***
Jaemin pulang dengan Luca, tapi baru sampai di depan pintu rumah, baru menginjakkan kaki di ruang tamu, Jaemin dihadang oleh bayi-bayi kecilnya. Lin dan Yoonhee berkacak pinggang, tidak lupa memasang wajah galak. Areum dan Aquila memegang lengan kedua kakak mereka, sedang bayi-bayi tujuh bulannya merangkak dengan para pelayan mengawasi.
"Astaga! Kenapa ini?" Jaemin berjongkok sembari menurunkan Luca dari gendongannya.
"Mama napa bawa Luca? Napa kita ndak diajak?" tanya Yoonhee dengan nada protes.
"Ne ne, mama napa ndak bangunin Lin?" giliran Lin yang protes.
"Ma~" rengekan terdengar dari Areum. Jaemin ingin tertawa melihat wajah menggemaskan anak-anaknya.
"Maafkan mama ya? Soalnya kalian tadi tidur nyenyak, jadi mama tidak enak hati membangunkan kalian. Maafkan ya sayang-sayangnya mama?" Jaemin memasang wajah memelas, bukannya jawaban tapi tubuhnya diserbu anak-anaknya.
"Maaaa! Kyaaaa yayaya!" triplets termuda juga rebutan ingin peluk Mama mereka. Jaemin tertawa, dia meminta para pelayan membantunya.
"Nanti main sama mama, oke? Mama mau mandi dan ganti baju dulu sama Luca, boleh sayang?" Lin dan Yoonhee mengangguk.
"Bibi tolong ya bawa mereka ke ruang bermain, Nana sama Luca mau mandi dulu, ah iya, bagaimana dengan para suami Nana? Apa mereka buat repot? Kenapa mansion sepi sekali?" tanya Jaemin beruntun.
"Nyonya, Para Tuan Muda sedang ada di halaman belakang, kecuali Tuan Jaehyun, Tuan Jeno, Tuan Jungwoo, dan Tuan Haechan yang masih ada di kamar." Jaemin mengangguk.
"Apa sudah masak makan malam?" tanya Jaemin, mengingat dia dan Luca meski keluar dari siang, tapi mereka tetap ingin makan malam di rumah, sehingga mereka pulang.
"Masih dalam proses, sebentar lagi selesai." Jaemin mengangguk.
"Tolong minta suami Nana segera ke meja makan ya? Sekalian bawa anak-anak, nanti Nana dan Luca menyusul." Bibi pelayan mengangguk, dia berserta pelayan lain segera membawa Tuan dan Nona Muda kecil mereka.
"Luca, mandi sama Mama mau?"
"Uka au!"
***
Jaehyun, Jungwoo, Jeno, dan Haechan keluar kamar bersamaan, mereka turun segera ke ruang makan, berdoa dalam hati jika amarah sang kekasih hati telah reda, meski mereka tahu itu rasanya tidak mungkin.
"Sudah introspeksi diri?" tanya Winwin.
"Sudah" jawab Jungwoo dengan lesu.
"Sudah sadar kan dimana letak semua kesalahan kalian?" tanya Taeil.
"Sudah hyungie" jawab keempatnya kompak.
"Daripada kalian merasa terkekang, segera cari jalan keluar, Nana memberi waktu kalian seminggu, jadi sebelum Nana sendiri turun tangan, masalah itu harus sudah selesai." Ingat Johnny.
"Ne hyungnim" kompak keempatnya dengan sikap formal dan penurut.
"Segera duduk, tinggal menunggu Luca dan Jaemin lalu setelahnya kita makan malam." Keempatnya segera duduk di kursi yang kosong.
"Pa, up!" Yeong kecil mengangkat tangannya saat melihat sosok sang Papa mendekatinya. Jeno tersenyum dan menggendong Yeong sejenak, setidaknya sampai Jaemin turun ke ruang makan bersama Luca.
"Jonghyung tadi mengirim pesan padaku, besok dia ingin bertemu dengan kita semua di perusahaan utama, dan dia mengatakan agar Jaemin dibawa juga." Ujar Taeyong sembari menyimpan kembali ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...