Menemukan

486 20 0
                                    

Meninggalkan ruang rawat Wildan, Gema berjalan cukup jauh dari lantai 3 hingga ia sampai di lantai 1. Ia keluar di taman rumah sakit dan duduk menyendiri di malam yang dingin, Gema menghirup udara dengan dalam lalu menghembuskannya. Hari ini cukup melelahkan bagi Gema, di sekolah pikirannya sudah di kacaukan oleh Aska apalagi Aska mengungkit tentang masa lalunya, kini anggotanya yang buat ia kepikiran juga karena mata-matanya belum menghubungi nya untuk kelanjutan kasus penyerangan Wildan dan kini Leo malah menambah satu beban pikiran lagi untuk Gema.

Gema tertunduk dengan menopang kepalanya dengan kedua tangannya lalu kembali menengadah, menyugar rambutnya dan tiba-tiba matanya menangkap Siluet seseorang yang ia kenal. Gema menatap kanan kiri mencari sesuatu hingga ia langsung memutuskan mengikuti orang yang familiar itu. Gema berjalan cukup cepat namun tanpa suara, ia sekarang tampak menjadi seorang penguntit. Orang itu menaiki Lift ke lantai 4 lalu Gema menaiki Lift yang lain menuju lantai 4 juga dan setelah orang itu keluar dari Lift di lantai 4, tak berselang lama Gema juga keluar dan terus mengikuti orang itu diam-diam hingga pada belokan Gema kehilangan jejak.

Gema kembali mencari ke kanan dan ke kiri orang itu namun tak ketemu juga hingga ia di kagetkan dengan seseorang yang berbicara dari arah belakangnya dan Gema refleks balik badan.

" Gema."

" Mbak Mira."

" Kamu ngapain di sini Gema, kamu ngikutin saya?"

" Saya jenguk teman saya, mbak sendiri?"

Mira hanya diam menatap Gema membuat Gema bingung hingga seseorang muncul di tengah mereka dengan seragam putih tak lupa Stetoskop yang mengalung di lehernya.

" Bagaimana Naya, sudah bisa kita Terapi lagi?"

Mira kaget dengan kemunculan seseorang namun Gema tak jauh kalah kaget di kala mendengar nama Naya. Mira refleks langsung menatap Gema kemudian menatap dokter Riko yang menunggu jawaban Mira.

" Bisa dok."

" Ya sudah, mari kita ke ruangan Naya."
Mira mengangguk lalu mempersilahkan Dokter Riko berjalan duluan.

" Mbak," panggil Gema pelan.

" Kalau kamu penasaran dan punya pertanyaan, kamu bisa tunggu saya di sini."

Setelah mengatakan itu, Mira pergi menyusul dokter Riko.

Gema pun akhirnya duduk di kursi tunggu dan hanya diam namun otaknya sedang menyimpan banyak pertanyaan.

Dokter Riko masuk ke dalam ruang rawat Naya bersama Mira namun Naya belum sadarkan diri juga.

" Dok, kenapa Naya belum sadar diri juga?" Tanya Mira saat dokter Riko sedang mengecek cairan infusan yang sudah mau habis itu yang berisi obat-obatan khusus Naya.

" Tidak usah khawatir, ini salah satu efek kerja dari Imunterapi bahkan Naya demam dan menggigil itu pun efek samping dari terapi yang Naya lakukan. Saya kan sebelumnya sudah menjelaskan beberapa efek yang akan timbul ketika Naya melakukan Terapi ini namun percaya lah ImunTerapi ini lebih sedikit efek sampingnya di banding mengobatan lainnya dan terapi ini juga sudah terbukti menyembuhkan beberapa penderita kanker karena ini merupakan varian baru dalam pengobatan kanker."

Mira hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter Riko.

" Jadi saya akan kembali menambah cairan baru untuk Naya karena selama di rawat di sini, Naya akan melakukan terapi melalui infusan.Nanti kalau sudah sadar baru melalui obat-obatan lagi agar bisa menekan penyebaran sel kanker nya."

Dokter Riko pun mulai menangani cairan infus Naya setelah salah satu perawat memberinya cairan itu. Setelah menyelesaikan semua keperluan Naya, dokter Riko pun pamit keluar.

Nayanika ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang