Pukul 18.30 Naya sudah rapi dengan pakaian yang sopan dan rambut hitamnya di biarkan terurai sepunggung. Ia sudah bersiap ke rumah Gema karena tadi sore bundanya Gema menelpon nya dan meminta Naya ke rumahnya nanti untuk makan malam karena ia kangen dengan Naya dan dengan senang hati Naya ingin datang karena cukup lama memang mereka berdua tidak bertemu. Setelah merasa semua sudah siap, Mira pun mengantar Naya menuju rumah Gema.
" Ingat ya Naya, jaga makan kamu," Mira memperingati Naya soal makanan.
" Iya mbak tapi kalau nggak ada yang bisa saya makan gimana?"
" Ya makan seadanya asal jangan kalap, mentang-mentang di rumah calon mertua mau ambil hati nya jadi kamu makan semuanya biar di sukai, ingat kesehatan lebih penting."
" Apa sih mbak Mira ini, jangan seperti itu Gema juga sudah punya pacar kok."
" Serius, sama siapa?"
" Laura, teman nya sendiri."
" Jadi kamu sudah kalah dan nyerah ini cerita nya?"
" Entahlah mbak, aku juga bingung. Kadang sudah mau mundur eh Gema nya kadang bikin Geer pas maju lagi dia nya malah jauh lagi."
" Kalau memang kamu berjodoh sama Gema, akan ada jalan kok yang membuat kalian bersama nantinya tidak peduli serumit apa jalan yang kamu tempu saat ini."
Naya hanya tersenyum lalu fokus menatap jalanan, di tengah perjalanan Mira singgah mengisi bensin di pertamina saat menunggu antrian, Naya melihat sosok yang ia kenal sedang mengantri bensi juga dan ia bersama seseorang yang pertama kali bersamana dulu saat Naya melihatnya. Itu pak Hendra, papa Gema sedang berdiri di samping mobilnya dan barusan seorang wanita menghampirinya lalu masuk ke dalam mobil pak Hendra, sepertinya dugaan Naya benar kalau Gema dan papa nya sudah tidak serumah dan orang lain tidak ada yang tau itu. Bahkan sepertinya papa nya sudah punya keluarga baru karena beberapa kali Naya ke rumah Gema, sosok pak Hendra tidak pernah muncul sekali pun.
Mobil pak Hendra jalan lebih dahulu kemudian baru mobil Naya dan Naya memikirkan bagaimana perasaan Gema saat ini. Diri nya saja yang masih lengkap orang tuanya tapi sering di tinggal pergi merasa hancur, bagaimana dengan Gema yang jelas-jelas sudah tak serumah dengan papa nya bahkan memiliki keluarga lain.
Tak terasa mobil Mira sudah terparkir di depan rumah Gema, Naya segera keluar sedangkan Mira sudah pergi. Naya mengetuk pintu rumah Gema dan tak lama keluar lah sosok wanita berusia 50 tahunan namun masih sangat cantik." Ah Naya, akhirnya kamu datang juga nak, ayo masuk," ucap Ratih yang langsung memeluk Naya untuk melepas kangen kemudian mengajak Naya langsung ke ruang keluarga.
" Bunda pikir kamu tidak jadi datang sayang."
" Jadi lah bund, apa sih yang enggak buat bunda."
" Ah jadi tersangjung deh. Oh iya Naya, bunda mau tanya dong, itu Gema tadi ngapain di sekolah kok pulang-pulang muka nya bonyok gitu?"
Naya meringis karena tidak tau mau bilang apa.
" Itu anak baru kali ini loh dia pulang dengan keadaan wajah yang jelek banget, dia berantem sama siapa? Gara-gara apa? Soalnya bunda tanyain, Gema cuman bilang masalah cowok bund tapi muka nya sampai memar-memar gitu."
" Iya kesalahpahaman kok bunda tapi sudah aman kok."
" Bener? Tapi tuh anak nggak mau di obatin, nggak tau tuh lagi ngapain di atas sana."
" Gengsi kali bund di obatin sama bunda."
Ratih hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya yang untuk pertama kalinya pulang dalam keadaan seperti itu dan Naya hanya diam karena Gema bertengkar bukan untuk pertama kalinya jadi memang selama ini Gema menutupi kelakuan nya sama bundanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika ( END )
Teen FictionBerawal dari seorang gadis cantik yang imut namun memiliki sorot mata yang tajam bernama Nayanika yang tiba-tiba menembak seorang pria di dalam mall yang entah ia kerasukan apa membuat ia jadi tontonan gratis dan berujung ia di tinggalkan begitu saj...