"Oppa, aku pikir Joon Ki oppa masih ada di depan."
Suryeon menatap pintu khawatir. Sudah setengah jam lamanya suara pintu itu diketuk namun tak kunjung dibukakan. Dantae jelas sangat melarang Suryeon untuk membiarkan pengganggu itu masuk.
"Itu masalah dirinya sendiri, aku tidak peduli," kata Dantae bersikap dingin. Dantae akhirnya melanjutkan sarapannya bersama Suryeon.
"Halo," Suryeon menjawah teleponnya yang berdering.
Dantae tidak sempat mencegah karena ponsel itu selalu berada di tangan Suryeon. Wajah Suryeon berubah panik mendengar suara orang di seberang telepon.
"Baiklah, akan kubuka."
"Siapa bilang kau boleh membukanya?"
"Tapi di depan sana---"
"Kenapa kau ingin bertemu Baek Joon Ki? Lebih rindu padanya darilada denganku?"
"Bukan begitu, Sungjae oppa juga datang dan---"
"Dan kau harus bertemu dengannya juga. Baiklah, kalau kau se-terdesak itu untuk bertemu dengan para sahabatmu. Akan aku bukakan."
Dantae berjalan dengan kaki yang sengaja dihentak-hentakkan ke lantai. Ingin mengkode Suryeon bahwa dirinya sedang mengamuk.
"Berhenti mengetuk---"
Bola mata Dantae hampir keluar dari tempatnya. Mulutnya terkunci rapat, tangannya dengan sopan ditaruh di depan, badannya membungkuk untuk memberi hormat.
"A-abeonim," cicit Dantae ketakutan melihat wajah Ha Jun yang terlihat kurang bersahabat dengannya.
"Berani-beraninya kau menghamili putriku! Kau punya keinginan untuk mati, hah! Bahkan tadi kau menutup pintu untuk adik dan calon mertuamu sendiri."
Ha Jun berteriak di lorong yang untungnya tak ada siapa pun di sana. Hanya ada Sungjae dan Joon Ki yang berdiri di belakang Ha Jun seperti pengawalnya.
"Kau tidak mengizinkanku masuk lagi?"
"Ti-tidak abeonim, mafkan aku. Silahkan masuk."
Dantae menggeser badannya, membiarkan Ha Jun masuk terlebih dahulu diikuti kedua pria lainnya.
"Aku akan membunJoou, Joon Ki!" Dantae membuat gerakan menyayat lehernya sendiri begitu melakukan kontak mata dengan Joon Kim
"Aku menantikannya. Kalau kau membunuhku, kau yang akan berakhir di penjara dan aku yang akan menikahi Suryeon."
Dantae mengepalkan tangannya di sisi tubuh. Kalau Suryeon dan Ha Jun tidak ada di sini, dia sudah kembali meninju Joon Ki.
"Jangan banyak bicara atau aku bisa menghajarmu. Semua kata yang kau keluarkan dari mulutmu akan membuatku naik darah," bisik Dantae memberi peringatan.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Sungjae yang sudah selesai melepas sepatunya. Suryeon dan Ha Jun sudah berjalan lebih dulu ke ruang tamu.
"Tidak ada, hanya sedikit masalah dengan si pencemburu." Joon Ki mendorong Dantae menjauh. Dia merangkul pundak Sungjae dan meninggalkan Dantae sendiri.
"Sabar. Jangan meledak sekarang, Dantae-ssi," ucap Dantae terhadap dirinya sendiri. Bisa batal semua rencananya membawa Suryeon kembali kalau Ha Jun tahu dia menghajar Joon Ki.
"Duduk," tegas Ha Jun begitu melihat Dantae datang.
Nyali Dantae menciut, dia duduk di kursi kosong yang sepertinya dibawakan Sungjae dari meja makan. Dirinya seperti berada di ruang interogasi.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Aku akan membawa Suryeon kembali ke Korea. Kami akan segera mendaftarkan pernikahan kami secara hukum terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...