118

5K 685 23
                                    

***

"Yang benar saja sayang?! Eomma tidak setuju! Bahaya!" Jaemin terkekeh mendengarnya.

"Sudau kuduga eomma tidak akan setuju, aku hanya bertanya tadi. Kajja eomma, kita bantu yang lain." Ajak Jaemin seolah pertanyaannya tadi tidak membuat mertuanya jantungan.

"Sayang, kau tidak serius kan?" tanya Nyonya Moon pada Jaemin, pria manis yang merupakan menantunya itu menggeleng.

"Tidak eomma, Nana tidak akan main go public sebelum meminta izin pada suami-suami Nana." Jawab Jaemin dengan senyum kecil.

"Kau membuat eomma jantungan!" Jaemin terkekeh kecil, dia dan mertuanya berdiri.

"Ayo ke halaman belakang, jangan pasang wajah cemberut lagi. Eomma tahu kau kecewa, tapi suasana jadi tidak enak." Jaemin mengangguk.

"Maaf ya eomma, tidak lagi." Nyonya Moon mengangguk. Keduanya pun kembali membantu yang lain, melupakan masalah wajah Jaemin yang tidak bersahabat tadi.

***

"Sudah hilang wajah keruhnya?" tanya Leeteuk, Jaemin memasang senyum manis sembari menatap sang ayah asuh. Dia meminta maaf pada mertua dan iparnya mengenai sikapnya tadi, tidak lupa juga ia meminta maaf pada suami-suaminya karena sudah berwajah kurang menyenangkan selama beberapa hari terakhir dan membangun sikap dingin pada mereka. Jaemin tahu ia tidak seharusnya marah lebih lama pada suaminya yang sudah bekerja keras, sudah berusaha untuk menyingkirkan 'pengganggu' yang hadir di rumah tangga mereka.

Selepas makan malam, para mertua dan ipar Jaemin, pamit undur diri, mereka akan datang lagi di lain kesempatan. Para bayi yang kekenyangan tidak bisa mengantar paman, bibi, kakek, dan nenek mereka, karena rewel, Jaemin saja hanya bisa mengucapkan salam perpisahan, tidak bisa mengantar karena anak-anaknya rewel. Yang menetap di mansion dan akan tidur di kamar tamu hanya Leeteuk.

Setelah mengantar orang tua mereka, Taeil, Johnny, Taeyong, Doyoung, Jungwoo, Mark, Renjun dan Jeno segera berlari ke tempat Jaemin dan membantu 'istri' mereka menenangkan anak-anak mereka. Saat suaminya sudah datang, Jaemin menghembuskan nafas lega.

"Biar kami yang mengurus mereka, kau bisa istirahat." Jaemin mengangguk, dia memijat tengkuknya yang terasa pegal, lalu pergi keluar kamar anaknya, dia menuju dapur, ingin membantu membereskan perkakas yang digunakan tadi, namun ternyata Kun dan Yuta sudah mengurus itu, para pelayan juga sudah membereskannya.

"Pergilah istirahat" ujar Ten yang kebetulan ada di area dapur, dia membawa Jaemin ke arah kamar. Tidak lama Sungchan masuk, dia membawa baskom berisi air hangat.

"Mau aku pijat kakinya, hyung?" tanya Sungchan, Jaemin terkejut dan segera menggeleng.

"Harusnya aku yang melakukan itu pada kalian. Jangan!" namun Suncghan keras kepala, sehingga dia tetap kukuh membilas kaki Jaemin dengan air hangat dan memijat telapak kakinya. Jaemin sudah panik, dia merasa menjadi istri yang kurang ajar, karena bukan dia yang mengurus malah diurus. Ten sudah memijat bahu dan kepalanya.

"Sudah, kali ini terima service dari kami. Jangan menolak! Anggap saja ini reward untuk kerja kerasmu dan sebagai permintaan maaf juga terimakasih kami padamu." Jaemin menggeleng kecil.

"Harusnya aku yang minta maaf dan berterimakasih pada kalian. Aku masih punya banyak kekurangan dan masih harus belajar banyak.

"Tidak hanya hyung yang masih banyak kekurangan, aku dan yang lain pun sama, kita masih sama-sama belajar. Jadi mari belajar bersama untuk membangun dan mempertahankan rumah tangga kita." Ujar Sungchan, dia mendongak karena duduk di bawah, sembari mengeringkan kaki Jaemin dengan handuk, Jaemin yang melihat senyum dari salah satu suami termudanya membalas senyum itu.

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang