***
Jaemin duduk di kursi belakang dengan kedua anaknya yang duduk di kursi khusus. Renjun dan Doyoung duduk di depan, Renjun yang menyetir, Doyoung sibuk dengan ponselnya, benar-benar hening. Jaemin sendiri sibuk dengan kedua anaknya, dia sengaja tidak mengajak bicara kedua suaminya, tapi sepertinya dia harus turun tangan membuak atmosfir karena keadaan sangat canggung dan hening.
"Papa dan Baba beltengkal?" tanya Yoonhee yang sepertinya paham suasana mobil yang aneh. Jaemin saja terkejut dengan putrinya yang bicara lebih cepat.
"Hah? Tidak, kenapa Little Yoonie tanya begitu?" respon Doyoung cepat, dia dan Renjun memang tidak ada masalah.
"Benalkah? Tapi Papa diam caja." Ujar Yoonhee.
"Kata Appa Moon olang beltengkal itu mendiamkan catu cama lain, begitu. Benar Mama?" tanya Yoonhee yang hanya dijawab tawa kecil oleh Jaemin.
"Biasanya memang begitu." Jawab Jaemin.
"Tidak kok, kami tidak bertengkar, hanya tidak ada bahan bicara, itu saja." Sanggah Renjun yang sejak tadi sibuk menyetir.
"Benar, kami hanya tidak ada bahan bicara itu saja." Ujar Doyoung menyetujui perkataan Renjun.
"Bahan bicala itu apa Ma? Apa cama cepelti bahan dapul Mama?" tanya Lin penasaran, Jaemin tertawa mendengar itu.
"Bahan bicara yang dimaksud bukan itu sayang, maksudnya Papa Kim dan Baba tidak tahu harus bicara apa, tidak ada topik- ah tidak itu terlalu sulit, Papa Kim dan Baba tidak ada ide untuk bicara, begitu." Jelas Jaemin singkat.
"Lin dan Yoonie celalu bicala apa caja." Ujar Lin yang diangguki Yoonhee. Jaemin tertawa dalam hati melihat dua suaminya mati kutu oleh anak mereka sendiri.
"Olang becal itu cucah ya?" tanya Yoonhee.
"Orang dewasa?" tanya Jaemin, Yoonhee mengangguk.
"Papa, Baba, dan Mama olang becal." Ujar Yoonhee.
"Oh, bukan sayang, namanya bukan orang besar, namanya orang dewasa." Ujar Jaemin menahan tawa, dia tidak mungkin menertawakan anaknya sendiri.
"Jadi olang dewaca? Bukan olang becal?" tanya Lin, Jaemin mengangguk.
"Lalu maksud Yoonhee orang besar susah itu apa?" tanya Jaemin.
"Mmm... itu, Yoonie dan Lin bicala banyak, tapi Papa dan Baba ndak bicala banyak, cepelti itu." Jaemin terkekeh, gemas sekali pada kedua anaknya.
"Papa dan Baba beda dengan Lin dan Yoonhee. Lin dan Yoonhee punya banyak ide untuk bicara, tapi Papa dan Baba tidak tahu harus memulai apa karena ide bicara orang dewasa dan anak-anak seperti kalian biasanya sangat berbeda." Jelas Jaemin dengan perlahan.
"Tapi Papa dan Baba ndak tengkal kan?" tanya Lin, Doyoung menggeleng.
"Tidak sayang, Papa tidak bertengkar sama sekali." Ujar Doyoung dengan nada meyakinkan.
"Sudah sampai!" seru Renjun saat mobil sudah memasuki area taman bermain.
"Yeeayyy! Mainnn!!" kedua bocah itu benar-benar nampak senang dan terlihat tidak sabar untuk segera turun.
"Aku akan turun beli tiket, Papa dan Baba urus Lin dan Yoonhee." Jaemin keluar sebelum kedua suaminya sempat bicara.
Seperginya Jaemin, Renjun dan Doyoung saling pandang sebelum sama-sama turun dari mobil dan membuka pintu belakang lalu melepaskan sabuk pengaman di kursi bayi yang diduduki oleh Lin dan Yoonhee.
"Papa up!" Lin minta digendong Doyoung dan Doyoung menurutinya. Dia menggendong putranya sedangkan Renjun menggendong Yoonhee. Doyoung tidak lupa meraih tas yang berisi keperluan kedua anak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
ספרות חובבים⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...