52

10.6K 1.3K 111
                                    

***

Hari ini Jaemin duduk di ruang santai dengan menyandarkan punggung ke sofa. Kemarin dia dibuat lelah oleh kedua anaknya, terlebih Yoonhee yang ngambek gara-gara Renjun menggagalkan rencana jalan-jalan mereka kemarin.

"Mamaaaaaaaaaa!!!" BRUK

Si kecil Yoonhee dan Lin menubruk kakinya, Jaemin menegakkan tubuhnya dan terkekeh.

"Bagaimana bermainnya dengan Baba Ren dan Papa Bear?" tanya Jaemin sembari mengangkat satu per satu anaknya dan mendudukkannya di kanan kirinya.

"Papa Bel nakal, pipi Yoonie meyah-meyah, lihat mama, pipi Yoonie cakit, Papa cubit pipi Yoonie." Yoonhee mengadu pada si mama, Jaemin tersenyum dan mengusap pipi tembam putrinya.

"Apa masih sakit?" tanya Jaemin, Yoonhee mengangguk kecil.

"Tapi ndak cakit cekayi" Jaemin mencium pipi kedua putrinya.

"Little Lin, kenapa diam saja dari tadi sayang? Ada apa?" tanya Jaemin mengangkat si kecil Lin ke pangkuannya.

"Mama, Linlin jatuhin geyac di dapul, tadi Linlin cama Yoonie mau bawa minyum buat mama. Baba Len malah kayena katanya geyac itu punya mama." jelas Yoonhee, Jaemin pun segera menunduk ke arah si kecil Lin. Dia mendongakkan kepala si kecil namun si kecil tidak mau melihat mata Jaemin, dan Jaemin paham. Dia mengusap kepala Lin dan mencium pucuk kepala Lin.

"Maaf mama, jangan mayah, Lin takut mama mayah." Jaemin tersenyum dan mengangguk kecil.

"Lin tidak sengaja kan menjatuhkannya?" Lin mengangguk.

"Tidak apa, mama tidak marah, gelas itu bisa diganti, apa Lin terluka?" Lin menggeleng.

"Baguslah, tidak apa, Lin tidak perlu marah, nanti mama akan bilang pada Baba Ren, ne?" Lin mengangguk kecil.

"Little Lin dan Little Yoonhee mau mandi sore dengan mama?" keduanya mengangguk.

"MAU!" Jaemin terkekeh, dia turunkan kedua anaknya lalu menggandeng keduanya masuk ke dalam kamarnya. Dia siapkan keperluan anak-anak sebelum akhirnya membawa kedua anaknya mandi.

***

"Renjun" pemuda Huang itu mendongak dan menghela nafas, dia tahu apa yang akan dibicarakan oleh Jaemin kepadanya.

"Masuklah" Jaemin melangkah masuk ke dalam kamar Renjun. Kedua anaknya yang sudah selesai mandi tadi langsung diurus oleh Kun dan Ten. Jadi dia bisa langsung ke kamar si pemuda Huang ini.

"Duduklah" Jaemin duduk di sofa, Renjun beranjak dari mejanya dan duduk di sebelah Jaemin.

"Aku tahu apa yang ingin kau katakan." ujar Renjun.

"Nah, jelaskan padaku kenapa kau begitu keras pada Lin?" tanya Jaemin tanpa memandang Renjun, dan Renjun sendiri juga tidak memandang Jaemin, keduanya hanya duduk bersandingan dan jemari Jaemin mengusap punggung tangan Renjun perlahan.

"Aku tidak bermaksud membentaknya atau marah padanya, aku hanya terlalu- kaget. Aku tidak pernah bisa tahan dengan suara keras, suara balon meletus saja bisa membuatku kaget. Terlebih itu pecahan gelas. Saat gelas itu jatuh, aku reflek meninggikan suaraku dan yah~ membentaknya, namun di saat yang bersamaan aku juga khawatir padanya." ujar Renjun menjelaskan apa yang terjadi di dapur tadi antara dia, Lin, dan Yoonhee.

"Begitu rupanya, kalau begitu, kau harus jelaskan keadaanmu secara singkat dan jelas kepada Lin, anak itu salah paham dan mengira kau marah padanya. Jangan sampai anak itu takut padamu hingga dia besar nanti." ujar Jaemin menanggapi penjelasan Renjun.

"Sepertinya nanti malam, selepas makan malam aku akan bicara padanya." ujar Renjun, Jaemin tersenyum dan mengangguk. Tak lama Jaemin meraih Renjun masuk ke dalam pelukannya.

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang