Di Sandera?

465 18 0
                                        

Keesokan hari nya sekolah kembali ramai oleh kehadiran murid-murid, sebelum jam pelajaran di mulai mereka seperti biasa duduk-duduk santai di kelas atau di depan kelas dan bagi yang punya tugas namun belum selesai mengerjakan nya mereka akan sibuk menyalin tugas teman nya yang lain dan itu sudah menjadi kebiasaan para siswa siswi sekolahan.

Sedangkan di kelas Naya seperti nya tugas mereka sudah selesai semua karena mereka hanya duduk santai berbincang-bincang begitu pun dengan Naya dan Mia sedang asik bertukar cerita tentang mengerjakan tugas mereka.

" Tau nggak Vadi bawa aku kerja kelompok di rumah nya, mana ada mamanya ya ampun aku malu banget tau Nay soalnya kan kita cuman berdua ya."

" Ciheee yang di bawa kenalan sama mama Vadi," ledek Naya membuat Mia menyikut Naya dan Naya tertawa kecil melihat tingkah Mia.

" Jadi sudah dapat lampu hijau nih?"

" Apa sih Nay? Orang kita cuman kerja kelompok kok dan kita juga temenan. Kamu tuh ke rumah Gema juga kan?"

" Iya aku kan sudah biasa ke rumah Gema tapi kamu kan baru pertama kali, ah jangan-jangan si Vadi suka lagi sama kamu Mi."

" Jangan ngarang deh Nay."

" Ya siapa tau kan Mi, kan selama ini kita tau Vadi jomblo terus tau-tau bawa kamu ke rumah nya mana ada mamanya, ya siapa tau itu strategi Vadi."

" Nggak usah mikir kemana-mana ya, aku sama Vadi cuman teman kelompok kok. Emang pernah kamu lihat aku interaksi lebih sama dia selain kalau ada tugas?"

Naya menggelengkan kepalanya karena Mia memang segan sama Gema dkk ya termasuk Vadi.

" Hmm, jadi kamu sukanya sama siapa kalau bukan sama Vadi?" Tanya Naya semakin mendekat ke Mia kemudian menaik-naikan alis nya menggoda Mia.

" Apaan sih Nay pertanyaan kamu, nggak jelas," ucap Mia memalingkan wajahnya.

" Hmm seperti nya ada yang lagi main petak umpat nih sama aku sampai mukanya merah begitu," ucap Naya memegang dagunya menerka-nerka membuat Mia langsung memegang mukanya.

" Nggak ya Nay," bantah Mia.

Naya akan kembali meledek Mia namun bunyi bel seperti nya harus menghentikan obrolan mereka.

" Kamu hutang cerita ya sama aku Mi," ucap Naya kemudian memperbaiki posisi duduknya dan siap menunggu guru bahasa indonesia masuk.

Vadi dan Gema akhirnya datang juga sebelum guru masuk dan Naya langsung melambaikan tangan menyambut Gema dan Vadi namun seperti biasa Gema kembali ke mode cuek kalau di sekolah dan hanya Vadi yang membalas lambaian tangan Naya.

" Tumben nggak telat," ucap Naya ke Vadi.

" Itu tergantung mood, kalau mood nya bagus datang cepat kalau nggak baik ya gitu telat," jawab Vadi cengengesan membuat Naya geleng-geleng kepala.

" Hmm diem- diem bae, sakit gigi kamu Gema?" Tanya Naya menyondongkan badan nya sedikit agar bisa melihat Gema yang hanya diam.

" Bukan urusan lo."

" Dih sensi banget deh, makin lope-lope deh."

Vadi tertawa melihat Naya yang kembali centil ke Gema padahal Vadi tau Naya sedang berjuang melawan penyakit nya namun ia masih bisa bersikap biasa saja dan itu buat Vadi kagum ke Naya.

Guru bahasa indonesia pun akhirnya masuk kelas dan meminta tugas yang kemarin langsung di kumpul, murid-murid kelas Naya pun maju satu persatu mengumpulkan tugas mereka ke atas meja.
Kemudian guru itu pun mulai mengajar, menjelaskan materi pelajaran sampai waktu yang sudah di tentukan, setelah pelajaran bahasa indonesia, kini berganti ke pelajaran kimia dan itu membuat Vadi ingin tidur saja karena ia tidak suka perhitungan tapi kalau mau bolos malas kalau kedapatan guru BK lagi jadi ia berusaha bertahan di dalam kelas sedangkan Gema sudah telengkup di atas meja tanpa peduli tatapan sang guru namun hanya beberapa guru yang berani menegur Gema meski Gema tidak menonjolkan nama bapaknya tapi ia tetap di kenal sebagai anak pemilik sekolah karena ia anak tunggal dari Hendra Adhitama.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang