Balik rumah

500 21 0
                                        

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam namun mata Naya enggan tertutup, sedangkan Mia sudah terlelap dalam tidurnya di samping Naya sejak sejam tadi. Naya mulai memakai cara menghitung agar tertidur dan ia sudah menghitung sampai 500 tapi belum ngantuk juga, Naya akhirnya cari akal lagi agar ia segera tidur karena besok pagi ia akan kembali ke Jakarta. Naya mulai mengedip-ngedipkan matanya cepat sekitar 15 menit namun ia belum mau tidur juga, akhirnya Naya bangun dan berjalan ke lantai bawah untuk mencari susu kata orang kalau mau tidur nyenyak harus minum susu dulu sebelum tidur sehingga Naya pun akan mencoba cara ketiga karena ia tidak mau besok kesiangan pulang nya ke Jakarta.

Naya sudah sampai di dapur dan ke kulkas mencari susu dan ternyata masih ada susu coklat. Ia tuangkan ke gelas lalu berniat balik ke kamar sebelum suara deheman mengagetkan ia.

" Astaga Gema, andaikan aku punya sakit jantung udah mati aku."

Yang di tegur hanya mematung dan merasa tidak bersalah karena sudah mengagetkan Naya dengan kehadiran nya tiba-tiba di dapur.

" Mau ngapain?"

" Gue lapar."

" Hah? Tapi sudah nggak ada makanan. Emang kamu lapar banget ya?"

" Hmmm."

Naya berjalan ke arah almari tempat penyimpanan dan hanya mendapatkan mie goreng 3 bungkus dan juga telur.

" Kalau kamu makan mie, nggak apa-apa? Yang mudah untuk di masak saat ini cuman ada telur dan mie."

Gema hanya mengangguk.

" Ya sudah, itu ada mie sama telur. Kamu masak gih."

Gema langsung menatap Naya bingung.

" Kenapa tatap saya seperti itu? Kamu mau di masakan? Aduh Gema aku belum tau masak, gimana dong?"

" Gue tunggu 5 menit di meja makan."

Setelah mengatakan itu Gema langsung pergi meninggalkan Naya yang masih bengong dengan ucapan Gema.

" Gema, hai." Naya meneriaki Gema.

" Jangan berisik, udah tengah malam."

Naya balik badan dan menatap horor mie goreng tersebut, ia seumur-umur tidak pernah masak even itu air panas atau sesimple mie karena selama ia hidup ia selalu di layani di rumahnya tapi bukan berarti Naya manja, ia bahkan tumbuh menjadi anak yang tegar tapi urusan dapur ia mengaku kalah.

Naya berjalan ke dekat kompor dan menatap mie itu dengan lesu, ia tidak tau mau mulai dari mana untuk memasaknya. Naya pun mengambil mie itu membalikan mie itu dan menampilkan belakang mie yang dimana ada petunjuk cara memasaknya.
Melalui petunjuk itu Naya mulai mengambil panci dan memberi nya air secukupnya lalu menyimpannya di atas tungku kompor lalu menunggunya hingga mendidih. Fyi, Naya mencarinya di youtube untuk tau bagaimana air yang di katakan mendidih itu karena Naya selama ini paling jarang ke dapur dan Naya menyesali itu tidak tau memasak.

Setelah air nya mendidih, Naya memasukan 3 bungkus mie itu yang telah ia buka pembungkusnya lalu ia masukan ke dalam air mendidih itu lalu memasukan 2 butir telur. Setelah merasa telur nya matang hasil ia lihat di youtube, Naya mentiriskan air mie itu lalu meletakannya di atas piring dan mengaduknya dengan bumbu mie goreng tersebut. Setelah merasa rata bumbunya, Naya membawanya ke meja makan untuk Gema santap.

" Ini mie nya, silahkan di coba." Naya meletakan mie goreng dan segelas air di atas meja tepat di hadapan Gema.

Gema memicingkan sebelah alisnya.

" Aman nggak?"

Naya menaikan bahunya tanda tak tau membuat Gema melotot.

" Bercanda, di jamin aman dan halal kok. Silahkan di cicipi calon pacar." Naya kemudian memamerkan senyumannya ke Gema.

Gema mulai menyuapi mie goreng tersebut dan memasukan ke dalam mulutnya sedangkan Naya sedang harap-harap cemas sama buatan mie nya sekaligus masakan pertama nya karena takut-takut Gema melepeh nya. Namun sudah beberapa suap Gema belum melepeh nya juga membuat Naya semakin penasaran sama rasanya, jangan-jangan Gema menahan rasa buruknya karena tidak mau melukai Naya.

" Gimana rasanya?"

Namun Gema tak bergeming dan terus memasukan mie itu ke dalam mulutnya.

" Kalau nggak enak, kamu buang saja. Kita gofood saja gimana?"

" Nggak usah berisik, gue laper."

Naya manyun karena Naya cuman mau tau bagaimana rasanya namun Gema seakan mengunci mulutnya untuk tidak membicarakan soal rasa.

" Ngapain sih lo di sini? Balik kamar sana."

Gema menegur Naya yang tinggal menopang dagu memerhatikan ia makan.

" Nggak mau, aku mau lihat kamu makan dulu. Hitung-hitung simulasi kalau sudah jadi istri kamu nantinya."

" Nggak usah ketinggian mengkhayalnya, kalau jatuh bakal sakit."

" Makanya jangan buat aku jatuh dong biar aku nggak sakit."

Gema menggelang-gelengkan kepalanya mendengar kalimat Naya yang ada saja buat ia geleng-geleng kepala.

" Sekali lagi gue bilangin, jangan berharap banyak ke gue karena gue nggak bisa nolongin lo kalau sakit pada akhirnya nanti."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Gema meninggalkan Naya yang masih duduk di kursi makan karena sudah menghabiskan mie buatan Naya.
Bersamaan dengan turunnya kembali hujan, air mata Naya akhirnya luruh juga. Kenapa harus sesakit ini sih mendengar kata-kata Gema.

Setelah puas menangis, Naya melap air matanya lalu membersihkan meja makan bekas Gema tadi lalu berjalan ke kamarnya. Rasanya Naya sudah terserang ngantuk saat ini, seperti nya selain menyembuhkan, Gema juga bisa membuat kita mengantuk.

Memasuki kamarnya dengan hanya menggunakan lampu tidur, Naya langsung merebahkan badannya dan tak lama ia pun tidur juga.

*****

Baru beberapa jam Naya tidur, matahari sudah mulai menunjukan eksistensinya di penduduk bumi pagi ini. Dengan muka bantal Naya bangun dan melirik ke samping ternyata Mia sudah bangun, Naya segera ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi lalu jalan turun ke bawah.
Sesampainya di lantai bawah, suasana masih sepi membuat Naya bertanya-tanya kemana mereka semua hingga Mbok Darmi muncul dari arah dapur dan membawa sarapan mereka.

" Mbok, kok sepi, pada kemana?"

" Mia dan Mira lagi di dapur bantuin mbak sedangkan teman laki-laki non Naya sudah pulang jam 6 tadi. Katanya maaf tidak sempat pamit karena mereka buru-buru.

Naya pun mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham dan berjalan ke sofa dan membaringkan badannya ke sofa karena sejujurnya ia masih ngantuk tapi ia bangun karena gangguan sinar matahari yang sudah masuk melalui cela-cela ruangan.

Setelah sarapan dan membereskan semua pakaian dan bawaan mereka, tepat jam 10 pagi rombongan Naya akhirnya pulang ke Jakarta meninggalkan Villa itu yang menoreh cerita baru di hidup Naya. Dan selama perjalanan Naya hanya tertidur entah ia sangat mengantuk atau ia sedang menyembunyikan sesuatu dengan menutup matanya agar seseorang yang melihat matanya tak bisa menebak bagaimana Naya saat ini.

Tak terasa mobil yang Naya tumpangi bersama yang lain tiba juga di rumah Naya dan mereka pun langsung masuk untuk beristirahat dan seperti tadi Naya langsung berbaring ke kamarnya di susul Mia, karena rencana sore baru akan Mia di pulangkan di panti oleh Mira sehingga Mia sejenak istirahat dulu di kamar sahabatnya itu.

" Bibir bisa saja berkata bohong namun sorot mata seseorang bisa menjelaskan dari apa yang bibir tidak bisa katakan dengan jujur."

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang