"Apa benar kau berpacaran dengan Suryeon?"
Dantae mengangkat sebelah alis mendengar pertanyaan Seo Jin yang menurutnya begitu random.
"Kau pikir aku sedang apa dengan Suryeon selain berkencan dengannya."
Gelas berisi teh hangat menjadi sasaran mata laser Seo Jin. Dia menjadi begitu kesal saat mendengar nama Suryeon kembali disebut oleh Dantae.
"Kau hanya bermain-main dengannya, kan? Kau pasti masih menunggu wanita yang lain bukan?"
"Suryeon orangnya. Dia satu-satunya wanita yang akan ada di hidupku," ucap Dantae tenang lalu meminum latte hangat pesanannya.
Baru beberapa menit di sini, tapi suasananya sudah begitu menyesakkan untuk Dantae. Rasanya sangat tidak nyaman harus menjawab pertanyaan Seo Jin.
"Lalu bagaimana denganku? Perasaanku untukmu masih ada Dantae. Sejak aku bertemu denganmu kembali, aku ingin menjadi wanitamu, Dantae. Tidak bisakah kau memutuskan Suryeon dan bersama denganku?" tanya Seo Jin dengan mata berkaca-kaca siap menangis.
Ingin sekali Dantae menumpahkan seluruh isi cangkirnya di wajah Seo Jin agar dia terbangun. Wanita di hadapannya gila, sudah punyai suami tampan plus mapan masih mencari laki-laki lain.
"Kalau kau bosan dengan hidupmu yang terlalu damai, jangan menambah drama dengan kisah perselingkuhan. Apalagi itu membawa-bawa namaku dan Suryeon. Aku tidak akan pernah mau dengan siapa pun selain Shim Suryeon."
Pelayan yang ada di balik counter mengangkat plastik transparan berisi pesanan Dantae yang sudah siap.
"Aku harap ini pertemuan terakhir Cheon Seo Jin. Jangan pernah mengharapkan apapun dariku dan cobalah untuk mengambil kewarasanmu kembali. Jangan jatuh cinta padaku karena aku tidak akan pernah membalasnya. Tidak akan pernah."
Setelah mengambil pesananannya, Dantae meninggalkan Seo Jin sendirian di cafe. Seo Jin menangis tanpa peduli tatapan aneh yang diberikan oleh semua pengunjung di cafe. Sembari menatap meja dan terus terisak, sebuah kartu nama muncul di hadapannya.
"Aku Baek Jong Il, daepyonim dari Baek Corporation. Apa benar kau Cheon Seo Jin?"
Seo Jin menengadah dan seorang laki-laki tua berdiri di hadapannya.
"Bagaimana anda bisa mengenal saya?"
"Ayahmu dulu pemilik Super Slim dan sekarang otomatis kaulah yang menjadi pewarisnnya."
"Lalu ada apa dengan Super Slim?"
"Kau ingin Joo Dantae dan aku ingin Super Slim. Aku sangat bisa membantumu dalam hal itu."
Jong Il hanya tersenyum dan meminum latte yang ditinggalkan Dantae tanpa rasa jijik.
Seo Jin langsung menghapus air matanya mendengar penawaran yang sangat menarik untuknya.
"Apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan Dantae?"
Baek Jong Il memberi isyarat agar Seo Jin mendekat padanya.
"Kau tahu, Baek Corpo memang tidak sebesar JK Holding. Maka dari itu kami membutuhkan bantuan dari Super Slim. Bagaimana kalau kalian yang masuk ke Flower Field Mall dan menarik Jakomo untuk ke Baek Corporation," bisik Jong Il memberi penawaran yang sedikit tidak masuk akal.
Super Slim perusahaan baju dress ketat sedangkan Jakomo menyediakan hampir segala jenis pakaian. Secara teknis semua mall mengincar perusahaan Korea-Amerika yang sedang dalam masa emas itu. Seo Jin jelas tidak bodoh dan dia tahu betapa sulitnya bersaing dengan Jakomo.
"Kau tahu siapa pemilik Jakomo?" tanya Jong Il dengan senyum penuh arti.
"Tentu saja tidak. Belum ada artikel manapun yang mempublikasikan wajah Jakomo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanficGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...