Hari ini menjadi hari yang mendebarkan bagi Suryeon. Siangnya dia akan bertemu dengan Baek Jong Il dan malamnya Suryeon akan mengecek perkembangan toko Jakomo dan Dawn Fabric di Flowerfield Mall.
Kalau biasanya Suryeon berangkat bekerja hanya dengan Sang Yun, sekarang dia satu mobil dengan Jun Sang dan Dantae. Mereka berempat mengecek dan melakukan simulasi tanya jawab saat Dantae bertemu dengan Jong Il nanti. Singkat dan padat pertanyaan yang mereka perkirakan akan keluar nanti.
Yang selalu Dantae ingatkan adalah agar Suryeon harus selalu ekstra hati-hati. Jangan sampai termakan ucapan manis namun bermaksud busuknya. Jangan asal meneken kontrak dan menjanjikan sesuatu dengan Jong Il.
"Ingat, jangan pernah anggap dia orang baik."
Suryeon mengambil tas golfnya di bagasi dengan bantuan Dantae. Pakaian golf yang sudah disimpan di sudut lemari dikeluarkan lagi akhirnya hari ini. Mengejutkannya pakaian golf itu masih muat, meski sedikit ketat memperlihatkan lekukan tubuh ideal Suryeon. Tentu saja Dantae sempat mengomel tapi mau bagaimana lagi toh hanya ini baju golf satu-satunya.
Suryeon ditemani Sang Yun masuk ke lapangan menggunakan mobil khusus. Beruntung Jong Il masih belum sampai jadi Dantae dan Jun Sang bisa bersiap di posisi untuk memata-matai percakapan Jong Il. Bersiap juga dengan earbuds agar Dantae dan Jun Sang bisa mendengar percakapan antara Suryeon dan Jong Il. Orang yang menggunakan earbuds ini hanya Sang Yun agar Suryeon tidak dicurigai oleh Jong Il.
Melakukan pemanasan sebentar sambil mencoba beberapa kali memukul bola agar nanti terlihat profesional, Suryeon dengan sabar mendengar arahan pelatih di sebelahnya yang tentu saja akan segera pergi setelah Jong Il datang.
Beberapa menit mereka menunggu dan sebuah mobil datang ke arah Suryeon dan Sang Yun. Dua orang laki-laki turun, satu dengan palaian jas seperti Sang Yun dan yang satunya lagi mengenakan pakaian khusus bermain golf. Yang satunya adalah ayah Jun Sang dan yang satunya adalah ayah Dantae. Mereka datang bersama hari ini sebagai paket lengkap.
"Selamat pagi, nona manis pemilik Jakomo. Aku merasa terhormat bisa bertemu dengan anda..." Jong Il bersikap ramah dengan menawarkan jabatan tangan. Padahal dia sudah jelas tahu siapa itu Shim Suryeon. Berpura-pura tidak kenal saja terebih dahulu.
"Shim Suryeon. Namaku Shim Suryeon. Anda Baek Jong Il dari Baek Corporation. Aku benar bukan?"
"Shim sajangnim, kau benar. Aku Baek Jong Il."
Suryeon memberikan senyum palsu kepada Jong Il sambil menjabat tangannya. Jong Il kemudian mempersilahkan Suryeon untuk menyelesaikan dulu permainan golf nya.
"Nice shot!" teriak Jong Il meriah sembari bertepuk tangan. Suryeon yang tidak mengerti apakah itu benar-benar arah yang tepat hanya tersenyum berterima kasih. Enggan sekali dia bermain golf kalau bukan karena Baek Jong Il si maniaknya.
"Jadi Baek daepyonim, aku dengar kau sangat ingin bekerja sama denganku, maksudku dengan perusahaan Jakomo ini. Apakah ada alasan khusus atau motivasi tertentu hingga aku harus setuju untuk bekerja denganmu?"
Jong Il merasa tertantang. Rupanya sosok Suryeon merupakan orang yang sulit untuk ditaklukkan olehnya.
"Beberapa tahun lalu, ayahmu dan aku melakukan kerja sama. Kami bersepakat untuk memasukkan produk Jakomo di berbagai mall. Sayangnya belum ada satupun mall yang ada Jakomo di dalamnya. Untuk melanjutkan projek itu----"
"Itu adalah kontrak ayahku dulu. Karena sekarang aku yang memimpin di sini, aku tidak setuju jika kau ingin melakukan kerja sama denganku hanya karena ingin mewujudkan impian anda yang sempat tenggelam dahulu."
Suryeon memukul bola golf setelah berada dalam posisi yang tepat. Selanjutnya ia membiarkan Jong Il mengambil gilirannya. Jong Il memukulnya dengan sangat kencang untuk melampiaskan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...