***
Hari Rabu ini, Jaemin diajak pergi oleh Jeno entah kemana, karena si pemuda Lee itu tidak mengatakan apapun mengenai tujuan mereka hari ini.
Jeno sejak tadi hanya diam saja, suara di mobil hanya berasal dari suara musik yang diputar. Jaemin sendiri bukan orang yang akan banyak bicara kalau orang yang bersamanya sedang dalam mood tidak ingin diajak bicara.
Hingga mobil yang dikendarai oleh Jeno berhenti di depan sebuah area pemakaman. Jaemin keluar dan akhirnya mengerti kenapa Jeno membeli bunga anyelir pink. Jaemin mengikuti langkah Jeno dari belakang. Hingga mereka berhenti di depan sebuah nisan, dengan nama Lee Young Mi. Jeno meletakkan anyelir pink itu di depan nisan dan berdoa, Jaemin pun mengikutinya.
"Eomma, maaf baru berkunjung lagi, hari ini aku membawa seseorang, dia namja manis yang memiliki hati sebaik eomma." Jeno berbalik dan meraih jemari Jaemin, menarik pelan Jaemin agar berdiri sejajar dengannya.
"Perkenalkan dirimu" ujar Jeno, Jaemin mengangguk.
"Annyeonghaseyo eommonim, Na Jaemin imnida." Jeno tersenyum.
"Eomma, aku, appa, dan Soo Min eomma baik-baik saja. Kami hidup dalam keadaan sehat tanpa kekurangan suatu apapun." ujar Jeno. Jaemin berdiri di samping Jeno dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, membiarkan Jeno bercerita pada sang ibu yang sudah tidak ada di dunia lagi.
"Eomma, aku merindukanmu, setiap malam aku selalu berharap kau datang dan mengusap kepalaku, menyanyikan lullaby untukku seperti dulu." Jeno menatap nisan ibunya dan tersenyum kecil.
"Eomma di sana baik-baik saja kan? Ada berapa malaikat kecil yang menemanimu? Eomma tidak kesusahan kan di sana? Tuhan menjaga eomma dengan baik kan?" Jeno mendongak dan menatap langit.
"Eomma miss you so much" lirih Jeno, berharap semilir angin bisa membawakan pesan rindunya pada sang ibu.
"Nah, eomma, aku pergi dulu ya? Kapan waktu aku akan kembali lagi. Sampai jumpa lagi eomma." Jeno pun berjalan pergi, Jaemin membungkuk sopan lalu pergi menyusul Jeno.
"Jeno-ya" Jeno berbalik dan menatap Jaemin.
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan hari ini, kau mau?" tanya Jeno pada Jaemin, Jaemin diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk.
"Kajja!"
***
"Jeno-ya, kau punya dua ibu?" tanya Jaemin hati-hati, saat ini keduanya berjalan santai di kawasan sungai Han.
"Ne, eomma kandungku dan noona sudah meninggal, yang kita kunjungi tadi adalah makam eomma kandungku. Soo Min eomma adalah istri kedua appa, beliau kehilangan anaknya saat usia anaknya baru dua tahun karena sakit. Appa bertemu dengan Soo Min eomma saat beliau sedang melakukan kegiatan sukarelawan di Inggris." jawab Jeno.
"Begitu rupanya, sepertinya hubunganmu dengan beliau sangat baik ya?" Jeno tertawa kecil.
"Tidak, hubungan kami tidak baik. Beliau hanya bersikap baik pada noonaku. Noona itu seumuran Jaehyun hyung dan Winwin hyung, berbeda dengan sikapnya pada noona, beliau jika padaku selalu banyak menuntut dan aku tidak suka itu. Appa saja sudah menuntut banyak hal dariku, dan beliau malah menambahinya." Jaemin menatap sisi wajah Jeno, terlihat sekali namja tampan itu tidak menyukai ibu barunya.
"Apa kau pernah mengatakan ketidak sukaanmu pada beliau?" Jeno diam, mencoba berpikir dia pernah tidak memberitahu orang tuanya mengenai ketidak sukaannya dituntut dalam banyak hal.
"Sudah, tapi baik appa dan eomma tidak mau dengar, aku bahkan sampai minta appa dari Taeyong hyung untuk bicara dengan mereka, tapi tetap saja mereka tidak mau dengar. Daripada bertengkar dengan mereka aku memilih untuk tidak pernah pulang dan tinggal di NEO." ujar Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...