***
Hari Rabu pagi itu hujan turun sejak pagi, membuat penghuni mansion malas untuk beranjak dari tempatnya. Jaemin berdiri di depan jendela besar yang mengarah keluar, hujan turun deras dan tidak mau berhenti.
"Hyung di sini dingin, aku dengar kau tidak begitu sehat hari ini." Sungchan datang sembari memakaikan sebuah outer berukuran besar dan terasa hangat padanya. Jaemin menerima itu dan memakainya. Dia memang merasa kurang sehat hari ini, semenjak dua hari ini dia memimpikan anaknya, dia merasa lelah sendiri.
"Ayo ke dekat perapian, sekalilan menghangatkan tubuhmu." ajak Sungchan, Jaemin mengangguk. Dia mengikuti kemana Sungchan membawanya, matanya tak sengaja menatap Yoomin.
"Yoomin noona." pelayan tersebut berhenti dan berbalik menatap ke arah Sungchan dan Jaemin, membungkuk sopan.
"Ada sesuatu Tuan? Nyonya?" tanya Yoomin, semalam setelah Jaemin masuk ke dalam kamar, para Tuan Muda mengatakan jika Jaemin sudah tahu jika dia dipanggil Nyonya, dan para pelayan bisa memanggil Jaemin seperti itu.
"Eum aniya, apa noona sudah sehat?" tanya Jaemin.
"Saya hanya mengantar piring kotor ini setelah itu saya akan kembali beristirahat, tapi saya sudah lebih baik dari kemarin, terimakasih kepada Anda." Jaemin mengangguk.
"Banyak-banyak istirahat dan banyak minum air putih juga ya noona?" Yoomin mengangguk patuh.
"Noona bisa pergi istirahat." Yoomin mengucap terimakasih dan pergi pamit undur diri.
"Ne, Sungchannie." Sungchan menundukkan kepalanya.
"Bawa aku ke ruang musik, boleh?" Sungchan mengangguk.
"Ayo" Sungchan dengan begitu perhatian membawa Jaemin ke ruang musik. Sampai di sana ternyata ada Renjun, Chenle, dan Kun.
"Jaeminnie? Bukannya kau kurang sehat hari ini?" tanya Kun, dia segera berdiri dan membawa Jaemin duduk.
"Aku ingin bermain musik hari ini, apa boleh?" Chenle berdiri dari posisinya yang sejak tadi di depan grand piano.
"Ne, jika itu membuat Jaeminnie hyung merasa lebih baik silakan." Jaemin mengangguk dan segera pergi ke grand piano yang tadi digunakan Chenle. Alunan River Flows in You terdengar, entah mengapa lantunan itu begitu terdengar menyedihkan hari ini.
JRANG JRANG
Sungchan, Kun, Renjun, dan Chenle dibuat terkejut dengan Jaemin yang menekan tuts dengan begitu kasar dan terkesan brutal.
"AARRRGGGHHHHHH!!!!!" Kun segera mendekati Jaemin dan memeluknya. Air mata menetes dari pelupuk mata Jaemin.
"Jaeminnie! Hey!" Jaemin memeluk erat Kun dan menangis, benar-benar menangis dengan keras, membuat yang lain, yang tadi penasaran darimana asal suara tuts piano yang dimainkan secara kasar dan mendengar suara teriakan, menatap terkejut pada Jaemin yang menangis meraung.
"Aku tidak membunuhnya bukan aku hiks anakku hiks" isak Jaemin. Mereka yang nampaknya paham racauan Jaemin hanya diam, membiarkan Jaemin melepaskan semuanya. Kun meringis saat Jaemin meremat erat kaos belakangnya.
"Perutku sakit sekali" lirih Jaemin sebelum namja manis itu kehilangan kesadarannya.
"JAEMINN!!"
***
Seungmin mengusap kepala Jaemin yang nampak begitu lelah dan pucat hari ini. Dia rela izin hanya untuk pergi ke tempat sahabatnya, dia menghubungi Bangchan untuk diantar ke mansion NEO. Dia tadi dihubungi oleh Yangyang, mengatakan Jaemin tidak sadarkan diri dan Yangyang menceritakan apa yang terjadi pada Jaemin sebelum kesadarannya hilang. Seungmin berasumsi, pertemuan dengan Hao Yu hari itu benar-benar membawa dampak yang besar bagi Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...