82.

519 31 3
                                    

"Oppa, ini terlalu masam." Suryeon menolak buah beri yang baru dimintanya satu menit lalu.

"Mendadak aku tidak ingin mangga lagi. Oppa, boleh belikan aku semangka saja?"

"Oppa, aku ingin jus semangka."

"Oppa..."

"OPPA..."

"OPPAAA!!"

Kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke delapan, membuat Suryeon cerewet. Ingin ini itu, tidak ingin ini, tidak ingin itu, maunya yang begini, maunya yang begitu. Ditambah Suryeon hanya ingin Dantae yang melakukannya. Tidak boleh ada campur tangan dari pihak mana pun termasuk bibi Yang atau pun Jun Sang. Seperti yang kalian tahu, ibu hamil ini sudah memasuki fase ngidam, cukup terlambat juga ya.

"Suryeon, ini sudah ke tujuh kali aku bolak balik keluar Hera Palace untuk membeli buah."

Suryeon terdiam. Dia meminum jus semangkanya dengan tenang, Dantae juga melakukan hal yang sama.

"Maaf oppa, aku mendadak ingin buah-buahan hari ini."

Dantae menghela nafas, dia tidak marah pada Suryeon. Sama sekali tidak. Hanya saja cukup lelah karena harus berlari sedikit mencari buah. Bibi Yang tadinya sudah mau membantu, tapi Suryeon tidak mau kalau bibi Yang yang buatkan. Repot sekali.

"Tidak apa-apa, selama duo Joo bisa mencoba jus semangka buatan appanya. Apa enak?"

"Hm, tidak terlalu manis. Aku suka. Terima kasoh banyak atas bantuannya hari ini, oppa."

"Oppa tahu kan Seo Jin eonni sebentar lagi melahirkan?"

"Aku tidak peduli dengannya. Kau juga sebentar lagi melahirkan, aku hanya memperhatikanmu. Untuk apa memikirkan orang itu?"

Dantae menusuk buah mangga yang kata Suryeon kurang manis itu kemudian memakannya. Benar juga. Rasanya kurang manis. Maklum, Dantae tidak terlalu bisa memilih buah.

"Aku juga hanya ingin memberitahu saja."

Suryeon pergi ke dapur untuk mencuci gelasnya. Bibi Yang sudah pulang sejak Dantae membuat jus semangka.

"Sebentar lagi duo Joo kita akan hadir di tengah-tengah keluarga kecil ini... dan kita akan menjadi appa dan eomma mereka," kata Dantae sembari memeluk Suryeon dari belakang.

Kini perut Suryeon sudah tak lagi bisa disembunyikan, ukuran perutnya semakin membesar. Begitu pula dengan si kembar yang tumbuh di dalam sana. Setiap bulan, Suryeon juga rajin melakukan check up pada Yuri yang sudah dipindah tugaskan ke Korea.

"Besok aku akan menemanimu check up ke rumah sakit." Dantae menghirup aroma tubuh Suryeon. Wangi sabun mandi mint Dantae tercium di perpotongan leher Suryeon.

"Suryeon, kau menggunakan sabun mandiku?"

"Eoh, mendadak aku ingin menggunakannya. Apa baunya aneh di tubuhku?"

Suryeon mencoba membaui wangi tubuhnya sendiri. Anehnya wangi mint yang segar sangat cocok di tubuh Suryeon.

"Tidak. Ini sangat menyegarkan." Dantae semakin erat memeluk Suryeon. Tangannya tidak bisa dilingkarkan lagi di perut Suryeon karena takut membuat sesak. Jadi Dantae hanya merangkul pundak Suryeon dari belakang.

"Oppa, apa pulangnya kau bisa menemaniku mencari furniture untuk kamar si kembar?"

"Aku belum selesai membereskan kamar mereka. Lagipula kita bisa mencarinya di internet."

"Tadi pagi saat oppa berangkat ke kantor, aku dibantu bibi Yang dan Sang Yun oppa membereskan kamar mereka. Kini sudah bisa digunakan."

"Ksu mengangkat kardus-kardus itu sendirian? Sudah aku bilang jangan melakukan pekerjaan berat. Kau ini tidak bisa beristirahat dan rileks sebentar saja."

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang