Suryeon mendiami Dantae selama perjalanan menuju Hera Palace. Merasa malu karena Dantae menghajar Joon Ki di depan umum. Mungkin itu akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir Dantae, tapi tidak untuk Suryeon. Sebagai supplier terbesar, Joon Ki pasti akan terus mengecek bahan yang Suryeon perlukan secara langsung ke Jakomo. Otomatis pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.
"Suryeon, kau masih marah?"
"Shim Suryeon!"
"Suryeon-ah"
"Yak, Shim sajangnim!"
"Hei, kau benar-benar mau mendiamiku seperti ini?"
Suryeon menghentikan langkahnya tidak tahan mendengar celotehan Dantae yang terus berlanjut.
"Aku bukan marah tapi aku malu dan heran, oppa! Tanpa alasan yang jelas kau memukulnya begitu saja, apa menurutmu itu tindakan yang wajar? Kau terlihat seperti orang gila yang tidak berhasil mengendalikan emosinya lalu asal menonjok orang yang kau temui di hadapannya."
Dantae menunduk seperti anak kecil yang sedang dimarahi ibunya.
"Maaf, aku lepas kendali. Lagipula kenapa kau melakukan pertemuan di tempat seperti itu? Kau ingin minum-minum atau benar-benar rapat?"
"Karena dia orang Amerika-Korea, dia senang melakukan clubbing. Dia juga pecinta minuman keras dan aku sudah bertemu dengannya secara rutin di sana kurang lebih tiga tahun. Sampai saat ini aku masih baik-baik saja," jelas Suryeon sedikit berapi-api karena masih kesal dengan kejadian tadi.
"Maaf, aku salah. Seharusnya aku percaya padamu."
Dantae memeluk Suryeon untuk menenangkan emosi Suryeon. Tidak lama Suryeon juga membalasnya.
"Jangan memukul lagi, aku tidak mau kalau kau sampai menyakiti orang lain," jelas Suryeon dengan nada yang mulai melembut
"Iya, aku akan menuruti semua perkataan pacarku ini," goda Dantae membuat pipi Suryeon bersemu merah.
Suryeon memukul dada Dantae malu setelah mendengar kata pacar, "Oppa!"
"Sudah mandi dan istirahat sana, besok kau ada meeting penting paginya."
Suryeon melonggarkan pelukan mereka, "Bagaimana oppa tahu jadwalku?"
"Aku membuat grup di Kakao Talk berisi aku, kau, Jun Sang hyung, dan Sang Yun-ssi. Jadi kita bisa saling mengetahui jadwal masing-masing dan bertemu dengan siapa. Aku tidak mau kejadian seperti hari ini terulang lagi."
Suryeon mengecek ruang obrolannya dan memang benar ternyata dia ada di dalam grup chatting yang Dantae sebut tadi.
"Oppa, apa ini perlu? Kau bisa bebas saja oppa tanpa perlu memberitahuku akan pergi ke mana dengan siapa. Aku tidak akan melarang-larangmu," ucap Suryeon tidak mengerti dengan alasan Dantae yang sedikit tidak jelas mengenai latar belakang terciptanya grup ini.
"Kau bisa membiarkanku bebas seperti itu, tapi aku tidak bisa. Kalau kau pergi ke tempat seperti tadi aku yang akan mengantarkanmu," ucap Dantae posesif.
Suryeon menganga. Sepertinya Sungjae saja tidak pernah mengetahui jadwal hariannya seperti ini. Ah, bahkan appa nya sendiri, tidak pernah tahu detail dari kegiatannya besok. Jadi orang pertama yang harus mengetahui detail tentang jadwalnya adalah Dantae? Orang kedua mungkin, karena Sang Yun jelas harus tahu terlebih dahulu.
"Oppa, aku akan beristirahat. Selamat malam." Suryeon melepas pelukan mereka lalu berjalan menaiki tangga. Sebelum langkahnya terhenti saat Dantae bertanya.
"Suryeon, kau sudah makan malam?"
Makan malam. Bagaimana Suryeon bisa melupakan hal kesukaannya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...