Sekitar 20 menit, mobil Naya pun sudah terparkir di depan rumahnya. Naya pun kembali membantu Gema untuk masuk ke rumahnya, Naya langsung membawa Gema ke kamar tamu supaya Gema bisa istirahat.
" Mir tolong bawakan aku kotak P3K ya," ucap Naya sambil membantu Gema duduk di atas tempat tidur dan Mira pun langsung pergi mengambil yang bos nya perintahkan dan tak lama Mira pun datang membawa kotak P3K lalu ia pun pamit.
" Aku obatin luka kamu dulu ya Gem, kamu tahan ya," ucap Naya sambil membersihkan luka Gema terlebih dahulu dan sesekali Gema meringis membuat Naya tersenyum tipis.
" Kamu tidak perlu membahayakan diri kamu sendiri seperti tadi." Akhirnya Gema bicara juga saat Naya mengolesi Gema dengan obat merah.
" Aku tidak membahayakan diri aku sendiri, buktinya aku tidak kenapa-kenapa dan mereka juga tidak tau kalau aku di sana."
" Terserah."
" Kamu khawatir sama aku?"
" Jangan geer, saya hanya tidak mau kamu terluka karena aku. Aku tidak mau di susahkan sama kamu nantinya." Naya manyun mendengar ucapan Gema tapi masih terus mengobati Gema dengan telaten.
Wajah Naya dan Gema sangat dekat, bahkan hembusan nafas Gema sangat terasa di wajah Naya, jantung Naya sudah memompa dengan cepat karena berdekatan dengan Gema namun ia berusaha kontrol dirinya sedangkan Gema hanya diam saja.
" Sudah, kamu boleh istirahat dulu di kamar ini, aku mau ke kamar aku dulu." Naya pun langsung merapikan kotak P3K lalu membawanya keluar kemudian Gema pun membaringkan badannya karena terasa remuk.
" Tunggu pembalasan gue Fredy," ucap Gema saat ia sudah baring sambil menatap langit kamar.
Sekitar 20 menit Naya kembali masuk ke kamar Gema sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman, Naya melihat Gema tengah berbaring entah ia tidur atau tidak, Naya meletakan nampan di atas nakas lalu mencoba membangunkan Gema.
" Gema kamu tidur?" Tanya Naya mencolek Gema dan Gema pun membuka matanya.
" Makan dulu, ini sudah hampir sore."
" Tidak usah."
" Hmmm, kenapa sih kamu bebal sekali Gema. Aku tidak menagih pertanyaan aku kali ini, tenang saja," ucap Naya memamerkan gigi putihnya membuat Gema memutar bola matanya malas.
" Nanti setelah kamu sembuh," lanjut Naya dengan suara pelan namun masih bisa Gema dengar.
Gema pun memperbaiki posisi duduknya, lalu mengambil piring dari tangan Naya. Gema pun ingin suap namun ia meringis kesakitan karena sikutnya sakit membuat Naya langsung khawatir dan mengambil piring dari tangan Gema.
" Aku suapin ya, ahhhhh." Namun Gema hanya diam melihat Naya yang siap menyuapinya.
" Buka mulut kamu Gema, bagaimana ceritanya orang mau makan tapi mulut tertutup, ahhhh." Akhirnya Gema menurut juga dengan membuka mulutnya membuat Naya tersenyum penuh kemenangan.
" Makan yang banyak ya nak, biar kamu kuat," ucap Naya seolah-olah tengah menyuapi anaknya sambil menepuk-nepuk puncak kepala Gema membuat Gema bengong.
Tak terasa makanan yang ada piring habis juga, Naya pun memberikan air ke Gema.
" Oh iya, motor kamu sudah ada di parkiran."
" Saya pamit kalau begitu." Namun Naya menahan tangan Gema saat Gema akan turun dari tempat tidur.
" Aku tidak menyuruh mu pulang, aku cuman memberi tau kamu. Tapi kalau kamu mau pulang biar aku antar ya, kamu sepertinya belum kuat untuk naik motor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika ( END )
أدب المراهقينBerawal dari seorang gadis cantik yang imut namun memiliki sorot mata yang tajam bernama Nayanika yang tiba-tiba menembak seorang pria di dalam mall yang entah ia kerasukan apa membuat ia jadi tontonan gratis dan berujung ia di tinggalkan begitu saj...