***
Jaemin bangun siang, jika biasanya dia bangun pagi hari, bahkan shubuh hari kadang sudah bangun, maka hari ini dia bangun pukul sepuluh, dengan tubuh yang terasa remuk redam. Dia bahkan baru beranjak dari kasurnya setelah tiga puluh menit berbaring. Saat duduk dia meringis sesaat dan melihat ke arah kamarnya, jendela kamarnya sudah dibuka, tirai juga sudah diikat rapi, di meja nakas sebelah kasur sudah ada segelas air yang sepertinya juga baru diisi.
CKLEK
"Oh, sudah bangun ternyata." Jaemin menoleh dan mendapati Yuta masuk ke dalam kamarnya.
"Papa Yuu" lirih Jaemin, suaranya serak, Yuta meringis mendengar itu, dia segera mendekati sang istri.
"Selamat pagi menjelang siang, ai, kau baik-baik saja?" Jaemin menggeleng.
"Tubuh bawahku tidak dalam keadaan baik." jujur Jaemin, Yuta mengangguk kecil.
"Mau aku bantu mandi, ai?" Jaemin mengangguk. Yuta pun dengan segera beranjak dari kasur dan menyiapkan air untuk sang istri mandi. Jaemin disisi lain baru saja selesai minum air putih dan mengecek ponselnya, ada pesan dari Victoria noona mengenai novel keduanya yang penjualannya memang lancar tetapi tidak sebaik yang pertama. Jaemin memang sudah tahu, hal seperti ini pasti terjadi, jadi dia tidak kaget, Jaemin memutuskan untuk membalasnya nanti, karena Yuta sudah keluar dari kamar mandi.
"Sini, biar kugendong" Jaemin meletakkan ponselnya dan mengalungkan lengannya pada leher Yuta, dan dengan mudah sang suami mengangkat tubuhnya lalu membawnaya ke kamar mandi.
***
"Bangun lebih siang, baby?" tanya Johnny setelah mencium bibir sang istri.
"Eum, begitulah, rasanya tubuhnya remuk, tidak punya tenaga." ujar Jaemin yang masih ada digendongan Yuta.
"Sweethearrttttt~" Haechan datang merusuh, Jaemin hanya terkekeh melihatnya, dia mencium suaminya yang berkulit tan sexy itu.
"Selamat pagi, Papa Bear" Haechan tersenyum senang.
"Yang lain kemana? Sepi sekali manor sebesar ini." Yuta menurunkan Jaemin di sofa.
"Tentu saja kerja, ada beberapa hal yang perlu diurus. Kun ge dan Mark hyung harus mengikuti rapat yang sekolah adakan, Taeil hyung dan Winwin ge juga harus pergi karena ada acara penting di akademi, Taeyong hyung tadi mendapat telpon dari sekretarisnya mengatakan ada sedikit masalah di rumah sakit." jawab Haechan.
"Lucas ge dan Jisung harus pergi ke cafe karena ada barang-barang yang baru sampai dan harus dicek. Sekretaris Renjun tadi menghubungi kalau ada masalah dengan model BA parfum miliknya. Ten hyung pergi sebentar untuk mengecek salon miliknya, Jungwoo hyung dan Dejun ge harus pergi mengecek kain-kain baru yang akan menjadi bahan untuk membuat karya signature mereka. Hendery ge ada di halaman belakang bersama Shotaro dan Jeno, Yangyang harus mengecek peternakan dan bisnis yang berkaitan dengan domba-dombanya, Sungchan dan Chenle bilang mau pergi sebentar ke supermarket. Jaehyun hyung masih tidur, dan Doyoung hyung ada di ruang kerja saat ini." lanjut Haechan, Jaemin mengangguk kecil.
"Aku lapar" keluh Jaemin.
"Siapa yang tidak akan lapar setelah melayani lima suami semalam?" tanya Johnny, dia beranjak dan segera turun ke bawah, Jaemin terkekeh sendiri mendengar itu.
"Sepertinya aku harus menahan diri sampai kau sembuh, suaramu terdengar serak begitu, seksi sih tapi kasihan juga aku lama-lama mendengarnya." ujar Haechan berkomentar, Jaemin hanya terkekeh.
"Jaeminnie? Sudah sadar sepenuhnya?" Jeno datang dan mendekati Jaemin, pemuda tampan itu mencium bibir sang istri.
"Begitulah, tadi aku masih mau berbaring lagi, tapi sudah terlanjur membuka mata." ujar Jaemin, Jeno duduk di atas karpet.
"Baby, makanannya masih disiapkan Doyoung, mau menunggu sebentar lagi? Aku bawakan cookies dan kopi pagimu." Johnny datang membawa satu piring kecil berisi dua cookies yang berukuran sedang dan satu cangkir kopi.
"Terimakasih Daddy Bear~" Johnny mencium pucuk kepala Jaemin dan membiarkan Jaemin memakan pengganjal perutnya. Tak lama Hendery dan Shotaro naik, mereka mencium pipi Jaemin, karena tahu bibir Jaemin sibuk menguyah.
"KAMI PULANGGGG!!!" teriakan Chenle dan Sungchan terdengar sampai lantai dua, membuat Jaemin sempat tersedak kopinya. Yuta segera mengusap-usap punggung Jaemin.
"Kedua anak itu apa tidak bisa tenang sebentar saja?" tanya Haechan menggerutu.
"Seperti tidak tahu Sungchan dan Chenle saja kalau sedang bersemangat." jawab Jeno. Sungchan dan Chenle nampak datang dari arah tangga.
"Bunny hyung selamat pagi!" sapa Sungchan semangat, Jaemin mengukir senyum pada salah satu suaminya yang penuh semangat ini.
"Pagi, Sungchannie" balas Jaemin, Sungchan mencium pipi tembam Jaemin gemas.
"Tùzǐ-ge, kau bangun sangat siang, tidak seperti biasanya, apa kemarin melelahkan?" tanya Chenle yang mendekatinya dan mencium keningnya.
"Begitulah, giliranmu masih lama." mendengar itu Chenle mendengus, karena dia tahu, giliran berikutnya itu bukan dirinya, tetapi Lucas, Dejun, Renjun, Jeno, dan Haechan. Sedangkan dirinya, Dery, dan Jisung akan mendapatkan gilirian terakhir. Nasib suami muda.
"Aku sempat mendengar teriakan dan desahanmu semalam, hyung." ujar Sungchan, membuat Jaemin merona malu, dia melempar Sungchan dengan bantal sofa.
"Diam!" Sungchan terkekeh melihat rona merah pada pasangan hidupnya.
"Bunny, sarapanmu." Doyoung datang sembari membawakan makanan empat sehat lima sempurna untuknya, dan bersyukurnya Doyoung tidak memberikan dia segelas susu atau dia akan melempar suami kelincinya satu itu dengan apapun yang bisa ia raih.
"Mau disuapi?" tanya Shotaro menawarkan, tentu saja Jaemin mengangguk, dia ingin dimanja hari ini. Semalaman tubuhnya digempur lima suaminya, dan masih ada sisa dua belas yang harus ia layani. Belum pernah dengan malam pertama seminggu lebih kan? Nah ini dengarkan kisah Jaemin melayani suaminya dengan baik selama hampir dua minggu ke depan.
"Biar aku suapi sini." Shotaro mengambil alih nampan itu dari tangan Doyoung, dia duduk di sisi Jaemin yang lain, karena sisi satunya sudah diisi oleh Yuta.
"Kegiatanmu hari ini apa saja, baby?" tanya Johnny.
"Tidak tahu, tapi aku hanya ingin dimanja seharian ini." jawab Jaemin sebelum mendapatkan suapan dari Shotaro.
"Makanmu itu pelan-pelan kan bisa?" Jeno berkomentar sembari melihat Jaemin yang mengunyah cukup cepat.
"Makan pelan-pelan saja, bunny, tidak ada yang mau mengambil sarapanmu, kami sudah kenyang semua." ujar Doyoung, Jaemin menelan makanannya dan mengangguk lucu, yang lain hanya bisa mengukir senyum melihat tingkah menggemaskan Jaemin.
"Aku seperti menikahi seorang bayi." celetuk Hendery, membuat yang lain terkekeh setuju. Jaemin terlihat menggemaskan terlebih dengan pipi menggembung lucu karena makanan, dan rambut berponi membingkai paras rupawan istri mereka, ditambah lagi Jaemin mengenakan swetaer oversize dan celana training, dimana tangan si manis nampak tenggelam di sana.
"Baby bunnyyyyyyy~" teriakkan dari Ten membuat mereka menoleh pada si Papa cantik yang berjalan dengan senyuman manis.
"Papa cantik, selamat pagi!" Ten terkekeh dan mengecup sekilas bibir Jaemin.
"Suaramu mengerikan sayang, seksi sih tapi aku tidak menyukainya." ujar Ten, Jaemin tertawa kecil.
"Nanti juga kembali lagi kok." ujar Jaemin sebelum dia kembali mendapat suapan dari Shotaro.
"Dia ingin dimanjakan hari ini, jadi maklumi saja kalau dia sedang tidak dalam mode mandirinya." ujar Haechan, Ten tertawa mendengar itu.
"Aku dengan senang hati akan memanjakannya~"
"Kami pun!"
"Sudah sudah, jangan bertengkar, aku milik kalian, dan kalian bisa memanjankanku sepuasnya."
"TENTU SAJA!"
'Aku akan terbiasa dengan jawaban penuh semangat, kompak, dan mengejutkan ini.'
***
_65_
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...