***
Jaemin sore itu terbangun pukul empat, selesai mengumpulkan nyawa, Jaemin beranjak dari kasur dan menutup jendela kamarnya. Dia segera menaikkan sedikit suhu kamarnya, baru selepas itu dia pergi mandi.
Selesai mandi Jaemin pergi keluar kamar dan menuju dapur bawah. Dia ingin membuat menu makan malam hari ini.
"Apa ada menu tertentu hari ini, Paman?" tanya Jaemin pada sang koki.
"Tidak ada menu tertentu, tapi karena paman lupa mengecek bahan, jadi tidak banyak bahan untuk diolah hari ini. Biasanya besok subuh baru paman beli stock bahan dapur." ujar sang koki. Jaemin mengangguk paham.
"Kita buat makanan dari bahan seadanya saja, paman." dan sang paman juga Jaemin berkolaborasi membuat menu makan malam. Karena yang paling banyak bahan tersisa adalah bihun, jadi Jaemin dan Paman koki membagi tugas. Jaemin membuat sup bihun tahu dan paman koki membuat bihun jamur lada hitam.
"Bibi, tolong siapkan nasi dua puluh tiga mangkuk ne?" sang bibi yang ada di dapur segera mengerjakan tugas dari Jaemin dibantu pelayan lain.
Setelah supnya selesai, Jaemin meminta mangkuk dan semuanya ditaruh tiap mangkuk. Jadi tidak akan ada yang berebut karena porsinya sama. Dua hari di sini Jaemin jadi kesal sendiri saat ada yang berebut makanan, dan akhirnya untuk meminimalisir itu Jaemin putuskan untuk membaginya sama rata.
Menu masakan dari paman koki juga sudah Jaemin siapkan di 23 mangkuk berbeda, jadi satu orang akan dapat satu mangkuk nasi, satu mangkuk sup bihun tahu, satu mangkuk bihun jamur lada hitam, dan satu piring kecil berisi lauk dari telur gulung, ebi furai, dan karaage, semua itu diletakkan dalam satu loyang masing-masing. Segelas air putih disediakan untuk mereka semua.
"Woaahhh~ apa ini?" Lucas datang pertama kali dan melihat menu makan malam yang sudah disediakan.
"Baunya harum, siapa yang masak?" tanya Doyoung yang juga baru saja tiba.
"Tuan Muda Jaemin." jawab seorang pelayan, sedangkan Jaemin hanya mengerjap sebelum mengukir senyum manis.
"Kenapa dibagi sama rata begini?" tanya Jisung, karena tidak biasanya menu makanan dibagi sama rata.
"Untuk menghindari keributan di meja makan." jawab Jaemin. Kedua puluh dua pria yang lain hanya bisa tertawa pelan.
"Ayo duduk dan segera makan." mereka semua segera duduk di tempat masing-masing. Taeil memimpin doa sebelum akhirnya mereka menyantap hidangan masing-masing.
***
Jaemin sedang membaca buku di kamarnya saat ketukan pintu terdengar. Jaemin segera melepas kaca mata bacanya dan membuka pintu. Lagi-lagi Chenle yang datang. Anak itu sepertinya memang butuh pelukan setiap tidur.
"Apa kau ada masalah, Chenle-ya? Sampai-sampai selalu butuh pelukan saat tidur?" tanya Jaemin.
"Biasanya tidak begini kok hyung, tapi akhir-akhir ini lelah saja dan ingin dipeluk." Jaemin mempersilakan Chenle masuk dan dia segera menutup pintu.
"Berbaringlah, aku ke kamar mandi dulu." sepertinya kegiatana perawatan malam akan menjadi rutinitasnya untuk menjaga kesehatan kulitnya.
Seperti kemarin, Jaemin akan berbaring di sebelah Chenle dan memeluknya hingga si bocah yang ternyata lebih muda setahun darinya itu segera tidur.
***
Jaemin terbangun tengah malamnya, tidak biasanya dia seperti ini. Dia segera bangun dan pergi keluar, mencari air putih. Dia tadi lupa menyediakan air putih di samping kasurnya.
Dengan hati-hati tanpa membangunkan Chenle, Jaemin pergi keluar kamar dan turun ke dapur. Dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Saat hendak kembali, dia tertegun melihat ruang kerja yang masih menyala. Ruang kerja di sini ada tiga dengan ukuran yang sangat luas. Karena satu ruang kerja diisi tujuh meja, kecuali ruang terakhir diisi delapan meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...