Mulai Peduli?

519 17 0
                                    

Semalam sehabis di antar pulang sama Gema, Naya malah tidak bisa tidur sesampainya di rumah padahal sudah jam 10 malam. Ia berusaha menutup matanya namun tidak berhasil juga, ia mengikuti berbagai cara yang ia search di google namun tidak berhasil juga membuat matanya terpejam, entah kenapa mata nya tiba-tiba tidak mau terpejam. Sampai jam 2 subuh matanya masih terbuka menatap langit-langit kamar hanya dengan di terangi lampu tidur, pikirannya melayang-layang ke kejadian di rumah Gema antara ia dan Gema. Naya terus memikirkan hal tersebut sampai akhirnya ia tertidur jam 3 subuh dan gara-gara begadang semalam ia bangun jam 6 pagi.

Naya langsung grasak grusuk untuk berangkat ke sekolah apalagi hari ini proses pembelajaran yang pertama setelah lomba futsal beberapa hari ini. Naya berangkat jam 7 kurang 15 menit dan bahkan Naya harus sarapan di dalam mobil sedangkan Mira mengebut laju mobilnya atas perintah Naya karena takut telat namun yang terjadi sesampainya Naya di depan sekolah, gerbang sekolahan itu sudah tertutup.

" Pak tolong bukain dong, saya telat cuman 10 menit kok dan ini baru kali pertama nya salah telat," Naya merengek minta di bukain pintu gerbang sama pak satpam karena ia tidak mau bolos sekolah hari ini gara-gara telat.

" Maaf neng, tapi peraturan sekolah ya seperti itu, nggak boleh masuk kalau sudah telat apalagi neng telatnya cukup lama."

" Ya pak, saya juga baru telat kali ini saja. Tolong ya pak, bukain gerbang nya."

Naya masih terus memohon di depan pintu gerbang sampai seseorang datang di belakang nya membuat Naya cukup kaget namun orang itu hanya diam saja. Lalu orang itu tiba-tiba menarik Naya pergi menjauh dari gerbang sekolahan dan Naya sedikit memberontak karena pergelangan tangannya sakit.

" Lepasin, sakit. Gema lepas," bentak Naya ke Gema karena lengan nya sakit di tarik-tarik sampai di samping sekolahan.

" Kamu ngapain sih narik-narik aku kek gitu, sakit tau," omel Naya namun Gema hanya diam saja.

" Cepat naik," pinta Gema.

" Hah? Maksud nya naik kemana?"

" Punggung gue, terus lo loncat masuk ke dalam," ucap Gema sambil menatap tembok sekolahan yang lumayan tinggi.

" Gila, nggak mau. Cukup sekali ya dulu aku manjat tembok, nggak mau yang kedua kalinya lagi," tolak Naya.

" Ya sudah, gue tinggal." Gema bersiap memanjat tembok tersebut namun dengan cepat Naya menahan lengan Gema.

" Terus aku gimana kalau kamu masuk?"

" Itu urusan lo."

Naya terdiam, ia sedang berpikir harus melakukan apa sekarang sampai ia pun memutuskan ikut Gema.

" Tapi susah, aku pakai rok lo."

Gema berjongkok dan meminta Naya menginjak punggung nya, Naya menolak karena merasa tidak enak tapi Gema kembali membentak nya untuk segera melakukannya.

" Awas, kamu jangan ngintip ya," ancam Naya sebelum naik ke punggung Gema.

" Gue juga nggak nafsu sama lo," jawab Gema membuat Naya cemberut.

Dengan pelan, Naya memegang tembok lalu naik ke punggung Gema setelah itu Gema pun pelan-pelan berdiri agar memudahkan Naya manjat tembok, setelah Naya berhasil sampai ke atas, Gema menyuruh Naya lompat dan Naya pun dengan takut memberanikan diri melompat. Setelah berhasil melompat dengan selamat, tak lama Gema pun menyusulnya dan tiba di dekat Naya juga. Gema pun jalan duluan menyusul Naya namun saat sampai di koridor lantai 1, sialnya mereka berdua ketemu pak Bahar.

" Kalian dari mana berdua?" Tanya pak Bahar mendekat ke Naya dan Gema yang diam mematung.

" Kalian terlambat kan? Kamu lagi kamu lagi Gema, tidak bosan kamu dapat hukuman? Oh iya, kamu nama nya siapa? Kamu baru telat ya kali ini?"

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang