Sepulang sekolah Naya tidak langsung pulang ke rumah namun ia bersama Mira ke rumah sakit karena sudah waktunya kontrol. Tak terasa mobil Naya sudah sampai di tempat parkir dan setelah Mira memarkirkan mobilnya mereka bersama-sama naik ke lantai 3 untuk bertemu dokter Riko. Ini memang sudah menjelang sore namun Dokter Riko masih berada di rumah sakit karena menunggu kedatangan Naya, memang bukan Naya saja pasien nya namun Dokter Riko merasa Naya itu pasien yang istimewah. Kisah hidupnya cukup rumit di tambah penyakitnya lagi, ia tidak mau menambah lagi kalau harus susah bertemu dirinya apalagi ia masih berstatus pelajar sehingga ia pulang sore karena memang jadwal sekolahnya seperti itu.
Sampai di lantai 3 Naya langsung menyapa dokter Riko dengan ramah karena memang Naya begitu ramah sama seseorang yang sudah ia kenal. Setelah basa basi Dokter Riko pun mulai melakukan serangkaian pemeriksaan untuk Naya. Dan setelah pemeriksaan Naya pun kembali ke kursi di depan meja kerja dokter Riko.
" Naya saya tau kalau saya menyampaikan ini kamu pasti akan berpikiran kemana-kama tapi saya harus memberi tau kamu kalau kondisi kamu saat ini terdapat peningkatan sel darah putih yang abnormal serta pembengkakan di beberapa area tubuh kamu seperti limpa dan hati."
Naya diam sejenak berusaha mencernah perkataan dokter Riko barusan.
" Jadi apa yang harus saya lakukan dok?"
" Kamu sepertinya mulai harus rutin Terapi dan rutin mengkomsumsi terus obat-obatan kamu."
Naya hanya mengangguk.
" Tapi akhir-akhir ini apa yang kamu rasakan?"
" Kalau malam dok keringat saya banjir, gusi saya sering berdarah dan saya juga beberapa kali mimisan."
" Itu wajar Naya kalau seseorang sedang mengidap penyakit kanker Darah jadi makanya kamu mulai hari senin nanti setelah pulang sekolah kamu harus mulai rutin terapi, 2 kali seminggu ya."
" Iya dok. Oh iya dok kira-kira umur ku sampai berapa tahun lagi ya?" Tanya Naya pelan.
Dokter Riko tersenyum ke Naya.
" Sebenarnya kalau mau bicara umur, itu adalah rahasia tuhan namun secara medis untuk usia dewasa atau lansia sisa 5 tahun lagi tapi kamu kan masih remaja jadi kemungkinan di atas 5 tahun."
" Baik dok, terima kasih kalau begitu."
Setelah itu Naya dan Mira pun pamit pulang karena sudah sore hari.
Selama di perjalanan Naya hanya diam saja, setiap pulang pemeriksaan Naya akan terdiam seperti itu.
" Kamu tidak usah kepikiran seperti itu Naya, asal kamu semangat untuk sembuh, mbak yakin kamu bisa sembuh."
" Mbak kalau aku meninggal nanti mama sama papa datang gak ya melayat?" Bukan nya menanggapi ucapan Mira, Naya malah bertanya melantur buat Mira menatapnya horor.
" Hush, kenapa bertanya seperti itu? Nggak usah mikir yang macam-macam, fokus saja sama pengobatan kamu."
" Bagaimana aku mau berpikir jernih sekarang mbak kalau dokter bilang kayak tadi, mbak dengar sendiri kan kata dokter? mbak nggak tau sih apa yang aku rasakan jadi dengan mudah bilang seperti itu, nggak mudah mbak untuk berpikiran positif terus apalagi kondisi kita berbanding terbalik."
" Mbak tau, mbak tidak merasakan apa yang kamu rasakan tapi mbak cuman mau kamu terus semangat Nay karena siapa lagi yang mau beri semangat ke diri kamu sendiri kalau bukan kamu nya sendiri."
" Mama sama papa kalau dia bisa dampingi aku, aku akan terus semangat mbak tapi nyatanya sebagian motivasi hidupku pelan-pelan pergi, terus apa lagi yang aku tunggu kalau begitu? Bahkan Gema juga semakin jauh sama aku, tidak ada yang mau buat aku semangat lagi mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika ( END )
Teen FictionBerawal dari seorang gadis cantik yang imut namun memiliki sorot mata yang tajam bernama Nayanika yang tiba-tiba menembak seorang pria di dalam mall yang entah ia kerasukan apa membuat ia jadi tontonan gratis dan berujung ia di tinggalkan begitu saj...