***
Hari kelima, Dejun, Jungwoo, dan Jaemin sudah bersiap dengan pakaian mereka, mereka akan berangkat ke panti asuhan, sisa penghuni lainnya memilih untuk memantau pekerjaan dari rumah. Jisung sendiri keadaannya sudah membaik, jadi Jaemin tidak perlu cemas dan bisa meninggalkannya.
"Kami pergi dulu, kemungkinan siang nanti baru pulang." pamit Jungwoo.
"Ne, hati-hati di jalan, kau tidak usah mengebut kalau mengendarai mobilnya." ingat Johnny, Jungwoo mengangguk. Jaemin nampak diam sesaat, sebelum dia menatap Taeyong yang ada di sebelahnya.
"Ada apa? Kenapa tidak segera pergi?" tanya Taeyong.
"Kalian tidak akan menghancurkan mansion kan?" Taeyong menatap datar namja manis kesayangannya itu.
"Segera pergi sana, kami bukan anak-anak." Jaemin terkekeh, dia mencium pipi Taeyong.
"Aku pergi dulu, ingat! Jangan menghancurkan mansion!" Jaemin segera masuk ke mobil, sedangkan Taeyong hanya bisa menghela nafas sebelum melambai ke arah mobil yang sudah pergi.
"Jaemin benar-benar menganggap kita bocah atau bagaimana?" tanya Johnny, Taeyong tertawa.
"Sebenarnya peringatan itu bukan untuk kita." ujar Taeyong, Johnny menatap pria satu line dengannya.
"Lalu maksudmu untuk siapa?" tanya Johnny, Taeyong mengode Johnny untuk masuk ke dalam mansion.
"LEE JENO! LEE HAECHAN! BERHENTI ATAU KUPATAHKAN KAKI KALIAN!" teriakan Renjun terdengar menggelegar ke seluruh penjuru mansion. Jeno dan Haechan berlari menghindari timpukan namja yang memiliki tubuh lebih kecil dari keduanya.
"YANGYANG TANGKAP MEREKAA!!" Yangyang bukannya menangkap Jeno dan Haechan dia malah menghindar, Yangyang sadar diri, dia tidak mungkin bisa menangkap Jeno yang lebih kuat darinya dan Haechan yang lebih gesit, jadi jalan paling aman adalah menghindar.
"LIU YANGYANG!!!!" Shotaro juga memilih untuk menghindar dan duduk tenang di sebelah Chenle, keduanya hanya duduk menonton mereka.
"Nah, perkataan itu untuk mereka." ujar Taeyong, Johnny menatap dengan mulut ternganga, sebelum-
"HUANG RENJUN! LEE JENO! LEE HAECHAN! DUDUK DIAM SEKARANG!"
'Jaeminnie, my love, kau baru pergi beberapa menit yang lalu, dan kekacauan terjadi.' batin Taeyong.
***
Berbeda dengan mansion, Dejun, Jungwoo, dan Jaemin kini dalam perjalanan ke panti asuhan. Jaemin sangat menyukai anak kecil, semenjak dia menjadi penghuni tetap mansion NEO, dia belum melihat anak kecil lagi, dia meyakinkan diri selepas liburan ini, dia akan mengirim CVnya ke TK yang dulu didatanginya bersama Kun dan Mark.
"Ah sudah sampai." ujar Jungwoo.
"Huh? Tidak jauh dari mansion ternyata." gumam Dejun, Jaemin memandang dari balik kaca, keadaan panti asuhan, tempatnya luas dan ada taman kecil juga halaman untuk anak-anak bermain. Tempat ini adalah surga bagi mereka yang tidak memiliki orang tua.
"Jaeminnie, ayo turun, sayang~" mendengar panggilan Jungwoo, Jaemin segera turun dari dalam mobil. Dia segera berjalan di samping Jungwoo, pemuda tinggi itu segera merangkulnya.
Mereka bertiga masuk ke dalam area panti asuhan, banyak anak-anak kecil yang berlarian di sekitar sana, tawa mereka seperti lantunan surga yang indah, Jaemin menyukai tawa anak-anak.
Rangkulan Jungwoo lepas dari pundak Jaemin, fokus Jaemin langsung berganti, dia menatap Jungwoo yang menatap ke arah depan, Jaemin mengalihkan pandangannya dan menemukan dua orang wanita paruh baya di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fiksi Penggemar⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...