***
Jaemin ditemani oleh Jaehyun kini sedang ada di kantor Sehun, dimana mereka meminta keduanya untuk datang dan melihat hasil desainnya. Saat sampai di sana, Jaemin menempeli Jaehyun, dia tidak nyaman dengan tatapan penuh selidik dari para karyawan Sehun.
"Mina, dimana Sehun hyung?" tanya Jaehyun langsung pada sekretaris baru Sehun.
"Tuan Oh sudah ada di ruangannya, mari saya antar." Jaehyun mengangguk dan membiarkan sekretaris Sehun itu untuk memimpin jalan.
"Hyung" panggil Jaemin dalam bisikkan.
"Hm? Ada sesuatu?" tanya Jaehyun, Jaemin meminta Jaehyun merunduk.
"Sekretaris tadi kenapa melihatku dengan pandangan tajam? Apa hyung mengenal baik sekretaris tadi?" tanya Jaemin.
"Dia teman Mark saat kuliah, dia mengejar Mark sejak dulu tapi tidak pernah mendapat perhatian dari Mark, sekretaris yang sebelumnya, Sejeong noona dipindahkan ke bagian pemasaran, menjadi Manager Pemasaran yang baru, lalu Mina diangkat menjadi pegawai yang baru." Jelas Jaehyun, Jaemin mengangguk paham.
"Sudah jangan terlalu dipikirkan mengenai sikap Mina, ayo temui Sehun hyung untuk membahas perombakan mansion." Jaemin mengangguk menurut.
***
Jeno pergi menemui ayahnya, dia mendapat telepon saat sedang menenangkan Lin dan Yoonhee yang menangis karena ditinggal Jaemin dan Jaehyun, beruntung saat itu Shotaro, Winwin, dan Hendery datang dan membantunya, Jeno menyerahkan kedua anaknya pada ketiganya, soalnya suami Jaemin yang lain mendadak mendapat telepon dari sekretaris mereka, kecuali Jaehyun yang menemani Jaemin pergi ke tempat Sehun.
Kembali pada Jeno, saat ini pria Lee tersebut baru saja sampai di kantor ayahnya. Para pegawai yang melihat Jeno melangkah memasuki perusahaan Donghae segera membungkuk dan menyapa anak dari atasan mereka. Jeno membalas sapaan tersebut dan segera pergi ke kantor ayahnya.
"Amber noona, apa appa ada di dalam?" tanya Jeno saat dia sampai di lantai ruangan ayahnya berada dan bertemu dengan sekretaris tomboy ayahnya.
"Benar, masuk saja, Tuan Muda." Jeno mendengus mendengarnya.
"Noona, panggil aku Jeno, rasanya canggung sekali saat noona yang memanggilku Tuan Muda." Amber tertawa.
"Baiklah baiklah, segera masuk, Tuan Besar sudah menunggumu, Jeno-ya." Jeno tertawa kecil dan mengangguk.
"Aku masuk dulu." Wanita tomboy tersebut mengangguk dan membiarkan Jeno masuk ke dalam ruangan atasannya.
Saat Jeno memasuki ruangannya, dia melihat ayahnya yang nampak menyandarkan tubuh ke kursi kebesarannya, dan sedang menutup matanya.
"Appa" Donghae membuka matanya dan tersenyum menatap putranya.
"Duduklah di sofa." Jeno menurut, Donghae ikut duduk di sofa yang ada di ruangannya.
"Ada apa? Tidak biasanya appa memanggilku ke kantor." Donghae berdiri dan mengambil sesuatu dari atas meja kerjanya lalu memberikannya pada Jeno. Jeno menerima amplop coklat tersebut dan mengeluarkan isinya. Jeno menatap kaget saat melihat isi amplop itu yang berupa foto, lebih lagi adalah foto dari ibu angkatnya.
"Ini?" Donghae mengangguk.
"Amber menemukan dia berjalan dengan pria yang sama sebanyak lima kali, yang pertama tidak ia beritahukan padaku, lalu saat menemukan yang kedua kalinya, Amber mengambil fotonya, tapi dia menyimpannya sendiri karena tidak mau mengambil kesimpulan yang salah, yang ketiga dia foto tapi kali ini Amber meminta seseorang mengikutinya, dan beberapa foto diambil, di saat yang ketiga Amber menemukannya, orang yang dikirim Amber memotret dia ada di hotel bersama pria yang sama. Keempat dan kelima, mereka berdua Amber temukan di hotel yang berbeda dari yang ketiga." Jeno menatap marah pada foto tersebut.
