu.

"Oppa, aku butuh bantuanmu. Aku tidak bisa meraih punggungku."

Suryeon menyerahkan botol tabir surya nya pada Dantae. Tidak lagi menunggu jawaban Dantae.

Sembari menunggu Dantae menaruh gelas champagne nya Suryeon sudah siap dalam posisi berbaring. Dantae tentu saja terkejut melihat pemandangan itu.

"Sayang... aku pikir aku tidak bisa."

"Oppa~" rengek Suryeon kesal karena Dantae malah mengulur-ulur waktu.

"Ba-baiklah."

Dantae mulai memencet botolnya, krim tabir surya itu mendarat dengan aman di punggung Suryeon. Perlahan tangan Dantae mengoles, semula hanya di daerah antara bra dan celana dalam. Tapi Suryeon tiba-tiba membuka tali pengaitnya.

"Harus diratakan, oppa."

Dantae tersenyum. Katakan sampai jumpa pada Dantae si pemalu dan pecundang seperti tadi. Kalau Suryeon yang sudah memberi lampu hijau, Dantae tentu saja harus gas maju.

"Baiklah, sayang."

Dantae merebahkan diri si samping Suryeon, tangannya bergerak lebih aktif dan berani dari sebelumnya. Merasa kalau krimnya sudah tersebar merata seperti yang diinginkan Suryeon, sekarang giliran keinginan Dantae yang harus dilaksanakan.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang