***
Hari kedua di Busan, mereka tidak jalan-jalan. Hujan turun melanda Busan pagi tadi dan belum reda. Mood Jaemin selalu jelek kalau rencana yang sudah ia susun gagal karena masalah cuaca, dia tidak bisa marah kepada siapapun kalau hujan begini.
Jaemin menatap kesal ke arah luar, yang lain jadi bingung harus apa saat si manis kesayangan mereka sejak tadi memasang wajah kesal.
"Hey, baobei, tidak mau membuat cupcake denganku?" tanya Kun, Jaemin langsung menoleh.
"Cupcake?" Kun mengangguk.
"MAUU!!" Kun tersenyum lega mendengar itu.
"Ayo buat!" ajak Jaemin semangat. Kun mengangguk dan keduanya pun pergi ke dapur, yang lain menghembuskan nafas lega, atensi Jaemin ternyata bisa dialihkan dengan mudah.
"Tidak ada yang tahu jika akan turun hujan di hari kedua kita di sini." ujar Mark.
DRRRTT DDRRRTT
Ponsel Jaeminlah yang mengeluarkan suara getaran. Sungchan meraih ponsel Jaemin dan melihat nomor tidak dikenal.
"Siapa?" tanya Winwin.
"Tidak tahu, hanya nomor." ujar Sungchan.
"Biarkan saja tidak usah diangkat." ujar Jeno. Mereka duduk di depan tv, sibuk dengan ponsel masing-masing, hanya suara hujan di luar yang terdengar.
Di dapur Kun dan Jaemin sibuk membuat cupcake, tidak jarang mereka akan membicarakan hal-hal tidak penting dan random. Kun dengan sabar menjawab pertanyaan tidak masuk akal Jaemin, salah satunya adalah kenapa mie instan masih harus dimasak?
"Jaeminnie, baobei, dengar, yang dimaksud instan itu kemasannya instan kita tidak perlu membuat bumbunya sendiri tidak perlu membuat mienya sendiri, itu yang dimaksud instan." ujar Kun.
"Hmm... begitu ya?" gumam Jaemin sembari mengangguk-angguk lucu.
"Sudah, waktunya memasukkan ke dalam oven." Jaemin menurut dan memasukkan adonan yang sudah siap ke dalam oven.
"Tinggal menunggu, sembari menunggu kita bereskan dapurnya." Jaemin mengangguk menurut, dia mengikuti semua perintah Kun dengan baik.
***
Siang hari datang dan hujan masih awet turunnya, bahkan malam nanti katanya akan ada badai.
"Tidak ada film yang bagus?" tanya Lucas.
"Tidak tahu, memang apa yang bagus akhir-akhir ini?" tanya Doyoung.
"Film horor yang rata-rata menarik akhir-akhir ini." jawab Ten.
"Jangan horor please" mohon si maknae.
"Aku juga menolak kalau film horor." ujar Jaehyun menyetujui penuturan si maknae.
"Kalau tidak horor, cepat usulkan apa yang harus kita tonton." ujar Renjun.
"Lama-lama nonton teletubies" ujar Haechan kesal. Jaemin sih nonton apa saja dia oke-oke saja. Hingga mata Jaemin tertuju ke arah ponselnya yang kembali berdering.
"Siapa ini?" tanya Jaemin saat meraih ponselnya dan melihat nomor yang muncul di sana.
"Tidak usah diangkat." ujar Yuta mengingatkan, Jaemin pun memilih untuk membiarkannya saja hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya. Jaemin pun segera memblokir nomor tersebut tanpa pikir panjang. Setelahnya dia memilih untuk mematikan ponselnya.
Jaemin meletakkan ponselnya di atas meja kembali, dia lalu menyamankan diri duduk diantara Jungwoo dan Jaehyun.
"Hey, tabungan di masa tua sudah kalian siapkan belum?" tanya Jaemin tiba-tiba, membuat mereka semua langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...