"Saat Amber menemukan yang kelima kalinya, dia datang padaku tiba-tiba dan memintaku mengecek pengeluaran yang dilakukan oleh SooMin. Aku pergi ke pihak bank dan menanyakan apa ada transaksi terjadi di akun rekening SooMin, awalnya pihak bank tidak ingin mengatakannya, tapi saat aku mengatakan jika akun rekening SooMin adalah rekeningku yang lama, pihak bank segera mengeceknya, dan memang ada beberapa transaksi terjadi, semua itu dikirim ke akun rekening yang sama. Amber yang saat itu menemaniku segera meminta temannya untuk mencari tahu siapa pria yang bersama SooMin dan latar belakangnya, juga mengecek kembali latar belakang SooMin." Jeno masih melihat foto itu, dengan telinga yang mendengarkan cerita sang ayah.
"Lalu, apa ada hubungan pria itu dengan wanita itu?" tanya Jeno.
"Amber mengatakann jika pria itu adalah mantan dari SooMin saat SMA, dia seorang editor di sebuah majalah, namanya Kim Seokwoo." Jeno menghembuskan nafas pelan, meredamkan amarahnya.
"Apa yang appa lakukan setelah mengetahui itu?" tanya Jeno sembari menatap ayahnya.
"Appa membekukan rekening tersebut, membekukan kartu yang dipegang oleh SooMin, kemarin kami bertengkar karena dia tidak terima kartunya aku bekukan." Jeno meletakkan foto itu dan menatap ayahnya.
"Ceraikan." Desis Jeno.
"Jeno-ya, masalahnya, keluarganya, meski hanya keluarga angkat, sudah terikat kerja sama dengan perusahaan appa." Jeno mengepalkan tangannya.
"Ceraikan, urusan kerja sama appa bisa mencari bantuan dari EXO Company atau NEO Company. Appa tidak mentolerir seorang peselingkuh, kan? Ceraikan! Masalah kerja sama perusahaan itu urusan belakang, appa mau hidup dengan orang yang hanya mengeruk harta keluarga kita hanya untuk diberikan pada selingkuhannya?!" Donghae menatap Jeno yang sudah emosi.
"Jika orang tua wanita itu protes karena gugatan cerai dan mengancam akan memutus kontrak, tinggalkan tunjukkan foto ini pada mereka, katakan saja anak angkat mereka yang sempat mereka banggakan, hanya seorang wanita tidak berguna dan berani bermain api di belakang suaminya." Ujar Jeno tajam dan kasar. Jeno sudah kepalang marah, dia berjanji tidak akan pulang hari ini karena pasti semua orang bisa kena amukannya, daripada dia melukai orang-orang yang ia sayangi, dia akan pergi apartementnya yang dekat kantor.
"Appa, dengarkan aku, sudah sejak awal aku menentang pernikahan appa dengan wanita ini, aku tidak masalah appa menikah lagi, tapi saat wanita ini yang appa bawa, aku sudah merasakan firasat buruk, aku dan yang lain sudah mencari tahu latar belakangnya yang bahkan jauh lebih tidak jelas dari Jaemin. Appa dengar sendiri kan Doyoung bilang jika sejak awal mereka semua, termasuk keluarga mereka tidak pernah menyetujui pernikahan appa dengan wanita ini." Ujar Jeno, Donghae menunduk.
"Appa, untuk kali ini saja, kumohon dengarkan aku, ceraikan wanita ini, sebelum appa semakin terpuruk, sebelum benar-benar terlambat, segera ceraikan wanita ini." Jeno menatap mata ayahnya, Donghae melihat kilat mata Jeno yang memohon.
"Bisa, beri appa waktu?" tanya Donghae, Jeno rasanya ingin menghancurkan kantor ayahnya saat mendengar itu.
"Terserah appa saja, aku sudah memberikan saran. Aku permisi, kalau berubah pikiran segera hubungi aku, akan aku bawa appa pada pengacara yang bisa membantu appa nanti." Jeno berdiri dan melangkah pergi dari sana, dia membawa satu foto dari sana.
'Sudah diberi hati minta jantung, wanita ular ini benar-benar harus diusir dari kediaman Lee dan silsilah keluarga Lee sebelum semakin menjadi.' Jeno mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo?"
"Jeno, ada apa?"
"Mark hyung, aku ingin minta tolong."
"Katakan."
"Lacak keberadaan Lee SooMin dan Kim Seokwoo, jika sudah dapat segera kirimkan padaku lokasi mereka."
"Got it!"
***
_85_
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...