"Baek Hong Gyu. Pemilik JK Holdings, apa kau yakin kau tidak salah tempat, Joo Dantae-ssi?"
"Berikan aku sel yang sama dengan Baek Jong Il."
Hyun Woo mengacak rambutnya kesal. Dantae mendadak duduk di hadapannya dengan santai pagi hari begini. Tanpa alasan jelas, datang ke kantor polisi.
"Kami tidak punya cukup bukti untuk memasukkanmu ke balik jeruji besi itu. Pulang saja."
Dantae berakting seperti orang yang pura-pura berpikir, dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video di mana Hyun Woo sedang mengunjungi Baek Jong Il.
"Bagaimana dengan video yang kau lihat waktu itu? Apa itu cukup untuk menangkapku?"
"Tidak. Tentu saja itu tidak cukup. Apa kau terobsesi untuk tinggal di dalam penjara?"
Dantae mengambil pulpen dari meja Hyun Woo, lalu dia menuliskan satu nama.
Joo Sang Hwa.
"Kau ingin tahu bagaimana kematiannya bukan? Masukkan aku ke dalam sana dan akan aku ceritakan semuanya."
Jae Han memberikan seragam berwarna cokelat muda untuk Dantae. Mereka bekerja sama dengan petugas yang bertugas kalau Dantae hanya 'tinggal sementara' di sana.
"Dantae?"
Betapa terkejutnya Jong Il melihat Dantae yang ada di ruangannya. Anaknya berdiri membawa sekeranjang perlengkapan mandi dan sekarang akan berada di satu ruangan dengannya.
"Mengapa kau begitu terkejut? Kau bilang akan segera membawaku ke sini. Lihat, aku sudah datang tanpa kau minta."
Dantae membuka selimut dan menghangat diri dengan itu, dia duduk menyandar pada tembok di hadapan Jong Il.
"A-apa yang kau lakukan? Kau mengatakan semuanya?"
"Tidak. Aku hanya mengatakan sebagian."
"Apa yang kau katakan?" Jong Il masih menahan diri karena banyak petugas yang mengawasi di luar.
"Saat appa membunuh eomma. Membunuh eomma Suryeon. Membunuh eomma dan appa Joon Ki."
Jong Il mencekik Dantae, "Anak sialan! Seharusnya aku tidak membiarkanmu hidup malam itu!"
Dantae menyentakkan tangan Jong Il dan balik mencekik, "Appa, aku bukan anak lemah berumur empat belas tahun lagi. Aku sudah cukup kuat untuk membunJoou dengan tangan kosong."
Jong Il meronta-ronta nyaris kehabisan nafas sebelum akhirnya Dantae melepaskan cekikannya dan kembali duduk dengan tenang.
"Sisanya appa yang harus mengakui. Aku sudah menyembunyikan segalanya terlalu baik sampai saat ini. Jadi sekarang giliran appa."
Jong Il beringsut mundur, "Tidak. Aku tidak membunuh mereka."
"Lalu siapa kalau bukan appa?" Dantae mengambil sebungkus roti di sana. Dia membuka dan memakan roti itu seolah sedang berada di rumah sendiri.
"Selama ini appa mencari ini."
Dantae melemparkan jam tangan dengan jarum cokelat tua milik Ha Jun. Bukti lain yang Dantae palsukan. Yang asli tentu masih melingkar di tangan Ha Jun.
"Ba-bagaimana kau bisa mendapatkannya?"
"Ini juga milik appa." Dantae melemparkan jam tangannya sendiri.
"Bukannya sudah kubilang untuk membuang jam tangan ini! Kenapa kau masih menggunakannya?"
"Aku merasa jam itu cukup berguna. Dan ternyata benar. Sekarang jam itu akan berbalik melawan appa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...