Matahari telah berganti bulan, malam telah menyapa penduduk Bumi. Naya, Mia, Mira dan mbok Darmi tengah sibuk untuk menyiapkan BBQ an di dekat kolam renang. Berbagai macam daging-dagingan sudah siap tersedia dan khusus makanan untuk Naya, mereka menyiapkan ikan dan sayur-sayuran karena Naya tidak boleh makan daging untuk saat ini. Pukul setengah 8, 4 orang itu berkumpul di dekat pinggir kolam renang di temani cahaya rembulan dan mereka mulai membakar daging, sosis, ayam,ikan, dan jagung.
Namun untuk membakar, mereka menyerahkannya ke Mira dan mbok Darmi sedangkan Mia mempersiapkan seperti piring dan tempat mereka akan makan, mereka memutuskan menggelar tikar di atas rumput dan akan makan secara lesehan sedangkan Naya sedang duduk-duduk di ayunan sambil melihat yang lain sibuk menyiapkan makan malam mereka karena Naya di larang banyak bergerak sama yang lain sehingga ia jadi penonton saja.
Naya hanya tersenyum melihat tingkah mereka semua yang mempersiapkan makan malam, rasanya Naya ingin bergabung namun apa daya keadaan tubuhnya tidak memungkinkan. Malam ini akan terasa lengkap jika mama papanya hadir namun sampai detik ini, mereka berdua tak ada kabar. Terakhir mereka bertemu saat masih di rumahnya yang di Jakarta setelah itu tidak ada komunikasi lagi di antara mereka, bahkan pesan Naya yang ia kirim tadi sore menanyakan mama nya dimana, belum di baca juga. Naya hanya bisa pasrah dengan keadaan karena ini bukan pertama kalinya Naya di kecewakan oleh orang tuanya.
Layaknya dedaunan kering yang tergeletak lalu di injak-injak begitu saja karena memang sudah terbiasa mereka di injak karena berada di bawah kaki,begitupun dengan hati Naya yang sudah terbiasa akan perlakuan kedua orang tuanya.
Tak terasa semua makanan yang Mira dan mbok Darmi bakar sudah matang, Mia juga sudah menatanya dengan rapi di atas tikar, Naya pun berjalan bergabung bersama 3 orang yang selalu ada di hari-hari nya saat ini. Mereka duduk bersila mengngelilingi makanan itu.
" Selamat makan semua."
" Selamat makan juga."
Namun baru mereka semua mengambil makanan, kehadiran seseorang membuat mereka sejenak terhenti dari aktifitas sekarang.
" Apakah saya telat?"
" Nggak ma, ayo ma,pa gabung." Naya menyambut mama papa nya yang tiba-tiba masuk dan menghampiri mereka.
Kedua orang tua Naya pun ikut duduk lesehan di tikar tersebut.
" Hmm, sebentar. Ini siapa?" Tanya mama Naya heran melihat kehadiran Mia karena ini untuk pertama kalinya Renata, mama Naya bertemu Mia dan begitu pun sebaliknya.
" Ma, pa, perkenalkan ini Mia, sahabat Naya di sekolah baru Naya."
" Hallo, Mia tante," ucap Mia lalu menyalimi mama dan papa Naya dan mereka pun menyambutnya dengan baik.
" Rumah kamu dimana Mia kalau tante boleh tau?"
Mia menatap Naya sejenak seakan ia ragu menjawab pertanyaan mamanya, ada ketakutan tersirat di wajah Mia namun Naya memberi nya kode kalau ia jawab saja pertanyaan mamanya.
" Hmm, saya tinggal di panti tante. Kedua orang tua saya sudah meninggal."
" Aduh maaf ya Naya, tante tidak tau."
" Iya tante tidak apa-apa."
" Kamu akur-akur ya kalau begitu sama Naya karena Naya juga jarang ketemu kita jadi kalian bisa saling melengkapi, tapi kamu tau kan kalau Naya sakit, kamu nggak masalah kan sama penyakit Naya?"
" Nggak tante, saya sama sekali tidak masalah sama sakit Naya. Bahkan saya sudah berjanji untuk selalu ada untuk Naya, menemani dia dalam keadaan apapun karena Naya adalah sahabat pertama saya dan sudah saya anggap saudara juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika ( END )
Teen FictionBerawal dari seorang gadis cantik yang imut namun memiliki sorot mata yang tajam bernama Nayanika yang tiba-tiba menembak seorang pria di dalam mall yang entah ia kerasukan apa membuat ia jadi tontonan gratis dan berujung ia di tinggalkan begitu saj...