Pembukaan lomba futsal

485 24 0
                                    

Seakan waktu berjalan begitu cepat, kini tiba waktunya lomba futsal antar sekolah seJakarta. Pagi-pagi SMA Adhitama sudah ramai dengan kedatangan para peserta lomba, namun sang tuan rumah hari ini belum bertanding,besok pagi baru mereka akan mulai bertanding. Murid-murid pada berkeliaran di sekolahan, jarang ada yang tinggal di kelas karena mereka akan melihat proses pembukaan lomba Futsal yang akan di laksanakan di Lapangan futsal dan akan di hadiri petinggi sekolahan seperti Kepala sekolah, donatur dan pemilik sekolah yang tak lain adalah Herman Adhitama, papa kandung Gema Adhitama.

Jam 8 kurang 5 menit para murid-murid berkumpul di lapangan berserta para pemain yang akan bertanding hari ini. Proses pembukaan lomba futsal akan di mulai dan tepat pukul 8 pagi acara pembukaan pun di mulai, serangkaian acara sedang terlaksana hingga sampai pada pemberian sambutan oleh bapak pemilik sekolah dan naik lah sosok sang pemilik sekolah ke atas podium dan siap memberi sambutan sekaligus membuka acara hari ini.

Dengan berpakaian rapi, jas hitam  celana kain hitam, kemeja berwarna grey dan dasi hitam abu-abu membuat sosok Hendra Adhitama terkesan sangat berwibawah dan penuh karisma di atas podium sana di tambah wajah tampan nya meski sudah berusia 50 an namun tak membuat ketampanan bapak-bapak itu luntur.

Tepuk tangan yang meriah memenuhi lapangan futsal itu di kala Pak Hendra berdiri tegap dan siap mulai mengeluarkan kalimatnya sebagai pembuka acara. Namun seseorang dari balik pilar sekolahan menatap sosok Hendra di atas podium dengan tatapan benci dan muak kala pria itu sedang berpidato.

" Lo mau pergi dari sini saja?" Bisik Vadi yang tau bagaimana perasaan sahabatnya Gema saat ini namun Gema hanya menggelengkan kepalanya.

Di saat orang memuja-muja sosok Hendra karena kesuksesan nya dan ketampanan nya, ada sisi orang lain tidak tau tentang dia karena telah di sembunyikan sekitar 2 tahunan ini dengan rapat dan satu sisi itu adalah ada anak nya yang begitu membenci karena sikap bajingan nya yang menelantarkan anak dan istrinya demi seorang janda dan berhasil memporak-porandakan kehidupan sempurna mereka dulu.

" Setelah beberapa bulan sekolah di sini, aku baru lihat sosok pemilik sekolahan ini," ucap Naya berbisik.

" Iya pak Hendra memang jarang ke sekolah kalau tidak ada acara penting karena beliau juga punya perusahaan yang dia urus."

" Tapi mukanya kayak nggak asing gitu tapi aku lupa pernah ketemu atau lihat dimana." Naya mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu sosok Hendra.

" Dia kan bapaknya Gema, kamu sudah kenal bundanya Gema kan, pasti pernah lihat bapaknya juga makanya muka pak Hendra tidak asing sama kamu."

" Bapak nya Gema?"

" Ia,memang selama ini kamu tidak tau kalau Gema anak pemilik sekolah ini? Makanya bagaimana pun kelakuan Gema dkk mereka tidak akan di keluarkan karena Gema anaknya pemilik sekolah ini dan otomatis Gema yang punya sekolahan ini begitu pun ke 4 sahabatnya, orang tua mereka donatur terbesar di sekolahan ini."

Naya tercengang mendengar fakta baru dari Mia, selama ini Naya tidak tau kalau Gema anak pemilik sekolahan ini dan tentang bapaknya Gema ia tidak pernah bertemu sosok itu di rumah Gema selama ia datang. Apakah kalau Naya sudah pulang dari rumah Gema bapaknya baru datang ke rumah karena sibuk bekerja? Bisa jadi tapi Naya merasa ada yang ganjal tentang sosok pria yang di depan sana yang sudah mulai berjalan turun meninggalkan podium. Hingga kumpulan murid-murid di bubarkan karena Kick off akan di mulai, Naya terus memikirkan sosok Hendra dan semakin penasaran ketika Hendra bersama kepala sekolah sedang berdiri di depan ruang guru dan sosok Gema bersama ke 4 sahabatnya berjalan dan melewati Hendra tanpa menyapa layaknya seorang anak dan ayah namun langkah kaki Gema terhenti kala Hendra yang memanggil Gema dan Gema pun balik badan.

" Ada apa?"

" Bisa kita bicara sebentar?"

Gema menatap Vadi dan Vadi memberi kode ke Gema dengan anggukan dan Gema menjawab Iya.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang