***
Pagi ini Jaemin bangun dengan perasaan luar biasa senang, setelah semalaman dipeluk Winwin, pagi ini dia bangun dengan penuh semangat, tidak tahu juga apa yang membuatnya begitu semangat. Jaemin bangun dan segera pergi mandi, Winwin sendiri sepertinya juga sudah bangun dan memilih mandi di kamarnya sendiri.
Jaemin keluar dari kamar mandi dengan aura lebih segar, ia segera mengganti pakaiannya dengan sweater oversize juga celana santai hitam. Dirasa sudah pas dengan penampilannya, Jaemin keluar dari kamar dan menemukan Haechan, Ten, dan Shotaro mondar-mandir dan berujar panik.
"Kalian kenapa panik begitu?" tanya Jaemin.
"Johnny hyung mendadak muntah-muntah pagi ini." Jawab Haechan.
"Mark dan Taeyong hyung juga sama." Sambung Shotaro.
"Sudah panggil dokter?" tanya Jaemin.
"Dokter sedang dalam perjalanan." Jawab Ten.
"Apa karena makanan semalam?" tanya Renjun.
"Aku rasa tidak, kemarin kan Taeyong hyung sendiri yang mencoba makanannya." Ujar Doyoung.
"Kita tunggu dokter saja." Ujar Jeno menenangkan yang lain. Jaemin melangkah masuk ke kamar Mark, dan di sana dia melihat suaminya terbaring dalam keadaan lemas. Ten baru saja membantunya ganti baju dan berbaring.
"Hyung, kau baik?" Jaemin mendekat dan duduk di tepi kasur, dia mengusap kepala Mark dengan lembut.
"Sama sekali tidak, mualnya tidak berhenti." Jawab Mark. Jaemin jadi merasa kasihan pada suaminya.
"Istirahat ya, nanti biar aku minta pelayan buatkan teh." Mark mengangguk, Jaemin merunduk dan mencium kening Mark sebelum dia pergi untuk melihat Johnny dan Taeyong. Sama, keduanya juga nampak tidak bertenaga, bahkan saat tadi berkunjung ke kamar Johnny, pria Seo itu masih memuntahkan isi perutnya di kamar mandi.
"Na, dokternya sudah datang." Ujar Lucas memberi tahu. Jaemin yang ada di sebelah kasur Taeyong mengangguk. Para Tuan Muda itu dibawa keluar kamar dan didudukkan di sofa secara bersandingan, Lucas, Sungchan, dan Jaehyun yang memindahkan mereka.
"Eh, saya rasa Tuan Muda Johnny, Tuan Muda Taeyong, dan Tuan Muda Mark tidak mengalami gejala apapun. Kesehatan mereka bahkan tidak menurun sama sekali, dan tidak ada gejala sakit." Ujar sang dokter.
"Benarkah? Tapi kenapa mereka memuntahkan isi perut mereka pagi ini?" tanya Yuta.
"Sebentar, Tuan Muda, sudah berapa lama ini terjadi?" tanya sang dokter.
"Tiga hari belakangan ini sebenarnya." Jawab Taeyong jujur.
"Aku juga, tiga hari belakangan ini memang sering muntah di pagi hari, tapi ini yang terparah." Sambung Johnny.
"Aku juga begitu, jika sebelumnya kami masih bisa mengatasinya, tapi hari ini sepertinya lebih parah." Jawab Mark. Sang dokter mengangguk paham lalu menatap Jaemin yang duduk di sofa tunggal.
"Nyonya, kenapa Anda tidak periksa?" semua memandang Jaemin yang kini menatap bingung.
"Maksud Anda?"
***
"Aku... hamil?"
Jaemin nampak menatap kosong kertas di tangannya, dia tidak percaya, dia benar-benar hamil, dan saat di USG tadi ada tiga, ada tiga jabang bayi di perutnya.
"Ai?" Yuta yang menemaninya periksa tadi bertanya, khawatir juga melihat istrinya terdiam begitu.
"Hyung, aku hamil!" ujarnya, Yuta mengangguk kecil dan tersenyum.
"Selamat sayang, tidak heran mereka bertiga mual-mual sejak tiga hari lalu, sumbernya dari sini ternyata." Ujar Yuta sembari mengusap perut Jaemin yang memang akhir-akhir ini Jaemin merasa perutnya sedikit buncit, namun dia tidak pernah ada pikiran jika dia hamil, jadi dia diamkan saja sejak minggu lalu.
"Pulang sekarang?" tanya Yuta, Jaemin mengangguk. Dia mengusap hasil USG dan tersenyum.
"Hyung, aku hamil!" Yuta tertawa gemas dan menggendong sang istri.
"Ayo pulang dan beri tahu yang lain kabar gembira ini." Jaemin memeluk Yuta dan mendusalkan kepalanya di leher sang suami. Keduanya keluar area rumah sakit, memasuki area parkir, masuk mobil, dan pulang.
Selama perjalanan, Jaemin tidak hentinya tersenyum, dia senang, dia bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk mengandung lagi. Yuta mengusap kepala Jaemin sayang.
"Aku akan menjaga mereka dengan baik!" ujar Jaemin, Yuta mengangguk.
"Dan kami akan menjaga kalian dengan baik."
***
"Selamat sayanggg!!!!" Jaehyun menggendong si cantik kesayangan mereka itu dengan penuh kegembiraan.
"Bisa dipastikan triplets yang dikandung Jaemin hyung adalah anak Taeyong hyung, Johnny hyung, dan Mark hyung." Ujar Chenle. Jaemin yang masih ada digendongan Jaehyun mengangguk.
"Aku sempat bertanya pada dokter apa mungkin anak yang kukandung ini beda ayah, dan dokter bilang itu mungkin saja." Ujar Jaemin, Jaehyun menurunkan pelukannya.
"Mau pindah kamar ke lantai satu?" tanya Jungwoo.
"Tidak, tetap di lantai dua saja, tapi nanti kalau sudah masuk bulan kelima atau enam, aku ingin pindah ke lantai satu." Jungwoo mengangguk, dia mendekat dan mencium kening sang istri.
"Selamat sayang, setelah ini aku akan minta pada Sehun hyung dan temannya untuk datang kembali. Sepertinya mereka lupa kalau mereka sudah janji akan datang kembali kemari." Ujar Jungwoo dan pergi berlalu untuk menghubungi Sehun.
"Mama kenapa? Kenapa dibeli celamat?" tanya Lin yang ada digendongan Hendery.
"Mama hamil, di perut Mama ada adik bayi, adiknya Lin dan Yoonhee. Setelah nanti sembilan bulan di perut Mama, adik bayi lahir lalu jadi teman bermain Lin dan Yoonhee yang baru." Jawab Hendery.
"Adik bayi?" tanya Yoonhee, Hendery mengangguk.
"Benar, adik bayi, lebih kecil dari Yoonhee dan Lin." Ujar Haechan bantu menjelaskan. Jaemin didudukkan Jaehyun diantara dirinya dan Jeno, Lin dan Yoonhee berontak turun dari gendongan ayah mereka.
"Adik bayi" tangan kecil Lin mengusap perut Jaemin.
"Mama, adik bayi tidul? Kenapa tidak jawab Lin." Kesal batita tersebut.
"Benar, adik bayi di dalam sini tidur." Jawab Jaemin, tepatnya sih belum jadi janin sempurna, baru juga dua minggu.
"Adik bayi cepat kelual lalu main dengan Yoonie!" Yoonhee ikut mengusap perut Jaemin, Jaemin sendiri tertawa kecil dan mencium kedua kening anaknya.
"Sabar ya sayang, adik kecil masih harus diperut mama sampai mereka siap keluar." Ujar Jaemin. Tak lama Johnny, Taeyong, dan Mark keluar dari kamar mereka, dengan keadaan yang lebih baik.
"Benar hamil dear?" tanya Mark.
"Benar, dua minggu." Jawab Jaemin dengan senyum manis.
"Terimakasih love" Taeyong mendekat dan mencium pipi Jaemin dari belakang.
"Mual ternyata menyiksa, setidaknya kau tidak merasakannya, biarkan kami saja. Jaga dirimu selama hamil, baby." Ujar Johnny yang diangguki oleh Jaemin.
"Mm, terimakasih sudah menanggungnya, daddy, appa, dan diddi." Ketiga suaminya itu mengangguk.
"Untukmu." ujar Mark, mewakili dua yang lain. Suasana hangat dan penuh kebahagiaan itu benar-benar terasa oleh para pelayan yang melihatnya, mereka juga mendengar kabar bahagia tersebut dan mendoakan segalanya yang terbaik untuk Nyonya mereka dan calon-calon tuan juga nona kecil mereka yang baru.
Namun, tidak lama kebahagiaan itu harus rusak karena-
"Papi Sicheng tidak mau jadi cinderella untuk Mama?"
"HAH?!"
Masa-masa mengidam Jaemin, dimulai.
***
_79_
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...