***
Setelah kepergiaan semua penghuni mansion, Jaemin memutuskan untuk ke ruang santai lantai dua, dia melihat seorang pelayan yang sedang membersihkan beberapa guci yang ada di lorong.
"Noona, apa aku bisa minta tolong?" tanya Jaemin mendekati seorang pelayan muda yang langsung menghentikkan pekerjaannya.
"Ne, apa yang harus saya bantu?" tanya sang pelayan.
"Bisa tolong panggilkan kepala pelayan? Aku menunggunya di ruang santai lantai dua." pelayan tadi mengangguk.
"Terimakasih, noona, aku akan ke atas lebih dulu." pelayan tadi segera meletakkan kemocengnya dan segera pergi setelah Jaemin naik tangga, dia pergi meski dalam keadaan bertanya-tanya, Tuan Muda Na berbeda dengan tuan muda yang lain. Itulah pikirannya, bukannya ingin membandingkan, tapi apa kau pernah dengar seorang tuan muda mengatakan 'bisa aku minta tolong' pada seorang pelayan yang tugasnya melayani tuannya? sedangkan tuan mudanya yang lain tidak peduli mereka sibuk atau tidak tetap akan memerintah, lebih aneh lagi bahkan Tuan Muda Na mengucapkan sebuah kata 'terimakasih', bukannya dia tidak menerima itu, dia dan pelayan lain senang mendengarnya, karena itu berarti usaha mereka sangat dihargai, hanya saja, aneh saja baginya yang dulu pernah melayani tuan yang angkuh dan sombong, sebelum dia keluar dan pindah ke tempat ini.
Kembali pada Jaemin, dia duduk sembari mengambil sebuah novel dijajaran rak buku yang ada di sana. Jaemin duduk sembari membaca novel selama dia menunggu kepala pelayan.
"Tuan Muda Na, seorang pelayan mengatakan Anda mencari saya?" Jaemin mendongak dan tersenyum, dia menutup novel yang dia baca.
"Ne, duduklah kepala pelayan Min." pria paruh baya itu segera duduk di sofa panjang sebelah sofa tunggal yang Jaemin duduki.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Anda, mengenai pengeluaran mansion ini." ujar Jaemin, Kepala pelayan Min mengerjap kaget.
"Mengapa Anda ingin membicarakan mengenai masalah pengeluaran mansion?" tanya Kepala pelayan Min.
"Hanya merasa sepertinya kita terlalu banyak menggunakan listrik." ujar Jaemin.
"Semua data pengeluaran dan pemasukkan ada pada Tuan Muda Kun dan Tuan Muda Doyoung, saya hanya biasanya diberi tugas untuk membayarkannya saja, saya memang mencatat pengeluaran itu tapi semua itu akan langsung saya berikan kepada Tuan Muda Kun dan Tuan Muda Doyoung." Jaemin mengangguk paham.
"Setiap malam saya terbangun dan sempat beberapa kali menemukan ruangan tidak terpakai dengan lampu menyala, jadi saya mematikan lampunya. Lalu selain masalah listrik, saya juga menemukan beberapa bahan dapur yang dibuang secara cuma-cuma karena para Tuan Muda yang lain tidak menyukainya. Saya tahu Tuan Muda sangat kaya, tapi tetap saja, membuang-buang bahan makanan itu tidak diperbolehkan." ujar Jaemin. Kepala pelayan Min terkesan dengan cara bicara Jaemin dan ketelitiannya.
"Saya sebenarnya orang yang malas dan ceroboh, terkadang juga keras kepala, tapi setelah saya beranjak dewasa dan mulai hidup sendiri, saya mengerti bagaimana rasanya bekerja keras demi sesuap nasi, dan saat melihat bagaimana bahan makanan yang sangat banyak itu dibuang cuma-cuma, cukup membuat saya marah dan kesal." ujar Jaemin.
"Akan saya beri teguran kepada para koki dan pelayan lainnya." Jaemin tersenyum kecil dan mengangguk.
"Terimakasih untuk itu, dan apa bisa saya memberi beberapa saran?" tanya Jaemin. Kepala pelayan Min mengangguk.
"Untuk lampu, yang dinyalakan cukup bagian taman depan dan belakang, untuk bagian garasi, bagian lampu depan garasi saja yang dinyalakan, kecuali kalau ada perlu bisa dinyalakan bagian dalam, lalu nyalakan lampu untuk taman belakang. Di lantai satu matikan lampu untuk ruangan yang tidak terpakai, lampu lorong nyalakan sebagian saja, jangan semuanya, di lantai satu cukup nyalakan lampu di ruang kerja dan dapur. Di lantai dua cukup ruang santai saja yang dinyalakan." kepala pelayan mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfikce⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...