19

16.8K 1.8K 107
                                    

***

Jaemin menatap 22 Tuan Muda yang kini duduk di ruang tengah. Para pelayan menghidangkan coklat panas dan kudapan di depan para Tuan Muda mereka.

"Terimakasih, kalian bisa pergi istirahat jika memang sudah selesai semua pekerjaannya." Ujar Jaemin.

"Sama-sama Tuan Muda Na, kami permisi, dan selamat malam." Jaemin mengangguk, para pelayan pun undur diri.

"Jadi? Katakan padaku, kenapa kalian begitu keras pada para pelayan?" Tanya Jaemin langsung.

"Karena mereka ceroboh dan membuatmu terluka." Jawab Jungwoo. Jaemin menghela nafas kembali. Sudah berapa kali aku menghela nafas? Sudah berapa banyak keberuntungan yang kubuang?

"Dengarkan aku" Jaemin menatap mereka semua yang kini tidak mau menatap matanya.

"Aku berterimakasih pada kalian karena sudah mengkhawatirkanku" meski sangat berlebihan, lanjut Jaemin dalam hati.

"Tapi tidak perlu sampai seperti ini juga. Aku terluka karena kecerobohanku sendiri yang salah memberikan tumpuan untuk berdiri. Ini hanya keseleo ringan yang akan sembuh dalam dua sampai tiga hari lagi. Kejadian ini tidak membuatku lumpuh dan tidak bisa berjalan selamanya." Jaemin berujar dengan nada yang begitu tenang.

"Kami cemas dan takut" ujar Kun, Jaemin mengukir senyum manis.

"Aku mengerti, tapi dengar, para pelayan yang bekerja di sini, semua adalah pilihan kalian sendiri, kalian tahu bagaimana mereka bekerja sejak lama. Tapi dengan kalian memberikan hukuman pada mereka seperti mengganti mereka dengan pelayan lain, mereka akan berfikir Tuan mereka sudah tidak percaya mereka lagi dan mereka juga akan beranggapan kalau mereka telah melakukan kesalahan besar. Padahal nyatanya tidak." Ucapan Jaemin membuat suasana makin hening.

"Minum dulu coklat panasnya, nanti keburu dingin dan tidak enak disantap." Menurut, semua tuan muda itu termasuk Jaemin meminum coklat panas yang sudah dibuatkan oleh para pelayan.

"Kalian terlalu keras pada para pelayan juga diri kalian sendiri, dan sekarang aku bertanya-tanya, apa kalian juga begitu keras pada pekerja di kantor dan pabrik?" Tanya Jaemin, tidak ada yang menjawab, namun gerakan risau mereka membuat Jaemin mengerti apa jawabannya.

"Aku tidak akan heran lagi sekarang, Taeyong hyung saja begitu keras pada Shotaro." Taeyong dan Shotaro sama-sama tersentak kaget. Mereka jadi ingat kejadian toko perhiasan itu.

"Lupakan hari ini, sekarang habiskan coklat panas dan kudapannya, lalu pergi istirahat, kalian butuh menenangkan diri kalian." Ujar Jaemin.

"Tapi-" Jaemin menggeleng pelan pada Renjun.

"Sejujurnya aku kecewa dengan tindakan kalian hari ini. Aku senang kalian khawatir padaku tapi dengan kalian marah pada pelayan, bahkan aku melihat pipi Myungji noona merah dan sudut bibirnya robek, itu jujur saja membuatku takut pada kalian. Aku hanya berharap Myungji noona tidak akan trauma pada kekerasan setelah ini. Lain kali jangan gunakan kekerasan ya? Jangan melukai orang lagi, marah boleh, tapi tahu benar siapa yang kalian hadapi." Jaemin bangun dari duduknya dan jalan terpincang untuk kembali ke kamar, saat Sungchan hendak memberikan bantuan, Jaemin menolaknya dengan halus, mereka melihat jemari Jaemin yang bergetar. Jungwoo merasa bersalah saat melihat itu. Mereka lupa, mereka lupa fakta jika Jaemin adalah korban kekerasan dari mantannya, melihat orang lain terluka tentu saja membuatnya takut, itu seperti membangkitkan kembali memori lama di masa kelam Jaemin.

"Sebaiknya kita istirahat sekarang" Taeil akhirnya buka mulut setelah terdiam cukup lama.

"Ne" dan malam itu berlalu dengan begitu sunyi.

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang