Pura-pura

471 21 0
                                    

Di sebuah cafe, 2 orang yang beda jenis kelamin tengah duduk berhadapan sambil meminum minuman dingin. Gema jadi mengantar Laura pulang membuat ke empat sahabatnya bete apalagi Laura yang menampilkan muka mengejek karena merasa menang dan saat perjalanan pulang Laura memaksa Gema singgah di cafe yang mereka lewati dengan alasan haus padahal Gema sudah menolak namun bukan Laura namanya kalau ia tidak bisa membujuk Gema dan akhirnya Gema pun tunduk.

" Gema, sudah 2 tahun lebih hubungan kita seperti ini saja. Apa kamu tidak ada niat memperbaiki hubungan kita?" Tanya Laura dengan menatap Gema dan Gema hanya diam.

" Maksud aku, kita kan selama ini belum ada hubungan yang jelas sehingga kacung kamu itu seenak-enaknya sama aku."

" Mereka sahabat gue Laura."

" Whatever, kalau mereka nggak bisa menghargai aku di sisi mu, aku akan tetap memusuhi mereka dan menganggap mereka bukan siapa-siapa."

" Hubungan seperti apa yang lo mau?"

" Pacaran, selama ini kita kan nggak pernah ada kata-kata pacaran. Karena aku pikir kamu mau cukup mengenalku dulu tapi menurutku 2 tahun lebih ini sudah cukup perkenalan nya dan sudah saat nya kita mendeklarasikan hubungan kita walau mereka semua tau sih aku ini siapa kamu."

" Sorry, gue belum bisa Laura."

" Kenapa? Karena kamu masih kepikiran sama Viona? Wake up Gema, Viona sudah meninggal dan ia bahkan menitipkan kamu ke aku. Apa kamu ragu sama surat yang Viona tulis itu yang aku berikan?"

Gema menggelengkan kepalanya.

" Jujur Gema, sikap kamu seperti ini buat aku sedih tau," ucap Laura yang sudah menunduk karena sedih.

" Aku kira dengan surat permintaan Almarhumah Viona yang mau kita bersatu karena Viona nggak bisa jagain kamu selama nya, bisa bikin kamu menepati permintaan terakhir kekasih kamu tapi nyatanya kamu masih ada keraguan. Jadi kamu selama ini nggak begitu mencintai sepupu aku ya Gema sehingga kamu nggak mau menuruti wasiatnya?"

" Bukan begitu."

" Terus apa? Apa karena aku berbeda sama Viona? Aku tau, aku tidak sebaik dan sepintar dia tapi setidaknya aku bisa selalu jagain kamu dan selalu ada untuk kamu Gema."

Gema hanya diam mendengarkan Laura yang berucap dengan di ikuti tangisan kecil.

Sejujurnya memang Gema ada keraguan soal surat permintaan terakhir Viona tapi di surat itu jelas ada tanda tangan Viona sehingga Gema di ambang kebimbangan apalagi ia benar-benar tidak mencintai Laura atau gadis manapun.

" Kamu jahat Gema, selama ini kamu kasih aku pengharapan besar sama hubungan ini tapi ujung-ujung nya kamu sia-siakan aku. Kamu pikir aku mau pacaran sama  pacar sepupu aku? Tidak Gema karena aku juga mikirin gimana orang tua Viona apalagi kalian sudah dekat dulu tapi aku berada di posisi terhimpit gara-gara surat sialan itu," ucap Laura yang sudah semakin menangis bercampur emosi.

" Laura tenang, kita di lihat banyak orang," ucap Gema mencoba menenangkan Laura.

" Aku nggak bisa tenang Gema karena aku merasa wanita yang tidak laku saja yang meminta cinta sama kamu tapi nyata nya ini aku lakukan karena Viona, sepupu aku."

" Ok ok,tenang ya. Gue ngerti."

Akhirnya Laura pun tenang dan duduk bersandar di kursi sambil meminum minumannya.

Gema menghembuskan nafas panjang, ia menyandarkan juga punggungnya di sandaran kursi.

" Ok, apapun mau lo gue turutin sekarang."

Laura langsung menegakkan badannya dan menatap Gema.

" Kamu sedang tidak mempermainkan ku kan Gema?"

Gema hanya mengangguk karena sejujurnya ia tidak tau keputusan apa yang ia ambil saat ini.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang