77

10K 1K 27
                                    

***

Pagi ini terasa berbeda, karena Jaemin nampak bersikap aneh di mata para suaminya. Tiba-tiba selepas sarapan Jaemin membawa, tepatnya menyeret, Haechan dan Mark ke ruang musik lantai satu.

"Ada apa sih, dear? Kau menarik tiba-tiba, apa ada sesuatu yang penting?" tanya Mark.

"Kalau tidak penting, pergi nih akunya." Sambung Haechan, Jaemin merengut.

"Penting! Sangat penting, ini berhubungan dengan kelangsungan hidup Nana ke depannya." Jawab Jaemin, membuat Mark dan Haechan penasaran mendengarnya.

"Ada apa?" tanya Haechan dengan nada lebih halus.

"Nana rasa, kalian semua menerima Nana tetapi kalian tidak menerima keberadaan satu sama lain. Bahkan beberapa dari kalian terasa sangat canggung satu sama lain jika sedang tidak ada Nana disekitar kalian." Mark dan Haechan menebak-nebak apa yang sebenarnya ingin istri mereka ini sampaikan.

"Katakan sweetheart, apa yang kau inginkan?" tanya Haechan lagi.

"Nana mau suami Nana yang tidak akur jadi akur." Ujar Jaemin.

"Begitu? Tapi memang siapa yang tidak akur?" tanya Mark. Jaemin memasang wajah datar.

"Aku mengerti kenapa Jeno bisa marah padamu, kau ini tidak peka pada sekitarmu." Gerutu Jaemin.

"Dengar itu, Mark hyung?" tanya Haechan dengan nada menyindir, Mark hanya bisa menghela nafas.

"Iya iya, maaf. Tapi sungguh aku tidak tahu siapa yang tidak akur, oh, tapi ada dua orang, hanya saja aku tidak tahu dua orang yang aku lihat ini sama dengan yang kalian lihat atau tidak. Doyoung hyung dan Renjun." Jaemin langsung menatap Mark dengan mata berbinar.

"Benar, mereka berdua yang paling terlihat canggung, tapi tidak hanya dua orang itu saja, ada Taeil hyung dan Jeno, Yuta hyung dan Dejun ge, Winwin ge dan Jisung. Menurut kalian bagaimana?" tanya Jaemin.

"Ah mereka-mereka, benar. Mereka memang akan terlihat sangat canggung satu sama lain." Timpal Haechan.

"Haechan dan Dery ge canggung juga tidak?" tanya Jaemin.

"Tidak sih, kami dekat kok, biasanya juga aku minta saran padanya untuk beberapa game jika aku sudah tidak tahu harus diapakan." Jawab Haechan.

"Jaehyun hyung dan Jisung?" tanya Mark tiba-tiba.

"Jisung itu karena paling muda, dia hanya bisa dekat hyung yang usianya dekat dengannya, sedangkan dengan yang jaraknya sedikit jauh dia akan canggung, oh kecuali Taeyong hyung karena semenjak ia menginjak kaki di mansion Taeyong hyung yang merawatnya." Ujar Haechan.

"Tapi bukankah dulu saat kita liburan ke Osaka mereka pernah sekamar? Apa mereka tidak bicara satu sama lain saat di kamar? Aku penasaran sungguh." Ujar Mark, Jaemin hanya diam mendengarkan.

"Yang aku ingat saat liburan di Osaka adalah Winwin ge, Chenle, Jaehyun hyung, dan Jisung terkunci di luar kamar yang mereka tempati." Haechan selalu merasa tidak habis pikir, bagaimana bisa mereka berempat terkunci di luar kamar hotel masing-masing. Beruntung hotel yang mereka tempati itu salah satu milik mereka juga, jadi setelah meminta dibukakan oleh pegawai hotel, mereka bisa masuk kembali ke kamar masing-masing.

"Mereka pernah terkunci di luar?" tanya Jaemin.

"Benar, saat itu kami liburan di Osaka, kalau tidak salah usia Jisung masih delapan belas? Tujuh belas? Tidak ingat, tapi masih belasan. Kami liburan sekalian untuk refreshing dan merayakan terbukanya toko perhiasan Shotaro dan Mall milik Yuta di Jepang, tepatnya di Osaka. Kalau tidak salah Jaehyun hyung dan Jisung, dari cerita Chenle dan Winwin ge saat itu ya, mereka berdua sepertinya baru saja pulang dari mencari camilan, tapi lupa membawa kartu kamar hotel. Chenle dan Winwin ge yang ada di kamar sebelah mendengar keributan mereka yang panik, saat keluar mereka melihat tapi Winwin ge dan Chenle saat keluar, juga tidak membawa kunci kamar hotel. Saat mereka keluar dan pintu tertutup otomati dan mengunci." Cerita Haechan. Jaemin menatap tidak percaya dan geleng kepala sendiri. Ada saja tingkah suaminya yang bikin geleng kepala.

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang