***
Seminggu Jaemin ditinggal oleh para Tuan Muda di mansion bersama kedua malaikat kecil mereka. Yang tersisa hanya Haechan, Jeno, dan Shotaro, lainnya pulang semua dan belum mengabari apapun sampai sekarang. Jaemin tahu permintaannya seminggu lalu itu benar-benar mendadak, dia kalut, dia kesal, dan dia marah, sehingga lontarann permintaan itu pun keluar dari bibirnya.
"Kau yang minta tapi kau juga yang nampak tidak bisa tenang." Shotaro datang menghampiri Jaemin yang tengah termenung di ruang musik. Kedua malaikat kecil mereka bermain bersama Jeno dan Haechan di halaman belakang.
"Bagaimana ya? Aku mengambil keputusan saat aku diliputi amarah dan penuh kekesalan." ujar Jaemin, dia mengucap terima kasih saat Shotaro memberikan segelas jus buah persik kepadanya.
"Kami memaklumi itu, sebenarnya jika kau tidak segera mengatakan jika kau siap kami nikahi, kami punya rencana mempercepat hari pernikahan, agar hyung line tidak terus menerus didesak untuk mengikuti perjodohan dari orang tua mereka, selain itu juga agar kau segera menyandang status yang jelas." jelas Shotaro, tidak seperti biasanya Jaemin akan menanggapi sikap terburu-buru para tuan muda itu dengan omelan, kini Jaemin hanya tertawa.
"Ah iya, dua hari lalu aku baru saja mengirim novel yang baru pada pihak publisher, mereka bilang novel keduaku lebih menarik dari yang pertama, dan dua hari lalu juga aku mendapat uang hasil menjual karyaku." cerita Jaemin, Shotaro memberi selamat dan diam mendengarkan cerita Jaemin tentang 'uang pertama'nya.
***
Jeno dan Haechan mengawasi kedua anak mereka yang sedang bermain bersama para kelinci.
"Menurutmu apa hyungdeul bisa mendapatkan restu?" tanya Jeno pada Haechan tiba-tiba.
"Bisa, percaya padaku, mereka akan mengantongi restu." jawab Haechan penuh keyakinan.
"Kenapa kau yakin begitu?" tanya Jeno, Haechan mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan room chatnya bersama sang ibu. Jeno membacanya seksama dan terkekeh pelan.
"Sejak kapan?" tanya Jeno.
"Sejak kejadian ibu sambungmu membuat rusuh dan ibuku membela Jaemin, beliau begitu terkesan pada sikap dan tutur kata Jaemin, dan bagaimana Jaemin menangani sebuah masalah. Eomma bilang, beliau pikir Jaemin akan menangis dan memilih untuk mundur dan menyerah, namun tidak, dia berani mengangkat wajah dan suara menghadapi ibu sambungmu. Sikap Jaemin itu diceritakan oleh ibuku kepada orang tua yang lain, dan mereka menunggu anak mereka sendiri yang datang dan menjelaskan pada mereka bagaimana dan siapa sosok Jaemin ini." jelas Haechan.
"Jadi sejak saat itu kita sudah mengantongi restu?" tanya Jeno, Haechan mengangguk.
"Eomma dan appa menyerah menjodohkanku dan saat melihat Jaemin, keduanya menyukai sikap Jaemin, tapi mungkin dua atau tiga hari sebelum pernikahan, orang tua kita semua akan kemari dan menilai Jaemin, dengan catatan kita tidak boleh memberi tahu Jaemin, biar mereka tahu sikap dan sifat alami Jaemin itu seperti apa." ujar Haechan panjang, Jeno mengangguk paham.
"Aku mengerti." gumam Jeno.
"PAPAAAAAAAA!!! YUIC NAKALLL!" Jeno dan Haechan reflek berbalik dan mereka langsung terdiam. Keduanya sama-sama punya alergi, tapi karena anak mereka dicakar kucing kesayangan Ten, mau tidak mau harus dipisahkan. Jeno menggendong kucingt itu dan mengembalikannya ke tempatnya.
"Tahu Louis galak kenapa masih didekati?" tanya Haechan sembari menggendong Lin.
"Yuic tidul teyuc, Linlin mau main cama Yuic." ujar Lin dengan polosnya, Haechan menghela nafas dia lalu membawa si kecil masuk dan segera mengobati bekas cakaran kucing jantan satu itu. Jeno menggendong Yoonhee dan membawanya keluar area rumah kelinci.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...