***
"Sayang, benar tidak ikut acara tahunan?" Tanya Taeil pada Jaemin yang duduk di pangkuan Sungchan.
"Ne, tidak ikut, perutku sebesar ini, aku juga tidak bisa gerak bebas, aku di rumah saja dengan anak-anak." Jawab Jaemin, dia membiarkan Sungchan mengusap-usap perut besarnya.
"Apa perlu kita bawa anak-anak satu atau dua? Supaya kau tidak kerepotan mengurus mereka saat kami pergi?" tanya Jungwoo.
"Apa anak-anak siap? Aku merasa mereka belum siap untuk bisa ditunjukkan ke publik." ujar Jaemin mengutarakan kecemasannya.
"Memang benar, mereka masih terlalu kecil untuk menghadapi media dan orang dewasa yang penuh dengan ketoxic-an." timpal Haechan.
"Sungchan, bantu aku ke kamar mandi." pinta Jaemin pada suami yang memangkunya, Sungchan dengan perlahan membantu Jaemin berdiri, dibantu oleh Jaehyun yang ada di sebelah Sungchan tadi. Setelah Jaemin berdiri, Sungchan membantu Jaemin berjalan ke kamar mandi.
"Acara tahunan itu kapan diadakan?" tanya Jeno.
"Lusa" jawab Taeyong.
"Yang menyiapkan siapa?" tanya Dejun.
"Sudah ada EO yang mengurusnya, hahh~ malas sekali rasanya datang ke acara tahunan. Kita tidak pernah mau mengadakan acara seperti itu tapi mereka kolega-kolega yang mengaku 'tua' dan 'berpengalaman' mendesak kita dengan alasan 'agar lebih dekat'. Cih, apanya." decih Yuta, dia paling malas kalau acara-acara seperti ini.
"Lebih baik buat pesta kecil-kecilan di rumah bersama Jaemin dan anak-anak." sambung Ten, dia meremat-remat boneka teddy besar milik Yoonhee yang memang diletakkan di ruang tengah. Anak-anak mereka sudah tidur semua, mengingat ini juga sudah malam.
"Membawa Jaemin dan anak-anak sangat tidak mungkin." gumam Renjun.
"Jangan bawa mereka ke acara seperti ini kalau bisa." ujar Shotaro.
"Waeyo?" tanya Chenle.
"Aku hanya merasa lebih baik kita tetap menutup identitas Jaemin dan anak-anak, jika mereka sampai ketahuan publik, lawan bisnis kita bisa mencelakai mereka." jawab Shotaro.
"Masuk akal juga, tapi beberapa kali kita pergi mengajak anak-anak keluar, bahkan kita juga beberapa kali keluar dengan Jaemin, aku rasa tidak mungkin kita bisa menyimpan identitas mereka lebih lama lagi. Karena lambat laun identitas mereka akan terbongkar." ujar Winwin.
"Lucas, tumben kau diam saja, ada sesuatu?" tanya Hendery di sebelah pria bongsor tersebut.
"Ah tidak, aku hanya merasa tidak tenang saja akhir-akhir ini, tapi tidak tahu apa yang membuatku tidak tenang." ujar Lucas jujur.
"Kau mengatakan itu membuatku jadi cemas akan sesuatu." gumam Mark.
Tak lama Sungchan dan Jaemin kembali dari kamar mandi. Jaemin duduk di sebelah Jaehyun dengan bantal yang berada di belakang punggungnya.
"Kau tidak mau tidur, sayang? Sudah malam sekali ini." tanya Renjun pada Jaemin.
"Aku belum mengantuk." jawab Jaemin, tapi kepala pria manis itu bersandar pada bahu Jaehyun, tidak butuh waktu lama mata itu tertutup.
"Siapa yang bilang tidak mengantuk tadi?" dumel Renjun.
"Aku pindahkan ke kamar dulu." dibantu Lucas, Jaehyun menggendong Jaemin dan membawa sang istri ke kamar, untuk dibaringkan.
"Lebih baik kita juga tidur sekarang." ujar Taeil, para adiknya itu mengangguk dan segera bangun dari posisi masing-masing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...