***
"Acara tahunan NEO?" Tanya Jaemin, Johnny mengangguk.
"Tahun kemarin tidak ada karena memang kami tidak berniat mengadakan, tapi kolega tidak tahu diri ingin membuat kami menghamburkan uang tahun ini." Ujar Johnny, dia bahkan memutar bola matanya. Jaemin memukul paha sang suami.
"Tidak boleh bilang begitu, tanpa mereka usaha kalian tidak akan maju. Kalau mau mengadakan yasudah adakan saja, toh pakai uang perusahaan kan?" Johnny menghembuskan nafas.
"Lebih menyenangkan menghabiskan waktu denganmu dan para anak daripada dengan mereka." Ujar Johnny jujur.
"Ah baby Luca kemana?" Tanya Johnny saat ingat anaknya yang satu itu.
"Dibawa Ten hyung dan Kun ge jalan-jalan. Lin dan Yoonhee bersama mereka, makanya mansion sepi. Yang dua masih tidur." Jawab Jaemin.
"Pantas kenapa mansion senyap." Gumam Johnny.
"Kandungamu? Baik-baik saja kan? Sudah jalan tujuh bulan, benar?" Jaemin mengangguk, dia mengusap perut besarnya.
"Sepertinya kau memang dikaruniai, tahun lalu triplets, tahun ini triplets, bahkan beda ayah." Jaemin terkekeh.
"Aku hanya bisa bersyukur saja hyung." Johnny merangkul sang istri dan mencium kening istrinya sayang.
"Aku makin mencintaimu dari hari ke hari, bahkan tidak luntur sama sekali." Jaemin tersenyum mendengar itu.
"Sama denganku, aku mencintai kalian semua dengan sama, tidak kurang sama sekali. Terimakasih sudah berada disisiku dan menerima segala kekuranganku." Ujar Jaemin, Johnny mencium kembali kening sang istri.
"Aku, kami, yang harusnya bilang begitu. Terimakasih sudah ada untuk kami." Jaemin mengangguk, ia dan Johnny menikmati waktu berdua. Sebelum-
"Sayangggg~ kau dimana?" Suara Jeno menggema di seluruh mansion.
"Di ruang tengah Papa Jen!" Balas Jaemin.
"Oh, dengan Johnny hyung, sayang, kau tahu dimana dasi biru dongker milikku?" Tanya Jeno.
"Dasi itu kemarin kan dibuang Yoonhee karena dikira ular gara-gara kau asal main lempar dan kena di pangkuan Yoonhee." Jeno meringis jika ingat kejadian kemarin, sungguh dia tidak tahu jika anaknya ada di ruang tengah, dia main asal lempar dan oleh anaknya dilempar ke tempat sampah yang memang ada di dekat sana.
"Pakai yang lain Jen, kau bisa beli dasi lagi nanti. Untuk meeting kan?" Tanya Johnny, Jeno mengangguk.
"Yasudah kalau begitu, aku ganti baju saja." Jeno pergi kembali ke kamarnya.
"Ada-ada saja, nanti yang lain muncul lagi sebentar lagi." Gumam Jaemin, dan tidak lama-
"Sayang, Love, tahu dimana kacamataku?" Taeyong muncul dengan kacamata yang ada di atas kepala. Jaemin dan Johnny kompak menunjuk atas kepala Taeyong.
"Ne?" Dia meraba atas kepalanya, dan-
"Oh, astaga!" Jaemin geleng kepala.
"Usiamu bertambah tua?" Tanya Johnny meledek.
"Usiaku dan usiamu hanya beda bulan ya!" Balas Taeyong
"Heyy, sudah sudah! Jangan bertengkar, pusing Nana." Johnny dan Taeyong langsung diam, Taeyony sendiri langsung pergi dari sana untuk kembali ke ruang kerja.
"Nana, tahu dimana jas warna merahku, sayang?" Tanya Jungwoo yang baru saja tiba.
"Mau kemana Papa Wooie?" Tanya Jaemin.
"Ada rapat dengan beberapa orang mengenai baju yang akan kami luncurkan. Tapi aku tidak menemukan jas merahku." Ujar Jungwoo yang saat ini hanya mengenakan kaos hitam dan celana jeans.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fiksi Penggemar⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...