***
Sabtu pagi ini Jaemin bangun paling awal seperti biasa, namun hari ini ada sesuatu yang berbeda. Johnny nampak begitu lemas hari ini, bahkan dasi yang ia pakai tidak serapi biasanya. Jaemin menatap Johnny dalam diam yang nampak begitu lemas hari ini, tapi kemarin memang Johnny tidak banyak bicara dan lebih sering diam.
"Hyung, you okay?" tanya Jaemin sembari mendekati Johnny, si pria yang lebih tua mengangguk kecil, namun- PRANG!
"Johnny hyung!" Jaemin segera menahan tubuh besar itu.
"Bantu aku mendudukkannya." pelayan di sekitar Jaemin membantu si pemuda manis. Jaemin menyentuh kening Johnny yang panas.
"Astaga, orang ini! Dia sakit tapi tetap nekat berangkat kerja!" dengus Jaemin, dia melepaskan jas yang Johnny kenakan juga berikut dasinya, dia juga melepas sabuk Johnny.
"Bawakan aku termometer segera." seorang pelayan dengan sigap segera pergi mengambil apa yang Jaemin minta. Jaemin membuka tiga kancing teratas Johnny.
"Hyung, hey, can you hear me?" Johnny hanya mengerang.
"Bantu aku membawanya ke kamar." pelayan pria dengan sigap membantu Jaemin, membawa Johnny ke lantai atas, beruntung pagi ini yang lain belum keluar kamar jadi tidak akan menimbulkan keributan yang tidak berarti. Jaemin masuk ke ruang wardrobe Johnny dan mencari pakaian yang sekiranya berbahan tipis dan nyaman bisa dikenakan Johnny. Setelah mendapatkannya Jaemin mendekati Johnny.
"Bantu aku mengganti pakaiannya." pelayan pria yang membantu Jaemin mengangguk. Setelah pakaian Johnny diganti, Jaemin memberi perintah agar pakaian Johnny yang tadi dikenakan dicuci saja. Pelayan lain datang membawa termometer, Jaemin segera memakaikan termometer digital yang digunakan untuk lidah itu. Tak lama setelah itu muncul hasilnya.
"Bagaimana kau bisa pergi kerja saat demam begini?" gumam Jaemin.
"Berikan aku kompres hangat sekarang dan bawakan segelas air, sekalian panggilkan dokter, kita harus tahu dia benar demam atau ternyata sakit yang lain." pelayan tadi segera mengambil termometer dari tangan Jaemin dan pergi keluar untuk mengambilkan benda yang Jaemin minta, sekalian meminta pelayan lain untuk memanggil dokter. Jaemin mengatur suhu kamar Johnny menjadi lebih sejuk. Setelahnya Jaemin duduk di tepi kasur Johnny dan mengusap kening Johnny terasa begitu panas.
"Jaeminnie, ini." Bibi Shin datang sembari membawa sebaskom air hangat dan handuk bersih juga segelas air. Jaemin bangun dari duduknya dan pergi ke kamar mandi Johnny untuk mencuci tangan sebelum kembali ke tempat Johnny dan mulai mengompres kening Johnny.
"Dokter akan datang sebentar lagi." Jaemin mengangguk kecil.
"Johnny hyung, kau bisa mendengarku?" Johnny membuka matanya perlahan.
"Jaeminnie" Jaemin tersenyum kecil.
"Tolong buatkan juk untuk Johnny hyung dan buatkan juga teh hangat untuknya." pelayan yang bersama bibi Shin segera pergi ke dapur dan mengatakannya pada koki.
"Hyung, pusing?" tanya Jaemin, Johnny bergumam saja. Jaemin pun mengganti kompresnya.
"Tuan, dokternya datang" Jaemin memberi kode agar pelayan membiarkan dokter masuk, di belakang dokter itu ada Yuta.
"Johnny kenapa Jaem?" tanya Yuta.
"Demam hyung." Jaemin menyingkir dari sisi Johnny dan berdiri di sisi Yuta. Dokter memeriksa keadaan Johnny.
"Suhu tubuhnya?" tanya dokter.
"38 derajat, uisanim." jawab Jaemin.
"Apa kemarin Tuan Seo berdiri di bawah sinar matahari terlalu lama?" tanya dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...