11

17.8K 1.9K 139
                                    

***

Jaemin baru saja menyiram bunga-bunga dan beberapa tanaman di rumah kaca yang ada di belakang mansion, dia juga baru saja memberi makan para hewan peliharaan para penghuni mansion, dari anjing, kucing, hingga ikan-ikan di aquarium.

"Jaeminnie, mau disiapkan teh dan camilan?" tanya Bibi Ma yang merupakan salah satu pelayan senior di mansion tersebut.

"Jika tidak merepotkan apa boleh bibi?" Bibi Ma mengangguk, Jaemin duduk di kursi santai di teras belakang, yang memberikan view pemandangan halaman belakang yang luas.

"Mari kita lihat apa yang sedang Seungmin lakukan?" Jaemin mengirim pesan pada Seungmin yang mungkin saat ini sedang sibuk mengajar. Jika ingat Seungmin, dia jadi ingat saat dia berhasil menghubungi Seungmin kembali, teman baiknya itu benar-benar menangis bahagia saat bisa mendengar suaranya lagi. Jaemin mengulas senyum saat mendengar suara bahagia dan terdengar kelegaan dari Seungmin. Dia juga sesekali mengirim pesan pada Jeongin. Dia hanya berharap bisa bertemu dengan Seungmin dan Jeongin lagi.

"Jaeminnie, bibi bawakan teh dan kudapannya." Bibi Ma datang bersama beberapa pelayan dan menyiapkan teh juga kudapan untuk Jaemin.

"Terimakasih" ujar Jaemin dengan senyum manis. Bibi Ma dan para pelayan merasa tersentuh dengan kata 'terimakasih' dari Jaemin, mereka merasa pekerjaan mereka dihargai.

"Bibi, boleh tanya sesuatu?" tanya Jaemin.

"Tanyakan apapun, selama bibi bisa menjawab akan bibi jawab." Jaemin mengangguk kecil.

"Sudah berapa lama bibi, paman, hyung, dan noona di sini?" tanya Jaemin.

"Sejak mansion ini selesai dibangun dan dihuni oleh para tuan muda. Kami yang datang kemari adalah orang-orang yang sudah bekerja pada keluarga masing-masing para tuan muda, dan kami yang ada di sini adalah pekerja yang dipilih oleh tuan muda itu sendiri." jawab Bibi Ma.

"Kalau boleh tahu, apa memang sifat keras kepala dan pekerja keras itu sudah menjadi ciri khas mereka?" tanya Jaemin.

"Begitulah, seperti yang sudah Jaeminnie lihat sehari-hari, begitulah tingkah mereka. Tapi jika boleh jujur, kedatangan Jaeminnie kemari membawa dampak yang baik. Kami belum pernah melihat mereka begitu tunduk pada orang lain selain orang tua mereka sendiri." ujar Bibi Ma.

"Seberpengaruh itu kedatanganku?" tanya Jaemin, Bibi Ma mengangguk.

"Semenjak mansion ini dibangun benar mereka sudah mengenal satu sama lain, mereka memang paham keadaan satu sama lain, tapi karena mereka sudah saling kenal dan beberapa sudah berteman sejak kecil, mereka jadi memiliki kepribadian yang sama, kedatangan Tuan Muda Osaki dulu tidak memberi efek besar, terlebih kendala bahasa dan sikap Tuan Muda yang pemalu, membuat tidak banyak dari mereka bisa dekat, sekedar sapa itu sudah sangat bersyukur, setidaknya kami tahu kalau mereka semua menerima dengan baik Tuan Muda Osaki. Tapi tidak lama kemudian, ternyata Tuan Muda Osaki memilik sifat sama seperti yang lain semenjak Tuan Muda diserahi tanggungjawab dan sudah mulai bisa berinteraksi dengan baik." Jaemin diam mendengarkan.

"Saat mereka sakit, mereka akan tetap memaksakan diri untuk masuk, tidak peduli pada kondisi tubuh mereka. Jika memang sudah sangat lemas, mereka tidak akan merawat satu sama lain, tapi menyerahkannya pada dokter, mereka tidak akan mau kami, para pelayan rawat. Dan kemarin melihat Tuan Muda Seo begitu menurut pada Jaeminnie, bahkan Tuan Muda Lee nampak begitu tunduk pada perkataan Jaeminnie, akhirnya kami tahu, yang mereka butuhkan adalah orang yang lebih keras kepala dari mereka." Bibi Ma tersenyum selama menjelaskan sikap Tuan Muda yang dia layani.

"Dulu sebelum para Tuan Muda sibuk, Tuan Muda Taeyong, Tuan Muda Doyoung, dan Tuan Muda Kun akan pergi ke dapur dan memasak, masakan mereka sangat bisa diacungi jempol. Tapi semenjak mulai sibuk, para Tuan Muda yang biasa di dapur jadi tidak pernah terlihat. Bahkan di hari libur, mereka akan tetap fokus pada pekerjaan mereka. Saat hari Jumat, saat kau diajak keluar, itu adalah hal yang sudah sangat lama tidak mereka lakukan, karena meski hari Jumat hari libur mereka, mereka tetap akan bekerja di ruang kerja atau di area lain mansion." lanjut bibi Ma.

"Kalau boleh tahu, sejak tadi bibi mengatakan 'dulu' dan 'sudah sejak lama', sebenarnya berapa lama mereka bersama di mansion ini sebelum aku datang?" tanya Jaemin.

"Jika disebutkan dalam urutan usia, mereka ada di sini sejak Tuan Muda Taeil berusia delapan belas tahun, Tuan Muda Johnny, Taeyong, dan Yuta berusia tujuh belas tahun, Tuan Muda Kun, Doyoung, dan Ten berusia enam belas tahun, Tuan Muda Jaehyun dan Winwin berusia lima belas tahun, terakhir Tuan Muda Jungwoo berusia empat belas tahun. Dulu hanya sampai mereka yang menghuni mansion, yang lain belum datang. Enam tahun kemudian barulah Tuan Muda Lucas, Mark, Dejun, Hendery, Renjun, Jeno, Haechan, Yangyang, Sungchan, Chenle, dan Jisung datang. Tuan Muda Osaki datang setahun kemudian, saat usianya sembilan belas tahun, dan Tuan Osaki menjadi pemilik NEO's Jewelry satu tahun kemudian saat usia dua puluh tahun, jadi jika dihitung baru dua tahun Tuan Muda menjadi pemimpin NEO's Jewelry." jawab Bibi Ma.

"Sebelum itu siapa pemegangnya?" tanya Jaemin.

"Pemegang sebelumnya tidak ada, tapi langsung dibawah kendal Tuan Muda Taeyong." jawab Bibi Ma. Jaemin mengangguk paham.

"Ah ne, Jaeminnie, sebenarnya ini sangat tidak nyaman, bisakah kami memanggilmu Tuan Muda juga? Karena terbiasa memanggil orang yang kami layani dengan Tuan Muda, apakah bisa?" tanya Bibi Ma, Jaemin menghembuskan nafas pelan, sepertinya permintaannya saat pertama kali kemari memberatkan mereka.

"Baiklah, bibi bisa memanggilku seperti itu." ujar Jaemin, Bibi Ma tersenyum lega, dia akan memberitahukan yang lain mengenai ini.

"Apa masih ada yang ingin Tuan Muda tanyakan?" tanya Bibi Ma.

"Apa sebelum ini ada orang yang pernah menginjakkan kaki di tempat ini selain aku, bibi?" Bibi Ma menggeleng.

"Dulu hampir pernah ada, Tuan Ji Hansol, tapi tidak jadi, bahkan dari yang saya dengar, belum sampai Tuan Muda Ji menginjakkan kaki di mansion beliau sudah di'usir' secara halus oleh Tuan Moon, ayah Tuan Muda Taeil, karena kasus yang menjerat keluarga Ji.   Setelah itu kami tidak pernah dengar lagi kabar Tuan Muda Ji." jawab Bibi Ma.

"Tapi, Tuan Muda, daripada anda menjadi Tuan Muda, sebenarnya kami merasa bahwa Anda adalah Nyonya Muda Kami."

"Eh?"

"EH?!"

***

Lantunan nada dari musisi ternama Pachelbel yaitu Canon in D Major terdengar saat para penghuni mansion tiba. Mereka saling lirik sebelum pergi ke arah ruang musik yang sudah jarang mereka kunjungi. Di sana mereka melihat Jaemin memainkan grand piano yang ada di sana, jemari lentik itu lincah menekan tiap tuts.

Karena posisi duduk Jaemin yang membelakangi pintu, membuat si namja manis itu tidak menyadari kehadiran penghuni yang lain. Saat permainan Jaemin berhenti, mereka kompak bertepuk tangan, tentu saja itu membuat Jaemin terlonjak kaget dan segera berbalik.

"Sejak kapan di sana?" tanya Jaemin.

"Lima menit yang lalu" jawab Jisung.

"Permainan yang bagus, kenapa tidak jadi pianis?" tanya Jungwoo, Jaemin menggeleng.

"Aku rasa tidak masalah jika setiap kami pulang kau menyambut kami dengan permainan musikmu." ujar Kun.

"Ngomong-ngomong, tempat ini jadi nampak bersih dan rapi dari terakhir yang aku lihat." ujar Jeno sembari mendekati gitar yang sudah lama tidak ia pegang lagi.

"Aku dan beberapa pelayan tadi membersihkan tempat ini. Karena tidak ada kerjaan jadi aku memilih untuk menyiram tanaman di rumah kaca, memberi makan peliharaan kalian semua, lalu berbincang dengan Bibi Ma, setelah itu membersihkan tempat ini, aku sudah memainkan beberapa lagu sebelum kalian kemali, dengan alat musik yang berbeda." ujar Jaemin.

"Oh benarkah? Apa alat musik lainnya?" tanya Chenle penasaran.

"Biola, tapi karena sudah lama tidak memainkan itu permainanku jadi terdengar jelek. Sudahlah, kalian pasti lelah, segeralah pergi mandi, jangan lupa berendam air hangat untuk merilekskan otot kalian yang tegang. Aku juga mau mandi." ujar Jaemin sembari mendorong Sungchan dan Lucas yang menghalangi pintu.

"Setelah makan malam, mainkan lagi lagu tadi di depan kami, ne?" mohon Dejun.

"Iya nanti, ayo pergi mandi semuanya~" Jaemin menyeringai, mereka mengernyit.

"KAMI BUKAN ANAK-ANAK!" dan Jaemin hanya tertawa.

'Mungkin aku benar-benar sudah menerima takdirku, tinggal dengan mereka semua.'

***

_11_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang