Nongkrong di Cafe

400 15 0
                                    

Malam harinya 5 pentolan Daredevil janjian kumpul di salah satu cafe yang memang mereka sering datangi tapi kali ini Gema lah yang mengajak mereka keluar nongkrong setelah cukup lama mereka tidak ke tempat ini. Jam 8 malam mereka sudah sampai di cafe tersebut dan langsung memilih tempat untuk menghabiskan waktu mereka sejenak, sambil menunggu pesanan minuman dan Snack mereka, 5 orang itu memulai perbincangan.

" Zuzur,gue masih penasaran kenapa tiba-tiba lo mau keluar nongkrong?" Tanya Leo dengan gaya alay nya ke Gema membuat Fandi memperagakan orang ingin muntah.

" Ya pengen saja."

" Ya Alasan nya apa?"

" Kan kita udah lama nggak nongkrong."

" Hmm ya sudah lah, emang susah ngomong sama tembok," ucap Leo.

" Gimana sama Fredy sekarang, nggak ada kabarnya lagi?" Tanya Eric.

" Nggak ada."

" Baguslah, semoga dia sadar kalau itu memang salah nya dan nggak cari cara lagi untuk balas dendam,"ucap Vadi.

" Jangan lengah, seorang Fredy nggak akan mengalah gitu saja karena orang nya sangat egois," Gema mengingatkan teman-teman nya.

" Iya,benar kata Gema," lanjut Eric.

" Kalau lo pada mau ngomongin masalah Fredy ngapain di cafe sih, sekalian kita di basecamp saja. Sudah jauh-jauh keluar malah masih mikirin musuh, nikmatin lah malam ini dengan pikiran segar," ucap Fandi protes dan yang lain pun tersenyum melihat Fandi.

Kebetulan pesanan mereka datang juga akhirnya mereka memutuskan tidak membahas Fredy atau tentang musuh mereka.
Saat mereka mencicipi minuman mereka, ada seorang perempuan yang mendatangi meja 5 orang itu membuat mereka bingung.

" Leo kan?" Tanya perempuan berambut panjang itu dengan dress di atas lutut.

" Iya, siapa ya?"

" Astaga masa kamu nggak ingat sama aku, yang minggu lalu ketemuan sama kamu di Cafe."

" Ohh Citra, hai apa kabar?" Tanya Leo dengan muka sok kenalnya padahal ia lupa dan otomatis perempuan di dekatnya itu cemberut.

" Citra siapa? Namaku bukan Citra."

Leo menepuk jidatnya.

" Astaga sorry aku salah sebut, Monica kan?" Wajah perempuan itu semakin cemberut sedangkan ke tiga sahabatnya sudah menahan tawa karena melihat ekspresi Leo sedangkan Gema hanya diam saja tanpa ekspresi.

" Aku Tari, yang kamu ajak makan malam minggu lalu di Cafe."

Leo meneguk ludah nya karena ia benar-benar lupa karena seminggu ia banyak bertemu perempuan jadi nggak mudah mengingat wajah dan nama mereka.

" Aahh berarti aku salah dengar dong saat kita bertemu dulu, aku kira kamu bilang nya Monica soal nya muka mu muka-muka minta di seriusin gitu jadi aku pikir kamu mau di ajak nikah."

Perempuan itu langsung tersipu, seakan kesal nya tadi menguap entah kemana.

" Aah Leo bisa saja bikin salting," ucap wanita itu memukul pelan dada Leo dan Leo langsung mengusap dada nya karena sedikit sakit.

" Jadi kamu ke sini sama siapa atau mau gabung sama kita?" Tanya Leo membuat 4 orang itu langsung menatap Leo dengan horor.

" Makasi sebelumnya tapi aku ke sini sa teman jadi mungkin next time kita bisa ketemu lagi, kalau gitu aku pamit ya, sampai ketemu lagi Leo," ucap perempuan itu dan langsung cipika cipiki ke Leo lalu ia pergi.

