***
Jaemin yang sejak tadi berada di ruangan Johnny menghela nafas, dia sudah bosan tapi tidak bisa keluar dari ruangan ini karena dia sendiri tidak tahu benar tata letak gedung tinggi ini.
CKLEK
"Ah" Jaemin bangun dari duduknya saat mendengar suara orang membuka pintu, dan betapa terkejutnya Jaemin saat melihat orang yang ia tolong semalam ada di hadapannya, bersama orang yang semalam menelponnya, yang Jeno panggil 'Yuta'.
"Tuan, Anda memang sudah tidak apa-apa?" tanya Jaemin, dia segera berdiri dan membantu Taeyong duduk. Yuta hanya mengamati keduanya dari belakang.
"Aku tidak apa, dan boleh tahu siapa namamu?" tanya Taeyong yang baru saja dibantu Jaemin duduk.
"Duduklah, tidak perlu berdiri, kau bukan asistenku." ujar Taeyong saat melihat Jaemin masih berdiri. Jaemin kembali segera duduk. Yuta sendiri duduk di sebelah Taeyong.
"Nama saya Na Jaemin, Tuan." ujar Jaemin mengenalkan.
"Namaku Lee Taeyong, dan ini Nakamoto Yuta, tidak usah seformal itu, apa kau juga memanggil yang lain dengan panggilan 'Tuan'?" Jaemin menggeleng.
"Tapi iya, beberapa saya masih panggil Tuan." jawab Jaemin jujur. Taeyong terkekeh gemas dengan tingkan namja manis di hadapannya.
"Ne, Jaeminnie, terimakasih sudah mau menolongku, bahkan malam itu, saat kau menolongku, kau menunjukkan ekspresi cemas. Terimakasih." ujar Taeyong. Jaemin mengangguk.
"Sama-sama, tapi apa Tuan baik-baik saja? Darahnya kemarin sangat banyak." lirih Jaemin, mengingat betapa merah tangannya saat itu. Dia bahkan kesulitan menghilangkan noda. Dia saja baru sadar kalau kemarin saat dibawa Jeno tangannya masih ada darah Taeyong.
"Tidak, aku tidak apa. Ini bukan pertama kali aku diserang, tapi ini pertama kali aku ditusuk. Ah ne, ini sapu tanganmu, aku meminta perawat mencucikannya dan baru tadi pagi di kembalikan padaku." ujar Taeyong sembari memberikan sapu tangan pada Jaemin.
"Ah ne, terimakasih." Jaemin menatap sapu tangan itu dan tersenyum kecil, ini adalah sapu tangan rajutan bibi baik hati yang menjadi ibu pantinya. Yang sekarang sudah meninggal.
"Sepertinya itu berarti untukmu ya?" tanya Yuta, Jaemin mengangguk.
"Ah ne, pakaianmu? barangmu?" tanya Yuta saat ingat sesuatu mengenai pembicaraannya dengan Jeno semalam.
"Tidak tahu, Jeno hanya mengembalikan buku-bukuku tapi tidak dengan pakaianku. Dan hari ini katanya setelah rapat Ten hyung akan mengajakku keluar." jawab Jaemin. Taeyong dan Yuta saling pandang sebelum terkekeh.
"Jangan kaget saja nanti saat diajak Ten berbelanja." ujar Yuta.
"Eh?"
BRAK
"TAEYONG HYUUUUUNGGGGGG!!!" segerombol orang masuk, siapa lagi kalau bukan para penguasa NEO.
"Jangan peluk!" ingat Taeyong, mereka semua, tepatnya para dongsaeng line, memberengut dan langsung diam.
"Keadaanmu bagaimana hyung? Kenapa sudah keluar?" tanya Kun.
"Keadaanku baik, sebenarnya sih tidak boleh keluar, tapi yaa~ mau bagaimana lagi." ujar Taeyong.
"Kau bagaimana bisa diserang sih, hah?!" kesal Taeil.
"Yaa tidak tahu, saat jalan hendak ke RS tiba-tiba ada yang menyerangku. Aku sendirian dan mereka bergerombol." jawab Taeyong. Jaemin tidak tahu jika orang-orang ini punya hubungan yang baik satu sama lain.
"Ah ne, Jaeminnie!" Jaemin mendongak menatap Ten.
"Ayo keluar!" Jaemin mengerjap, belum otaknya sampai selesai menyerap informasi, dia sudah digeret keluar duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...