101

6.3K 814 65
                                    

***

"Bagaimana istri dan anak-anak kami?" Tanya Kun saat dokter keluar dari ruang operasi.

"Kondisi Nyonya sempat turun dan kritis, beliau kehilangan lumayan banyak darah, tetapi sekarang kondisinya sudah stabil, saya akan memindahkan beliau ke ruang rawat. Untuk ketiga anak Anda, kami akan mengawasi dua kali dua puluh empat jam di inkubator, karena Anda tahu sendiri, ketiganya terlahir prematur." Jelas sang dokter.

"Terimakasih terimakasih" Kun mewakili yang lain berterimakasih pada sang dokter. Tidak lama bangkar Jaemin keluar, wajah istri mereka sangat pucat.

"Dokter, boleh kami minta tolong?" Tanya Taeyong saat sang dokter hendak pergi.

"Tentu, Tuan, apa yang bisa saya bantu?" Tanya sang dokter.

"Bisakah Anda dan perawat menjaga istri kami? Jika dia sadar tolong katakan jika kami ada sedikit urusan, dan kami akan segera kembali. Kemungkinan besok pagi atau siang kami baru kembali. Apa bisa?" Tanya Taeyong.

"Tentu Tuan, saya akan mengawasi keadaan Nyonya." Ujar sang dokter.

"Pastikan yang mengawasi istriku adalah dokter dan perawat yang saat ini mengurus istriku, ne?" Ingat Doyoung.

"Saya mengerti." Mendengar itu sisa para Tuan Muda itu saling pandang dan mengangguk.

"Kami permisi"

***

"Papa Papa Lin Lin Papa huwaaaaaaa" Yoonhee menangis digendongan Jeno. Sedangkan Lin kini meringkuk di gendongan Lucas. Mereka semua tidak membayangkan, bagaimana jika mereka terlambat sedikit saja? Pasti Lin sudah tidak akan tertolong.

"Mama Mama Lin mau Mama" isak Lin digendongan Lucas.

"Sebentar lagi kita bertemu Mama, tenang ya sayang, Lin sudah aman, Lin sudah dengan Daddy, tidak ada yang menyakiti Lin." Ujar Lucas menenangkan.

"Mama Mama Lin mau Mama... Lin takut dicini Mama... Lin mau Mama..." Racau anak usia tiga tahun itu. Lucas ingin menangis rasanya melihat keadaan anaknya seperti ini.

Pisau yang nyaris melukai Lin itu sudah terlepas dari tangan pria berjas yang menangkap keduanya. Tepat saat pisau itu dilayangkan, Johnny dari belakang melemparkan pisau miliknya dan mengenai lengan pria itu, sehingga tubuh itu jatuh, dan saat nyaris pisau di tangan pria berjas itu mengenai Lin, Sungchan bergerak cepat dan menendang pisau itu hingga terlempar ke sudut ruangan. Jeno segera menggendong Yoonhee dan Lucas menggendong Lin. Pria yang tangannya terluka itu diikat oleh Mark dan Johnny untuk dibawa ke markas tersembunyi mereka.

"Kita keluar dari sini sebelum mereka berdua semakin trauma." Ujar  Jisung.

"Papa, Mama dimana? Yoonie mau Mama" tanya Yoonhee kecil.

"Mama dan adik di rumah sakit, nanti ya, setelah Mama baik, kita temui Mama, sekarang kita pulang dulu, ya?" Yoonhee memeluk leher Jeno.

"Papa, dicana tadi gelap, hic Yoonie takut, picaunya tajam, Papaa hic huwaaaaa" Jeno menepuk-nepuk punggung kecil itu, gaun Yoonhee kotor karena lantai di ruangan tadi kotor.

"Anak Papa yang cantik, kau hebat, kau bertahan, jangan menangis lagi ya? Papa sudah di sini, tidak ada yang melukaimu, kau aman bersama kami. Maaf kami sedikit terlambat." Bisik Jeno. Yoonhee masih menangis sembari memeluk leher Jeno, dan itu membuat hati Jeno sakit. Dia tidak bisa melihat anaknya menangis ketakutan seperti ini.

Di sisi lain, Lucas masih menenangkan Lin yang terus meracau mencari Jaemin. Lucas membuat catatan mental, dia akan membawa Lin dan Yoonhee menemui seorang psikiater atau psikolog, Lucas yakin kejadian ini akan meninggalkan trauma sendiri pada mereka.

"Nak, sudah ya? Nanti kalau Mama sudah baik, kita temui Mama, ya? Sekarang Lin sudah aman, tidak ada yang menyakiti Lin. Daddy di sini, Papa di sini, Diddi di sini, Jisung hyung dan Sungchan hyung di sini, appadeul yang lain sudah menunggu. Maaf kami sedikit terlambat. Lin sudah aman." Ujar Lucas menenangkan, Lin masih meracau, dia tidak menangis lagi. Yang seperti ini, yang membuat hati Lucas sakit.

***

Taeyong, Taeil, Yuta, Kun, Doyoung, Ten, Jungwoo, Renjun, Hendery, Dejun, Haechan, Winwin, Jaehyun, Yangyang, Shotaro, dan Chenle, mereka memasuki bangunan bak gudang tersebut. Langkah kaki mereka ringan.

"Bagaimana Jaemin?" Suara Johnny terdengar.

"Anakku, anak Jeno, dan anak Doyoung selamat, Jaeminnie sempat drop tapi dia sudah stabil kembali. Masih dibawah pengawasan dokter." Jawab Taeil.

"Lin? Yoonhee?" Tanya Renjun.

"Dibawa Lucas dan Jeno pulang. Mereka mencari Jaemin. Yoonhee tidak berhenti menangis dan Lin tidak berhenti meracau." Jawab Mark.

"Jadi siapa? Yang berani menculik dua malaikatku dan mencelakai Jaemin?" Jungwoo menggulung lengan kemejanya.

"Tuan Shin, salah satu yang mengikat kontrak kerja sama denganmu, Jungwoo. Dia di sana, dia nyaris membunuh Lin dengan tangan kotornya." Ujar Johnny sembari menunjuk Tuan Shin yang kini rambutnya dijambak Jisung, dan kepalanya digoyang-goyangkan oleh si adik termuda.

"Pria tanpa otak ini nyaris membunuh dua malaikat kecil kita dan membuat Jaeminnie hyung celaka. Mau diapakan?" Tanya Jisung.

"Bagaimana dengan anak buahnya?" Tanya Yuta.

"Di sana, Sungchan menggantung mereka terbalik." Ujar Mark sembari menunjuk sepuluh orang yang digantung terbalik dalam keadaan sudah babak belur.

"Aku masih menahan rantainya, ini kalau kulepas kepala mereka langsung menghantam tanah. Jumlah mereka dua belas, yang dua sudah mati di tempat tadi. Sisa sepuluh. Yang dua diujung sana aku tadi mau memutus lengan mereka, karena mereka berdua yang membuat Jaemin hyung celaka, dua di sebelah mereka adalah yang membawa Lin dan Yoonhee, kaki mereka kupatahkan. Nah, sisanya yang mencelakai bodyguard dan pelayan kita tadi. Mau diapakan? Kalian mau ikut menyiksanya juga?" Tanya Sungchan.

"Haechan, sebar berita jika Tuan Shin telah melakukan tindakan penculikan kepada dua anak tertua kita, jangan lupa, sebarkan pula jika pria ini telah mencuri lima persen saham Shotaro dan Dejun, dia juga melakukan penipuan atas nama Jungwoo. Dan katakan jika kau akan mencabut dana bantuan kepada asosiasi tidak bergunanya." Titah Taeyong.

"Laksanakan, hey aku pergi dulu, sisakan satu untuk kusiksa, yang mencelakai Jaemin bolehlah." Haechan pergi dari sana untuk melaksanakan tugas dari Taeyong.

"Renjun, Jungwoo, kalian tinggal pilih, mau menghabisi Tuan Shin atau menghabisi mereka yang membawa Lin dan Yoonhee?" Tanya Ten.

"Aku akan menghabisi Tuan Shin, mematahkan kepala dan kedua tangannya aku rasa cukup. Yang menculik mereka itu urusan kalian. Shotaro, Dejun ge tidak mau ikut? Dia sudah mencuri saham kalian loh." Renjun menatap Shotaro yang tengah merenggangkan badannya. Dejun nampak menggulung lengan kaosnya.

"Kajja, mau diapakan dulu?" Tanya Shotaro.

"Bagian mana yang ingin dipisahkan dulu?" Tanya Dejun. Jungwoo dan Renjun menyeringai.

Tuan Shin yang melihat itu menatap ngeri dan berusaha berontak. Namun jambakan Jisung menahan gerakannya. Tenaga Jisung sungguh kuat.

"Tidak usah banyak gerak, salahmu sendiri buat ulah. Kau pikir kami tidak tahu gerak-gerikmu eh? Dasar penjilat tua. Terima saja nasibmu, kau sudah menculik dua malaikat kecil kami dan anak buahmu membuat permata kami terluka dan ketiga malaikat kecil lainnya kini harus berjuang untuk hidup. Sampah sepertimu pantas untuk dihancurkan." Ujar Jisung kejam. Pria itu menggelengkan kepala berkali-kali, mulutnya yang dilakban tidak bisa mengeluarkan suara apapun.

"Kau sudah salah pilih lawan, Tuan Shin."

***

_101_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang