***
Jaemin sedang sibuk di depan komputernya, dia sedang menulis cerita untuk novel keduanya. para Tuan Muda lainnya ada di ruang kerja mereka, jadi saat ini tidak ada acara saling mengganggu, karena mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
TOK TOK TOK
"Ne? Nuguseyo?" tanya Jaemin sembari melepaskan kacamatanya. Dia memijat pangkal hidungnya sesaat.
"Ini saya Nyonya, Bibi Ma." Jaemin mempersilakan pelayan mansion tersebut masuk ke dalam kamarnya.
"Ada apa Bibi Ma?" tanya Jaemin, dia bangun dari duduknya dan menghampiri pelayannya.
"Nyonya Zhu menunggu Anda di ruang tamu, saya sudah memberitahu perihal kedatangan beliau kepada para Tuan Muda, dan mereka meminta Anda yang menemuinya karena Nyonya Zhu adalah tamu Anda." Jaemin mengangguk kecil.
"Terimakasih Bibi Ma, tolong siapkan camilan dan teh, aku akan segera turun." Bibi Ma mengangguk dan pamit undur diri. Jaemin kembali ke meja komputernya, dia menyimpan hasil ketikannya, setelahnya dia pergi untuk mencuci muka.
***
Bibi Zhu duduk sembari menyeruput teh di depannya, menunggu Jaemin untuk datang menyambut kehadirannya.
"Bibi Zhu!" wanita paruh baya itu segera meletakkan cangkirnya dan berdiri, Jaemin menghampirinya dan memeluknya.
"Ada perlu apa Bibi Zhu sampai datang kemari?" tanya Jaemin langsung.
"Bibi ingin pamit pada Jaeminnie, karena lusa Bibi akan kembali ke China bersama dengan suami, ibu bibi sudah tua dan tak ada yang merawat sehingga bibi harus pulang, bisnis di sini ditangani oleh anak asuh bibi, bibi mempercayakan seluruhnya pada anak itu." Jaemin yang mendengar itu tentu saja terkejut.
"Kenapa mendadak sekali?" Bibi Zhu tersenyum kecil dan menggeleng.
"Sama sekali tidak, sebenarnya bibi harus pergi sehari sebelum hari ulang tahunmu, tapi rasanya tidak enak tidak pamit padamu, sehingga bibi memundurkan jadwal kepergiaan bibi." Jaemin tidak tahu harus merespon apa, karena mau bagaimanapun Bibi Zhu sudah seperti ibunya sendiri.
"Bibi Zhu aku pasti akan merindukanmu" lirih Jaemin, Bibi Zhu juga tidak ingin meninggalkan Jaemin, anak muda manis yang sudah ia anggap anak sendiri, tapi mau bagaimana lagi? Ibunya yang sudah renta tidak ada yang menjaga, jadi dia dan suaminya harus pergi ke China dan membiarkan bisnis di Korea diambil alih oleh anak asuh yang sudah ia percaya.
"Apa Bibi akan kembali lagi ke Korea?" tanya Jaemin.
"Tidak tahu, tergantung situasinya, bibi akan sering mengirim pesan padamu, jadi kau tidak akan terlalu merindukan bibi." Jaemin merengut kecil tapi kepalanya mengangguk.
"Bibi Zhuuu~ aku pasti akan sangat-sangat merindukanmuuu~" Jaemin memeluk wanita tersebut dengan erat, dibalas tidak kalah erat oleh bibi Zhu.
"Ah iya, sebentar." Bibi Zhu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang ia bawa.
"Ini untuk Jaeminnie, bukankah kau sempat ingin mencoba resep masakan bibi? Ini bibi beri copy-annya." Jaemin menerimanya dan terkekeh.
"Terimakasih bibi Zhu, semoga saja aku bisa memasak seenak dirimu, sehingga aku bisa mengobati rasa rinduku padamu." ujar Jaemin, Bibi Zhu tertawa mendengar itu.
Keduanya berbincang santai, menyesap teh, dan memakan camilan sebelum akhirnya Bibi Zhu pamit undur diri. Jaemin agak berat juga melepaskan wanita yang sudah ia anggap ibu itu.
"Bibi, kabari Jaemin kapan bibi berangkat ya? Supaya Jaemin bisa mengantar bibi." Bibi Zhu mengangguk. Mereka sudah bertukar nomor telepon jadi bukan hal sulit untuk Bibi Zhu mengirim pesan pada Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...