***
Jaemin duduk mengawasi Lin dan Yoonhee bermain, hari ini semua suaminya sedang sibuk-sibuknya, alasannya adalah agar mereka bisa menemani Jaemin tanpa gangguan pekerjaan, jadi satu-satunya hiburan Jaemin saat ini adalah kedua malaikat kecilnya.
"Ma, adik macih lama kelualnya?" tanya Lin tiba-tiba.
"Ne, adik masih lama, kalau Mama tidak salah hitung, adik akan keluar empat bulan lagi. Apa Lin sudah tidak sabar?" tanya Jaemin, Lin mengangguk antusias.
"Tapi Mama cayang Lin kan?" Jaemin tersenyum kecil dan mengangguk.
"Lin dan Yoonie adalah kesayangan mama juga, sama seperti adik bayi." jawab Jaemin sembari mengusap sayang kepala Lin. Yoonhee yang melihat interaksi Lin dan Jaemin bangun dari posisi duduknya dan mendekati keduanya.
"Mama, lihat!" Yoonhee menunjukkan hasil menggambarnya yang berantakan, Jaemin terkekeh.
"Ayo sini mama temani mewarna gambarnya, Lin juga ikut sini, kita mewarnai bersama!" ajak Jaemin, Lin duduk tenang di sebelah Jaemin, sang Nyonya meminta pelayan mengambilkan buku yang sudah berisi berbagai macam gambar ke tempat mereka. Si pelayan dengan cepat bergerak dan membawakan apa yang Nyonya Mudanya minta.
"Sembari menunggu, mama mau tanya boleh?" kedua anaknya itu mengangguk.
"Lin dan Yoonhee suka warna apa, sayang?" tanya Jaemin.
"Yoonie cuka walna kunying! Walnanya cantik dan belcinal cepelti matahali!" jawab Yoonhee semangat.
"Lin cuka walna bilu, kata Papa Jeno itu cepelti walna langit." jawab Lin, tidak lupa menyertakan nama Jeno.
"Kalau binatang seperti di kebun binatang, Lin dan Yoonhee suka apa?" tanya Jaemin.
"Yang 'aumm' itu Mama" jawab Yoonhee.
"Ne?" Jaemin mengerjap mendengar jawaban Yoonhee.
"Iya, bunyinya 'aumm'" Jaemin memutar otaknya, mengingat binatang apa yang bersuara 'aum' seperti yang dikatakan putrinya.
"Ih! Cepelti Diddi!" ujar Yoonhee kesal saat melihat Mamanya tidak paham binatang yang dimaksud.
"Ah, harimau?" tanya Jaemin.
"Ndak tau pokoknya 'aum'" jawab Yoonhee.
"Baiklah, mama mengerti, kalau Lin apa?" tanya Jaemin pada Lin.
"Nono!" jawab Lin, Jaemin tertawa mendengarnya.
"Mama, nanti bawa 'aum' ke lumah ya."
"Tidak boleh sayang."
***
"Aum apa sayang?" Taeil pulang-pulang sudah disambut rengekan anaknya yang meminta dibawakan 'aum', dia tidak paham apa yang dimaksud oleh anak cantiknya ini.
"'Aum' 'aum' yang cepelti diddi!" ujar Lin kesal.
"Harimau?" tanya Jeno yang ada di samping Taeil.
"'Aum' Papa, Yoonie ndak tau namanya, tadi Mama cebut tapi Yoonie lupa." jawab Yoonhee polos.
"Harimau, Pa, Appa, dia mau harimau." ujar Jaemin yang muncul sembari dibantu Yuta berjalan, mengingat Jaemin sedikit kesulitan karena perut besarnya.
"Hah? Harimau? Yoonhee mau harimau?" kaget Jeno.
"Kenapa harimau?" tanya Yuta.
"Tadi itu aku tanya pada dia dan Lin, binatang apa yang mereka suka, dia jawab begitu." jawab Jaemin, Yuta geleng kepala.
"Tidak bisa sayang, kita tidak bisa membawa harimau kemari." ujar Taeil, membuat Yuta dan Jaemin menoleh pada si anggota keluarga tertua tersebut.
"Kenapa? Yoonie ndak nakal kok, Yoonie nanti lawat 'aum' baik." jawab Yoonhee.
"Bukan begitu sayang, tapi membawa Harimau ke rumah itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan, nanti ditangkap Pak polisi." jelas Taeil.
"Itu jahat?" tanya Yoonhee.
"Bukan jahat, tapi tidak mematuhi peraturan, seperti saat Yoonhee tidak patuh pada Mama, Yoonhee akan diberi hukuman oleh Mama, nah seperti itu, kalau kita membawa 'aum'nya kesini, nanti kita dibawa pak polisi, soalnya kita tidak patuh." jelas Taeil yang diangguki Jeno.
"Sshhh" Yuta menatap Jaemin.
"Kau baik, ai?" Jaemin mengangguk.
"Bantu aku ke ruang tengah saja hyung, aku ingin duduk." Yuta mengangguk, dia membawa Jaemin ke ruang tengah, membiarkan sementara Yoonhee bersama dengan Jeno dan Taeil.
Di ruang tengah Lin tengah duduk sembari menonton tayangan kartun di televisi. Pipi gembil bocah yang sudah mandi tersebut penuh bedak, dan baik Jaemin atau Yuta tahu pasti siapa pelaku yang membuat pipi anak mereka menjadi serupa mochi itu, siapa lagi jika bukan Yangyang?
"Serius sekali, menonton apa sih sayang?" tanya Jaemin sembari didudukkan oleh Yuta di sebelah Lin.
"Ma, Lin bocan" Lin beralih pada sang ibu dan memeluk perut besar ibunya, kepalanya bersandar pada lengan Jaemin, Jaemin yang melihat itu membenahi posisi Lin.
"Bosan? Lin ingin apa sore-sore begini sembari menunggu makan malam?" tanya Jaemin.
"Baca celita boleh ma?" tanya Lin.
"Boleh, mau baca apa?" tanya Jaemin.
"Kelinci dan kula-kula."
Dan sore itu diisi oleh suara Jaemin dan Yuta yang bergantian menceritakan dongeng pada Lin, juga suara Yoonhee yang masih tidak mengerti kenapa dia tidak bisa membawa 'aum' ke rumah, juga suara debat para ayah dari berbagai sudut ruangan.
***
_90_
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...