"Hmm roman-roman nya ada yang tak mandi nih besok karena nggak mau hilangin aroma Monica,"ledek Fandi.

" Namanya Tari ya, jangan suka ganti-ganti nama orang."

Fandi memutar bola matanya malas mendengar penuturan Leo.

" Cewek lo yang dulu mana, kok lo bisa jalan sama cewek yang tadi?" Tanya Vadi.

" Gue sekarang jomblo, cariin dong."

" Noh cari sana di dalam got sendirian," jawab Fandi kesal.

" Jadi selama semingguan ini sudah berapa cewek yang lo kencani?" Tanya Eric lagi.

" Gue lupa deh,berapa ya. Tapi nggak lebih dari 10 kok," jawab Leo enteng.

" 10 ? Lo pikir itu bebatuan yang lo langsung pungut gitu saja?"

" Sorry bos, kalau orang tampan mah gitu, cewek langsung saja lemparin diri nya ke kita nah sebagai cowok normal ya gue terima-terima saja."

" Edan lo, sumpah."

" Sok sok an lo, lo juga kan Fan gonta ganti cewek?" Tuntun Leo ke Fandi karena tidak mau hanya ia yang di cap Players.

" Tapi gue masih bisa ingat nama cewek yang gue kencani, nggak kek lo, lupa nama."

" Lo berdua tuh seperti lagi makan kerupuk di perayaan 17 an, paling banyak-banyakan," ucap Vadi.

" Wajar dong Vad kan kita mau cari yang cocok untuk masa depan jadi calo nya banyak lagian kan belum nikah juga jadi masih aman. Masa sekarang boleh saja main-main dulu tapi tapi nanti kalau sudah dewasa dan temuin yang cocok baru setia," ucap Fandi mencoba membela diri.

" Alasan aja lo, lo pikir anak orang nggak sakit hati lo mainin?"

" Makanya kalau masih remaja gini jangan terlalu libatkan hati dulu karena masih rentan patah hati kan berabe kalau patah hati."

" Terserah lo dah."

Saat mereka asik mengobrol lagi-lagi seorang perempuan menyapa Leo dan lagi-lagi Leo melupakan namanya saat perempuan itu datang dan alhasil perempuan itu bete dan langsung cabut tanpa memberi tau namanya.

" Kalau kita sampai tengah malam di sini, gue nggak tau akan seberapa banyak yang akan menyapa Leo," ucap Vadi.

" Benar, muka seperti tutup kerupuk saja ceweknya banyak banget, nggak tau diri lo," ucap Fandi ke Leo.

" Idih, iri lo?"

" Sorry, ngapain iri gue juga punya penggemar tersendiri."

" Sudah-sudah, kenapa malah debat sih," ucap Eric melerai.

" Tapi btw di antara kita berlima kan sisa Vadi yang jomblo," ucap Leo.

" Katanya lo jomblo, kok cuman gue saja sih?" Tanya Vadi.

" Gue sama Fandi sudah nggak kehitung karena hitungan jam saja gue sudah bisa ganti status lagi."

" Sombong banget lo."

" Kenyataan bos, lo nggak niat Vad cari cewek juga? Eric setia sama Putri selama 2 tahun ini, dasar emang bucin si Eric, gue sama Fandi seperti yang gue katakan tadi gue mudah menemukan pasangan lagi dan Gema sudah ada si Laura jadi sisa lo, lo butuh di cariin?" Tawar Leo.

" Gue masih bisa cari sendiri?"

" Atau lo beneran nungguin si Naya ya?"

" Nggak juga, cuman belum mau saja pacaran."

" Gem, lo nggak niat ganti pacar? Noh banyak cewek," ucap Fandi menunjuk dengan dagu nya beberapa perempuan yang ada di cafe ini.

" Lo jangan komporin Gema untuk jadi Players juga, lo mau di cincang sama Laura?" Leo menimpali ucapan Fandi dan Fandi hanya cengengesan.

5 pria itu terus berbincang santai menikmati malam dan di temani live music dari cafe ini.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang