54

8.6K 1.2K 83
                                    

***

Jaemin siang ini sedang bersantai dengan para Tuan Muda yang sekali lagi memboloskan diri. Jaemin menyerah dengan sikap yang satu ini, dia hanya berharap Lin dan Yoonhee tidak akan mengikuti sifat semua ayahnya. 

Siang ini si kecil Lin dan Yoonhee sedang tidur siang di kamar Jaemin, dan sekarang ibu muda dua anak ini tengah bersantai setelah diajak kedua anaknya yang begitu aktif bermain dari pagi. Jaemin menyandarkan kepalanya di bahu Taeyong yang kebetulan ada di sebelahnya, kakinya dipijat oleh Mark, dan tangan kanannya dipijat oleh Winwin, tangan kirinya digenggam Taeyong.

"Ini baru dua" gumam Jaemin sembari memejamkan matanya.

"Nah, bagaimana jika bertambah, huh?" tanya Jaemin lagi, yang tidak mendapat jawaban apapun.

"Pastinya lebih lelah lagi." ujar Lucas.

"Dan mansion jadi tambah ramai." sambung Chenle.

"Aku belum siap jadi ayah" gumam Jisung.

"Nikmati saja harimu, lagipula anak-anak masih memanggilmu 'hyung' atau 'oppa', sampai usiamu siap untuk memiliki anak, panggilanmu akan berubah." ujar Taeil.

"Yangyang, Shotaro, Sungchan, Chenle, dan Jisung belum bisa menyandang panggilan 'ayah' untuk sementara ini." ujar Jaemin, yang namanya tersebut hendak protes tapi mereka sadar, Jaemin berujar pasti ada alasan dibalik itu.

"Ah benar, aku baru ingat!" Jaemin menegakkan badannya, dia menepuk bahu Mark agar menghentikkan pijatannya, dia juga meminta Winwin berhenti memijat tangannya, tidak lupa dia ucapkan terimakasih, pada Taeyong juga yang sudah merelakan bahunya untuk dijadikan bantal olehnya.

"Ada apa?" tanya Sungchan.

"Jangan manjakan Yoonhee dan Lin." ujar Jaemin, membuat mereka semua bingung.

"Ada apa memangnya? Bukannya tidak masalah? Lagipula mereka masih anak-anak, jika tidak dimanjakan dewasa nanti mereka menganggap kita tidak menyayangi mereka." ujar Hendery menyampaikan pendapat.

"Aku rasa aku setuju dengan Hendery." timpal Kun.

"Tidak bisa, jika kalian memanjakannya, justru saat mereka dewasa nanti mereka tidak akan bisa apa-apa dan selalu bergantung pada kita semua. Kemarin saat di kebun binatang, Yoonhee sampai memukuliku karena aku tidak mau membelikannya boneka panda. Aku tidak masalah, aku bisa membelikan itu, tapi masalahnya adalah, apa dia benar-benar butuh boneka itu saja atau tidak? Dia mengatakan hanya boneka beruang dan kelinci yang selalu dia mainkan, jika aku membelikannya, boneka pandanya hanya jadi pajangan dan itu sama saja dengan membuang uang." jelas Jaemin panjang.

"Memukulimu?" tanya Jungwoo.

"Anak seusia Yoonhee dan Lin memang tidak begitu baik dalam menyampaikan perasaan mereka, sehingga mereka akan menyampaikannya melalui cara seperti menangis, meraung, atau memukul, tapi jika mereka sudah seperti itu, kita tidak semata-mata langsung memberikan apa yang mereka inginkan. Sejak dini kita harus mengajari mereka juga, bagaimana cara meminta yang baik, kita juga harus menjelaskan kenapa kita tidak membelikan apa yang mereka inginkan. Bukan karena kita tidak menyayangi mereka, tetapi lebih kepada, tidak semua apa yang mereka inginkan itu bisa mereka dapatkan secara langsung. Bukan karena mereka anak-anak, kita akan memaklumi semua perbuatan mereka." para Tuan Muda itu masih diam mendengarkan.

"Yoonhee menangis dan memukuliku, aku hanya mendiamkannya selama satu hingga dua menit, baru setelah dia tenang aku mendekatinya dan menjelaskan kenapa aku diam saja dan mengabaikannya. Dengan menangis dan memukuli ibunya bukan cara yang baik dalam meminta. Saat Yoonhee menangis dan meraung lalu aku segera pergi membelikan apa yang dia inginkan dan dia kemudian berhenti menangis, maka di otaknya justru akan tertanam 'oh aku harus menangis untuk mendapatkan apa yang aku inginkan', dan aku tidak mau anakku punya pemikiran seperti itu." Jaemin menatap semua Tuan Muda yang nampak berpikir dalam diam.

"Lalu jika mereka salah, seperti merusak laporan atau merusak barang di rumah?" tanya Dejun.

"Jika mereka salah, kita tidak perlu marah, kita hanya perlu memberikan mereka pengertian, dan menjelaskan jika perbuatan yang mereka lakukan adalah salah. Tidak perlu sampai marah meluap-luap, mereka tidak tahu barang yang mereka rusak itu penting atau tidak, jadi daripada memarahi mereka, beri mereka pengertian dan beri mereka peringatan secara tersirat jika mereka tidak boleh mengulang kembali apa yang mereka lakukan dan meminta mereka lebih berhati-hati ke depannya." Jaemin menatap Dejun yang langsung memalingkan wajahnya. Tangan Jaemin bersidekap dan kakinya menyilang, matanya menatap satu per satu para Tuan Muda di sana.

"Aku tidak akan membiarkan kalian memiliki anak jika kalian tidak bisa menahan emosi kalian sendiri pada anak kalian nantinya." 

Mendengar itu segera saja para Tuan Muda itu memandang ke arah Jaemin, yang kini memiringkan kepalanya dan menatap tajam ke arah mereka semua.

"Aku memang memaklumi kalian sebagian datang dari kehidupan yang kurang menyenangkan, tapi bukan berarti kalian harus memanjakan anak kalian dengan alasan agar mereka tidak mengalami apa yang kalian alami. Aku tidak membenarkan itu, tapi aku lebih tidak membenarkan lagi saat kalian membentak atau memarahi anak hanya karena kesalahan kecil yang sebenarnya bisa diatasi dengan mudah. Faktor lelah bukan alasan yang bisa kalian buat untuk membentak anak kalian yang melakukan kesalahan kecil, terlebih kesalahan itu terkadang dibuat oleh anak agar orangtua mereka memberikan mereka perhatian. Dimataku jika anak sudah melakukan itu, berarti mereka merasa kesepian dan ingin bermain dengan orang tuanya." Jaemin melepas dekapan tangannya, dan menurukan kakinya, kembali duduk ke posisi semula, duduk tegak bersandar pada sandaran sofa.

"Jika kalian ingin membelikan Lin dan Yoonhee sesuatu buat mereka melakukan sesuatu dulu, seperti jika kalian ingin membelikan boneka atau mainan, minta mereka untuk terlebih dulu merawat boneka atau mainan mereka dengan baik dulu, beri contoh pada mereka bagaimana menjaga mainan atau boneka mereka. Jika mereka sudah melakukan dengan baik, baru kalian bisa memberikan boneka atau mainan baru sebagai reward, jadi mereka tahu jika tidak semua yang mereka inginkan datang dengan percuma, ada sesuatu yang harus mereka kerjakan terlebih dahulu." ujar Jaemin.

"Jika mengingat perkataan Renjun, Taeyong hyung dan Taeil hyung, aku rasa jawabanku adalah siap, tapi masalahnya adalah-" mereka semua menatap Jaemin.

"-kalian sendiri sudah siap belum menikah dan membina rumah tanggan denganku?"

***

_54_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang